Kebijakan ordonansi guru dan pendidikan Islam di Jawa Timur 1905-1942 / Akhmad Fajar Ma'rufin - Repositori Universitas Negeri Malang

Kebijakan ordonansi guru dan pendidikan Islam di Jawa Timur 1905-1942 / Akhmad Fajar Ma'rufin

Ma'rufin, Akhmad Fajar (2011) Kebijakan ordonansi guru dan pendidikan Islam di Jawa Timur 1905-1942 / Akhmad Fajar Ma'rufin. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata kunci Ordonansi Guru Pendidikan Islam Jawa timur Penelitian ini didasari oleh beberapa hal mengenai pendidikan Islam masa Hindia Belanda. Penerapan Ordonansi Guru diharapkan dapat menekan timbulnya revivalis. Perubahan politik pada 1900 mempengaruhi arah kebijakan pemerintah Hindia Belanda terutama masalah agama. Kebijakan yang semula netral terhadap agama berubah hingga mendeskritkan salah satu agama. Adanya perlawanan dari umat Islam yang dipimpin haji atau guru agama pada abad XIX hingga XX menjadi alasan pemerintah Hindia Belanda memberlakukan kebijakan Ordonansi Guru. Kebijakan ini ini merupakan pengawasan terhadap pendidikan Islam terutama mengenai administrasinya revivalisme (kebangkitan) Islam yang kita ketahui sebelumnya Islam pernah berjaya sekitar abad XVI dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara seperti Aceh Demak Mataram Cirebon Banten dan sebagainya. Hal tersebut memiliki dampak tersendiri bagi pendidikan Islam terutama pesantren yang kelembagaannya saat itu non administratif dan pada abad XX perkembangannya meluas di Pulau Jawa terutama di wilayah Jawa Timur. Dampak Ordonansi Guru salah satunya yaitu nampak pada pondok pesantren di Jombang yaitu Tebuireng pengasuhnya yakni K.H Hasyim Asy ari sebelum melakukan pengajaran harus ijin terlebih dahulu terhadap bupati Surabaya hal tersebut tentunya mempersulit siar dari seorang guru agama dan pada akhirnya muncul penentangan terhadap Ordonansi Guru oleh organisasi NU yang berbasis di Jawa Timur. Berawal dari uraian diatas masih banyak hal yang dapat digali dan dikaji. Namun pokok tulisan ini diarahkan pada rumusan masalah sebagai berikut. Pertama Bagaimana Pendidikan Islam masa pemerintahan Hindia Belanda. Kedua Apa latar belakang perumusan Ordonansi Guru (1905-1942). Ketiga Bagaimana Dampak Ordonansi Guru bagi pendidikan Islam di Jawa Timur (1905-1942). Tulisan ini merupakan kajian historis maka metode yang digunakan adalah metode sejarah. Metode sejarah meliputi beberapa langkah pemilihan topik heuristik kritik interpretasi dan historiografi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Disamping itu melalui wawancara dan mencermati tradisi lisan yang berkembang dikalangan pondok pesantren kekurangan sumber tertulis bisa diatasi. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa (1) Pendidikan Islam di Jawa pada abad XIX hingga XX yakni pesantren mengalami perkembangan yang pesat khususnya di wilayah Jawa Timur. Meski berada diatas tekanan dan pengawasan pemerintah Hindia Belanda banyak pesantren besar yang lahir pada abad XX seperti pesantren Tebuireng Pesantren Tambak Beras dan Pesantren Gontor dan sebagainya (2) Latar belakang diberlakukannya Ordonansi Guru yaitu akibat banyak timbulnya perlawanan berbasis tarekat yang dipimpin oleh Haji dan guru agama pada abad XIX hingga abad XX. Ordonansi guru 1905 mewajibkan guru agama meminta izin kepada bupati sebelum mengajar dan diubah pada 1925 (3) Ordonansi Guru memiliki dampak terhadap guru agama dan pesantren. Kebebasan guru agama dalam siar agama menjadi terhambat sedangkan bagi pesantren ordonansi ini tidak mudah dijalankan karena pesantren memiliki kelemahan dalam hal administrasi namun hal ini berdampak positif terhadap perbaikan administrasi pondok pesantren di Jawa Timur yang dipelopori oleh Tebuireng dengan dibentuknya sistem madrasah atau klasikal. Berlakunya Ordonansi Guru menimbulkan reaksi agar peraturan ini dihapuskan. Penentangan ini muncul dari organisasi Islam seperti SI Muhammadiyah dan NU. Khusus di Jawa Timur reaksi penentangan yang dilakukan oleh NU yang notabene anggotanya adalah orang-orang dari kalangan pesantren di Jawa Timur. Jadi dapat dikaitkan bahwa pondok pesantren di Jawa Timur juga ikut menentang Ordonansi Guru ini. Berdasarkan penelitian ini terdapat beberapa saran (1) Berkenaan dengan pendidikan Islam yakni pesantren diharapkan mampu bertahan dan eksis di era modern ini serta terus membenahi kekurangan terutama pada aspek administrasi. Walaupun kini sudah cukup baik namun tetap perlu adanya inovasi dan kedisplinan dalam menegakkannya.(2) Di harapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini terutama yang berkaitan dengan pendidikan Islam yakni pesantren. Banyak ruang kosong mengenai Ordonansi Guru yang masih dapat dikaji lebih lanjut dengan diadakannya penelitian yang lebih fokus pada pondok pesantren tertentu. Sekiranya penelitian tersebut berguna khususnya bagi pengembangan pesantren dimasa-masa mendatang.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: library UM
Date Deposited: 07 Sep 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/54546

Actions (login required)

View Item View Item