Perlawanan pondok pesantren Tebu Ireng terhadap politik Islam Hindia Belanda 1900-1942 / Ana Pancawagi - Repositori Universitas Negeri Malang

Perlawanan pondok pesantren Tebu Ireng terhadap politik Islam Hindia Belanda 1900-1942 / Ana Pancawagi

Pancawagi, Ana (2014) Perlawanan pondok pesantren Tebu Ireng terhadap politik Islam Hindia Belanda 1900-1942 / Ana Pancawagi. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pancawagi Ana. 2014. Perlawanan Pondok Pesantren Tebuireng terhadap Politik Islam Hindia Belanda 1900-1942. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. Abdul Latif Bustami Msi (2) Dra. Siti Malikhah Towaf. MA. Ph.D Kata Kunci Pesantren Tebuireng Politik Islam Hindia Belanda Politik Islam Hindia Belanda adalah politik yang dibuat untuk menyusun strategi Belanda guna melumpuhkan kekuatan umat Islam di Nusantara peletak dasar politik tersebut adalah Cristian Snouck Hurgronje yang berhasil menemukan seni memahami umat Islam pribumi melalui desertasinya yang berjudul Het Mekkaansche (Perayaan Mekkah). Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan latar belakang dan kebijakan Politik Islam Hindia Belanda (2) mendeskripsikan pokok-pokok kebijakan Politik Belanda terhadap Islam yang diterapkan di Hindia Belanda (3) mendeskripsikan perlawanan KH. Hasyim Asy ari dan perlawanan Pondok Pesantren Tebuireng terhadap Politik Islam Hindia Belanda (4) mengetahui dampak perlawanan Pondok Pesantren Tebuireng dalam bidang pendidikan politik dan kebudayaan serta implikasinya dalam pendidikan sejarah. 12288 12288 12288 12288 Metode penelitian ini dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah. Metode penelitian sejarah terdapat dari empat tahap yaitu (1) heuristik yaitu melalui pengumpulan sumber (primer maupun sekunder) (2) kritik (intern maupun ekstern) (3) interpretasi (analisis dan sintesis) serta (4) historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 12288 12288 12288 12288 (1) latar belakang dan kebijakan Politik Islam Hindia Belanda adalah Belanda merasa khawatir terhadap umat Islam yang dianggap memiliki kekuatan yang dapat merusak kelanggengan di daerah jajahan yang berpenduduk sebagian besar pribumi beragama Islam. Terdapat contoh perlawanan yang dipimpin oleh ulama salah satunya KH. Hasyim Asy ari. 12288 12288 12288 12288 (2) Pokok-pokok kebijakan Politik Belanda terhadap Islam di Hindia Belanda adalah 1. Kebijakan dalam Urusan Ibadah (Ubudiyah) dengan sikap Kolonial Belanda yang memberikan kebebasan kepada umat muslim dalam menjalankan ibadah 2. Kebijakan dalam Bidang Hubungan antara Manusia dengan Manusia Lain dalam Kehidupan Bermasyarakat (Muamalah) dengan sikap Kolonial Belanda Cristian Snouck Hurgronje berpendapat bahwa kalau anak-anak Islam diberi pendidikan Barat yang menjauhkan mereka dari agamnya maka mereka akan terlepas dari genggaman unsur-unsur Islam 3. Kebijakan dalam Bidang Politik dengan sikap Kolonial Belanda yang menyediakan pendidikan kesejahteraan dan perekonomian agar kaum pribumi mempercayai maksud baik Pemerintah Kolonial Belanda dan akhirnya rela dan diperintaholeh 12288 12288 12288 12288 (3) Perlawanan KH. Hasyim Asy ari perlawanan Pondok Pesantren Tebuireng terhadap Politik Islam Hindia Belanda adalah 1. Perlawanan KH. Hasyim Asy ari dalam Bidang Pendidikan berupa Pembangunan Pondok Pesantren Tebuireng di dekat Pabrik Gula Tjoekir 2. Perlawanan KH. Hasyim Asy ari dalam Bidang Politik berupa bersatunya umat Islam dari berbagai organisasi keagamaan dalam satu wadah yaitu Majelis Islam A la Indonesia (MIAI) dan KH. Hasyim Asy ari sebagai ketuanya. 3. Perlawanan KH. Hasyim Asy ari dalam bentuk Kebudayaan yaitu dengan mengeluarkan fatwa haram memakai atribut belanda seperti jas dasi dan celana. 12288 12288 (4) Dampak perlawanan Pondok Pesantren Tebuireng terhadap Politik Islam Hindia Belanda 1. Berdirinya Pendidikan Sekolah Desa Volkschool untuk laki-laki dan perempuan yang mana perempuan dan laki-laki mendapatkan pendidikan yang sama 2. Terbentuknya MIAI yang menjadikan otoritas ulama tampak diakui oleh kelompok muslim modern KH. Hasyim Asyari yang mewakili NU dipilih menjadi ketua badan legislatif organisasi tersebut 3. Dampak Perlawanan Pondok Pesantren Tebuireng dalam Bidang Kebudayaan berupa sikap para santri di zaman kolonial Belanda menggunakan sarung sebagai perlawanan simbolik terhadap budaya Barat yang dibawa kaum penjajah Kolonial Belanda Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya dapat membahas mengenai perkembangan serta eksistensi dari penerapan Politik Islam Hindia Belanda dalam bidang sosial keagamaan sehingga dapat dianalisis pengaruh dan eksistensi lembaga sosial keagamaan umat Islam sebab peran ulama dalam menentukan arah serta perkembangan dunia politik dan Islam khususnya dalam perwujudan dari partisipasi masyarakat untuk mencapai pembangunan nasional. Pihak-pihak yang memperoleh manfaat dari penelitian ini Bagi Masyarakat penulisan diharapkan dapat memberi tambahan wawasan terkait politik dan Islam serta pemahaman yang baik terhadap pemaknaan simbolik berupa sikap umat Islam yang anti terhadap budaya Barat oleh masyarakat khususnya umat Islam. Bagi Pemerintah Daerah Setempat dapat digunakan sebagai bahan referensi dan wacana mengenai eksistensi pesantren agar tetap bisa bertahan di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan bernegara yang telah mengalami krisis multidimensial.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: library UM
Date Deposited: 12 Aug 2014 04:29
Last Modified: 09 Sep 2014 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/54731

Actions (login required)

View Item View Item