Unsur lokal dalam pemerintahan Kesultanan Bima masa Sultan Abi'l Khair Sirajuddin (1640-1682 M) / Imam Yuliadi - Repositori Universitas Negeri Malang

Unsur lokal dalam pemerintahan Kesultanan Bima masa Sultan Abi'l Khair Sirajuddin (1640-1682 M) / Imam Yuliadi

Yuliadi, Imam (2011) Unsur lokal dalam pemerintahan Kesultanan Bima masa Sultan Abi'l Khair Sirajuddin (1640-1682 M) / Imam Yuliadi. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci Unsur Lokal Konsep Kekuasaan Kesultanan Bima Sultan Abi l Khair Sirajudin Kesultanan Bima sebagai salah satu kerajaan Islam di Nusantara abad XV merupakan pusat penyebaran Islam di wilayah Nusa Tenggara. Sebelum menjadi kesultanan Bima merupakan Kerajaaan Hindu sehingga dalam hal pemerintahan Kerajaan Bima telah mengalami 2 kali perkembangan yang terjadi karena masuknya dua budaya besar yaitu Hindu dan Islam. Namun sebagai sebuah etnis yang mengalami perkembangan pesat pada abad ke XVI di bawah Sultan Abi l Khair Sirajuddin tentunya masyarakat Bima memiliki suatu kearifan lokal dalam hal pemerintahan yang menjadi samar dengan masuknya kedua budaya besar tersebut (budaya Hindu dan Islam) Tujuan dari penelitian adalah (1) Menjelaskan konsepsi pemerintahan dalam perspektif lokal (2) Menjelaskan proses peralihan sistem pemerintahan di Bima dan terbentuknya Kesultanan Bima (3) Menjelaskan bentuk unsur lokal dalam struktur pemerintahan di Bima masa Sultan Abi l Khair Sirajuddin (1640-1682 M). Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan antropologi dan bersifat deskriptif analisis. Mulai dari pemilihan topik heuristik kritik interpretasi hingga historiografi. Terkait dengan pendekatan antropologi peneliti menggunakan teori makro-mikro kosmos untuk memberikan analisis terhadap konsep kekuasaan di Bima yang merupakan bagian dari unsur lokal yang dimaksud oleh penulis. Pendekatan antopologis juga digunakan untuk melihat pengaruh unsur lokal tersebut pada perkembangan sistem pemerintahan di Bima pada masa kerajaan hingga masa kesultanan. Hasil penelitian ini adalah (1) konsep kekuasaan lokal yang terdapat di Bima adalah konsep makro dan mickro kosmos berupa kesakralan para raja yang dianggap sebagai keturunan para Dewa dan kesakralan arah mata angin pada para Ncuhi sebagai ketua adat sekaligus penguasa 5 wilayah di Bima (wilayah barat timur utara selatan dan tengah). (2) sekitar tahun 1620 M Kerajaan Hindu Bima berubah menjadi Kesultanan Islam setelah beberapa kali perang perebutan kekuasaan dalam keluarga kerajaan antara Sultan Abdul Kahir (Sultan I) dengan pamannya Salisi Mantau Asi Peka. (3) Pada masa Sultan Abi l Khair Sirajuddin (Sultan II) konsep pemerintahan sebelum Islam berusaha dipertahankan dan disesuaikan dengan konsep Islam sehingga terbentuklah konsep kekuasaan baru yang disebut dengan Dwi Sila yaitu bentuk perpaduan antara hukum Adat dan hukum Islam. Dalam Dwi Sila tersebut konsep sangaji yang tetap dipertahankan namun disesuaikan dengan kepercayaan Islam sedangkan konsep ncuhi menjadi terbatas pada tingkat desa sehingga fungsi ritual dan kekuasaannya terbatas di wilayahnya.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: library UM
Date Deposited: 24 Aug 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/54541

Actions (login required)

View Item View Item