Jemaat gereja kristen jawi wetan (GKJW) Tunjunegoro Lumajang (1965-1982) /Ismaul Fitro - Repositori Universitas Negeri Malang

Jemaat gereja kristen jawi wetan (GKJW) Tunjunegoro Lumajang (1965-1982) /Ismaul Fitro

Fitroh, Ismaul (2013) Jemaat gereja kristen jawi wetan (GKJW) Tunjunegoro Lumajang (1965-1982) /Ismaul Fitro. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata kunci Jemaat GKJW Tunjungrejo Lumajang. GKJW Tunjungrejo memiliki jemaat terbanyak diwilayah Lumajang karena Tunjungrejo merupakan desa Kristen. Desa Tunjungrejo sebagai desa Kristen ini terkait dengan awal mula desa Tunjungrejo yang disebut sebagai desa pertobatan. Jumlah penduduk yang mayoritas beragama Kristen ini meningkat setelah peristiwa G 30/S yang terjadi pada tahun 1965. Latar belakang inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang Jemaat GKJW Tunjungrejo Lumajang (1965-1982). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah latar belakang berdirinya GKJW Tunjungrejo (2) bagaimanakah perkembangan GKJW Tunjungrejo 1965-1982 (3) Bagaimanakah hubungan gereja dengan lingkungan dan dan peranannya dibidang pendidikan Dengan demikian maka tujuan penelitian mengenai Jemaat GKJW Tunjungrejo ini disesuaikan dengan rumusan masalah diatas yaitu (1) untuk mendiskripsikan latar belakang berdirinya GKJW di Tunjungrejo (2) untuk mendiskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJW di Tunjungrejo 1965-1982 (3) untuk mengetahui hubungan gereja dengan lingkungan dan peranannya dibidang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah terdiri dari 4 tahap yaitu (1) heuristik (2) kritik (3) Interpretasi (4) Historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdirinya GKJW dipelopori seorang mantan guru Injil dari Kertorejo dan pembuka hutan Tunjung Putih yang bernama Brontodiwirjo. Brontodiwirjo menyebarkan agama Kristen Protestan dan diangkat menjadi guru Injil di pedukuhan Tunjung Putih sehingga banyak orang-orang yang memeluk agama Kristen hal itu yang menyebabkan dibangunnya rumah ibadah yang layak untuk para Jemaat Tunjungrejo. Warga jemaat Tunjungrejo terus bertambah apalagi setelah terjadinya peristiwa G 30/S pada 1965 yang terkenal dengan istilah baptisan masal. Peningkatan jumlah jemaat ini tidak di imbangi dengan pelayanan gereja yang memadai sehingga jemaat kurang memahami iman Kristen. Dengan keadaan seperti itu memberikan dampak pada penurunan warga jemaat Tunjungrejo yang terjadi pada 1971. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat membahas mengenai perkembangan GKJW di wilayah Tunjungrejo Lumajang tahun 1932-1954. Batas temporal tahun 1932 karenaGKJW diakui oleh pemerintah Belanda yang menyebut persekutuan gerejawi dengan Oost Javaansche Kerk. Tahun 1954 GJW Tunjungrejo barulah memiliki pendeta yang pertama yaitu Pdt. Renggo.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 18 Feb 2013 04:29
Last Modified: 09 Sep 2013 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/54629

Actions (login required)

View Item View Item