Sukmawati, Dian (2010) Tradisi tama lamong dalam upacara khitan pada masyarakat bangsawan Samawa Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat / Dian Sukmawati. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Sukmawati Dian. 2008. Tradisi Tama Lamong dalam Upacara Khitan pada Masyarakat Bangsawan Samawa di Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa. Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Irawan M. Hum dan (II) Drs. Nur Hadi M. Pd M. Si. Kata Kunci Tradisi Tama Lamong upacara khitan perubahan. Tradisi Tama Lamong adalah tradisi yang hanya dilakukan oleh seorang wanita yang akan memasuki usia remaja. Tama Lamong dapat bertahan dalam kehidupan masyarakat karena tradisi ini masih dianggap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat tersebut. Perkembangan dalam kehidupan suatu masyarakat pasti akan mengalami perubahan-perubahan termasuk dalam pelaksanaan tradisi Tama Lamong dari bentuk sebelumnya sehingga diperlukan adanya suatu pelestarian dari generasi penerusnya. Agar lebih mengenal tradisi Tama Lamong ini maka salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan dokumentasi berupa kajian ilmiah mengenai keberadaan tradisi tersebut. Penelitian ini berusaha menjawab beberapa masalah yang meliputi 1) Bagaimana asal mula tradisi Tama Lamong dalam upacara khitan pada masyarakat bangsawan Samawa di Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa 2) Bagaimanakah perubahan-perubahan yang terjadi pada tradisi Tama Lamong dalam upacara khitan pada masyarakat bangsawan Samawa di Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa 3) Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam tradisi Tama Lamong pada upacara khitan pada masyarakat bangsawan Samawa di Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa 4) Bagaimanakah kelangsungan tradisi Tama Lamong pada kehidupan masyarakat bangsawan Samawa di Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa 5) Bagimanakah makna pendidikan dari tradisi Tama Lamong pada generasi muda di Kecamatan Sumbawa Kabupaten Sumbawa. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis perubahan yang terjadi dalam tradisi Tama Lamong serta mendeskripsikan dan menganalisis kelangsungan dan makna pendidikan dalam tradisi Tama Lamong di tengah-tengah kehidupan masyarakat Kecamatan Sumbawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang telah dilakukan sejak di lapangan. Hasil dari analisis interaktif kemudian direduksi untuk diperoleh gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan. Selain analisis interaktif digunakan juga komparasi data dengan tujuan membandingkan kasus Tama Lamong yang satu dengan kasus Tama Lamong yang lainnya sehingga ditemukan perubahan dalam tradisi tersebut. Terakhir data diinterpretasi dengan teori perubahan kebudayaan. Dari sini dapat disimpulkan tentang perubahan yang terkandung dalam tradisi Tama Lamong sehingga tradisi ini tetap dipertahankan. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data temuan dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi dan teknik ketekunan pengamatan. Penelitian ini memperoleh hasil yaitu 1) Asal mula tradisi Tama Lamong adalah bermula dari kebiasaan menggunakan lamong pene bagi seorang wanita Sumbawa khususnya di Kecamatan Sumbawa yang akan memasuki usia remaja. Wanita yang melaksanakan tradisi Tama Lamong haruslah dari golongan bangsawan dan tau sanak (golongan merdeka). Guna menghindari malapetaka yang dapat menimpa individu yang bersangkutan maka dilaksanakanlah tradisi Tama Lamong. Hal ini dapat dilihat dalam prosesi Tama Lamong yang dalam tahapannya seperti barodak dan maning suci berguna untuk menolak bala berupa penyakit seperti kesikal (kesurupan) yang dapat menimpa wanita tersebut. 2) Dalam perkembangannya tradisi ini mulai mengalami perubahan yang disebabkan oleh adanya perubahan ide pada masyarakat bangsawan Samawa yang mulai menitikberatkan pada pola fikir praktis ekonomis. Namun perubahan yang terjadi dalam Tama Lamong hanya terlihat pada permukaannya atau kulitnya saja sedangkan makna dan tujuan dari upacara ini masih tetap dipertahankan artinya masih ada masyarakat yang tetap melaksanakan tradisi ini karena menganggap tradisi ini masih diperlukan dan berguna dalam kelangsungan hidup masyarakat tersebut. 3) Adapun beberapa faktor yang mendorong perubahan dalam pelaksanaan upacara Tama Lamong antara lain faktor ekonomi yang menyebabkan tradisi ini mulai disederhanakan dengan menggabungkannya dalam upacara-upacara lain terutama dalam upacara khitan. Selain itu kemajuan teknologi juga membawa perubahan dalam peralatan yang digunakan dalam upacara Tama Lamong yang tidak lagi menggunakan peralatan tradisional melainkan telah diganti dengan peralatan modern. Hal ini dikarenakan pola fikir masyarakat Sumbawa yang lebih mementingkan kepraktisan dari peralatan tersebut. faktor pendidikan dan agama dalam hal ini Agama Islam juga membawa dampak perubahan sehingga tradisi ini mulai jarang dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. 4) Tradisi Tama Lamong yang mulai jarang dilakukan menyebabkan masyarakat Sumbawa mulai mengenal adanya tradisi rebuya (mencari) agar dilaksanakan upacara Tama Lamong. 5) Wanita yang telah melakukan upacara Tama Lamong maka memiliki kewajiban untuk menjaga harkat dan martabatnya sebagai wanita dengan selalu mengikuti segala adat istiadat dalam masyarakatnya. Adat istiadat ini dapat dipelajari dengan mengikutsertakan wanita tersebut dalam berbagai upacara adat seperti menjadi ina odak (orang yang mengurus segala keperluan upacara) dan ina saneng (pendamping kedua mempelai) dalam upacara perkawinan. Tradisi Tama Lamong mulai mengalami kepunahan oleh sebab itulah diharapkan kepada pemerintah setempat dan budayawan Sumbawa untuk lebih memperhatikan keberadaan upacara Tama Lamong. Perhatian ini dapat berupa motivasi atau fasilitas upacara agar masyarakat tetap melaksanakan upacara Tama Lamong seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya sehingga generasi muda khususnya yang berada di Kecamatan Sumbawa tetap mengenal dan mengetahui keberadaan tradisi Tama Lamong.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 28 Jan 2010 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2010 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/54456 |
Actions (login required)
View Item |