Zubaidi, Muhammad Addib (2013) Sistem pendidikan dakwah pondok pesantren Nurul Haromain Pujon, Malang dan perkembangannya / Muhammad Addib Zubaidi. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kata kunci Sistem pendidikan dakwah pondok pesantren. Secara historis pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telah terbukti mampu mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan penting dalam membentuk religiusitas bangsa Indonesia. Perkembangan pesantren dengan beragam variasinya saat ini tetap diperhitungkan oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan alternatif. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang variasi pesantren untuk mengetahui persamaan ataupun perbedaan dari sekian banyak variasi pesantren. Penelitian juga untuk menemukan karakteristik/ciri khas suatu pesantren sebagai lembaga pendidikan yang menjadi kelebihan pesantren tertentu. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan beberapa hal yang mencakup (a) sejarah pondok pesantren dan profil pengasuh (b) sistem pendidikan pondok pesantren untuk mendeskripsikan karakteristik pendidikan pesantren (c) perkembangan sistem pendidikan pondok pesantren untuk mendeskripsikan sistem pendidikan secara komprehensif dan mengetahui klasifikasi pesantren (d) hasil penerapan sistem pendidikan pondok pesantren sebagai keberhasilan tujuan pendidikan pondok pesantren dan membedakan antara tujuan pendidikan pesantren satu dengan yang lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi pendidikan dan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus.Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode penelitian. Metode yang digunakan adalah wawancara pengamatan dan pemanfaatan dokumen. Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh empat simpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama PP. Nurul Haromain merupakan pondok pesantren kontemporer. Profil pengasuh yaitu KH. Muhammad Ihya Ulumuddin merupakan seorang kiai alumni Pondok Pesantren Langitan Tuban (tahun 1974 M) YAPI Bondowoso (1976 M) dan At-Tarbiyah As-Sayyid Muhammad Alawy Al-Maliki Makkah Arab Saudi (tahun 1980 M). Pengalaman pribadi merintis dakwah adalah (a) mengisi pengajian Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Keputran Kejambon Surabaya (b) menjadi salah seorang perintis dakwah di kampus-kampus negeri di Surabaya (c) mengisi pengajian bulanan di rumah H. Maki Madura (d) menjadi pengasuh PP. Nurul Haromain sejak tahun 1991 M. Kedua dalam sistem pendidikan dakwah PP. Nurul Haromain terdapat beberapa karakteristik atau ciri khusus yaitu (a) visi dan misi pendidikan mencetak kader-kader dakwah (b) meskipun menganut faham Sunni Ahlussunah wal Jama ah tidak menjadikan pondok pesantren condong atau terikat terhadap ii kelompok tertentu (c) santri mendapatkan pelajaran langsung dari kiai dan belajar bersama (mudzakarah) bukan dari ustadz (d) input pendidikan merupakan santri yang sudah mampu membaca kitab kuning/kitab gundul dengan baik (alumni pesantren) (e) interaksi pelaku pendidikan bersifat shuhbah (berkawan terbuka akrab dan saling mendukung) (f) kurikulum pendidikan berupa pengembangan keilmuan melalui ilmu Al-Qur an-Hadits dan praktik dakwah (g) sumber belajar menggunakan kitab-kitab tingkat tinggi (h) poses belajar-mengajar terdiri dari pembelajaran di dalam pondok dan di luar pondok (i) santri bebas biaya pendidikan (j) tersedia alat-alat pendidikan modern di pondok pesantren. Ketiga berdasarkan perkembangannya PP. Nurul Haromain dapat diklasifikasikan menurut variasi bentuk dan pola tertentu yaitu (a) variasi bentuk memiliki kecondongan terhadap tipe A (yaitu dimana para santri belajar dan bertempat tinggal di asrama lingkungan pondok pesantren dengan pengajaran yang berlangsung secara tradisional berupa sistem wetonan atau sorogan) dan pondok pesantren salaf (pondok pesantren yang di dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan) dan sistem klasikal (madrasah) salaf) (b) pola pesantren memiliki kecondongan terhadap pola I (pesantren telah memiliki pondok atau asrama yang disediakan para santri yang datang dari daerah lain) dan II (materi pelajaran yang dikemukakan bersumber dari kitab-kitab klasik. Metode penyampaian adalah wetonan dan sorogan tidak memakai sistem klasikal). Keempat hasil penerapan sistem pendidikan PP. Nurul Haromain berupa (a) alumni yang memiliki keilmuan tidak hanya bersifat teoritis tetapi praktis (b) alumni yang memiliki sikap tawasuth (tengah-tengah dan tidak ekstrim atau kaku) dalam menghadapi suatu masalah keagamaan (c) alumni adalah kader-kader da i. Dari kesimpulan hasil penelitian tersebut secara umum dapat disarankan bahwa pondok pesantren hendaknya mengembangkan pendidikannya sesuai dengan potensi dan ciri khas masing-masing sehingga menumbuhkan karakter setiap pondok pesantren. Sedangkan secara teoritik khususnya bagi peneliti selanjutnya yaitu sebelum meneliti tentang suatu pondok pesantren hendaknya mempunyai bekal pengetahuan yang cukup terhadap pondok pesantren salafiyah sebagai bentuk dasar/awal pondok pesantren sehingga dapat lebih mudah memahami fenomena-fenomena perkembangan pondok pesantren pada zaman sekarang.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 17 Jan 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/54621 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |