Tragedi berdarah di Sumbermalang Kabupaten Situbondo tahun 1965-1966 / Wahyu Candra Marfianto - Repositori Universitas Negeri Malang

Tragedi berdarah di Sumbermalang Kabupaten Situbondo tahun 1965-1966 / Wahyu Candra Marfianto

Marfianto, Wahyu Candra (2010) Tragedi berdarah di Sumbermalang Kabupaten Situbondo tahun 1965-1966 / Wahyu Candra Marfianto. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Marfianto Ahmad Maulidi. 2008. Tragedi Berdarah Di Sumbermalang Kabupaten Situbondo Tahun 1965-1966. Skripsi Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Hariyono M.Pd (II) Najib Jauhari S.Pd M.Hum. Kata Kunci Tragedi Berdarah PKI NU Penelitian tentang tragedi yang terjadi di tahun 1965-1966 di Sumbermalang Kabupaten Situbondo dilandasi oleh ketertarikan peneliti akan kondisi Indonesia di tahun 1965-1966. Berdasarkan beberapa buku yang dibaca oleh penulis (misalnya Palu Arit di ladang Tebu Sejarah Pembantaian massal yang terlupakan (1965-1966) tulisan Hermawan Sulistyo terbitan tahun 2003) didapat satu kesimpulan bahwa konflik yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965- 1966 adalah imbas dari ketegangan mental dan fisik antara golongan agama dengan komunis. Tulisan Hermawan ini mengambil objek penelitian di daerah Jombang dan Kediri. Ketegangan politik di daerah tersebut telah dirasakan jauh sebelum G 30 S terjadi. Terinspirasi oleh tulisan-tulisan tersebut penulis melakukan penelitian dengan tema sejenis dengan memilih objek penelitian di daerah Sumbermalang Kabupaten Situbondo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah kondisi sosial masyarakat Sumbermalang menjelang tahun 1965 (2) Bagaimanakah perkembangan politik di Sumbermalang sampai tahun 1965 (3) Bagaimanakah proses terjadinya tragedi berdarah di Sumbermalang Kabupaten Situbondo tahun 1965-1966 . Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat Sumbermalang menjelang tahun 1965 (2) Mendeskripsikan perkembangan politik Sumbermalang sampai tahun 1965 (3) Mendeskripsikan dan menjelaskan proses terjadinya tragedi berdarah di Sumbermalang Kabupaten Situbondo tahun 1965-1966. Metode historis deskriptif dengan pendekatan kualitatif digunakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Dengan metode ini peneliti dapat merekonstruksi kejadian masa lampau secara sistematis objektif melalui cara mengumpulkan data menguasai sumber data menganalisis dan menginterpretasikan data serta mensintesakan data yang diperoleh. Data diperoleh dengan cara studi lapangan melalui observasi wawancara dan dokumentasi. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer yang diperoleh dari informan arsip foto-foto dan sumber data sekunder dari data tertulis yang diperoleh dari buku artikel dan laporan hasil penelitian. Teori yang digunakan oleh peneliti untuk membedah permasalahan yang ada adalah teori Amok yang telah digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu seperti Hermawan Sulistyo dan Robert Cribb. Teori Amok menjelaskan bahwa massacre yang terjadi setelah Gerakan 30 September (G 30 S) tahun 1965 merupakan dampak dari konflik-konflik yang terjadi antara kaum PKI dan non- PKI. Selain menggunakan teori Amok teori-teori lain banyak bermunculan ketika peneliti berada di lapangan salah satunya adalah Teori Aliran. Teori ini muncul ketika peneliti menguraikan tentang peta politik di Sumbermalang sebelum 1965. Kecenderungan yang ada di Sumbermalang adalah kaum santri menjadi anggota NU dan muslim non-santri menjadi anggota PKI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suasana menjelang tahun 1965 diwarnai dengan intimidasi-intimidasi oleh PKI terhadap golongan non-PKI . Suasana ini menimbulkan rasa kebencian yang mendalam terhadap PKI oleh golongan non-PKI. Rasa kebencian ini tumpah-ruah setelah penculikan dan pembunuhan para jenderal di Jakarta. Kejadian ini kemudian dijadikan bahan untuk mem-provokasi masyarakat. Pembantaian terjadi dimana-mana. Di Sumbermalang sedikitnya 130 orang terbunuh di bulan-bulan awal setelah G 30 S meletus dan ratusan lainnya ditangkap. Suasana ini mereda setelah pimpinan NU cabang Sumbermalang mengeluarkan kebijakan yang melarang anggotanya untuk membunuh. Selain itu penelitian ini berujung pada suatu kesimpulan yaitu pembantaian yang terjadi disebabkan beberapa faktor pemicu yaitu suasana intimidasi oleh kaum komunis terhadap kaum non-komunis sebelum 30 September 1965 terjadinya penculikan para jenderal di Jakarta publikasi yang berlebihan tentang kondisi jasad para jenderal dan provokasi dari pihak Angkatan Darat dengan cara langsung turun ke daerah-daerah untuk memberi penjelasan tentang peristiwa G 30 S. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan terjadinya tragedi berdarah tahun 1965-1966. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar proses rehabilitasi dan rekonsiliasi perlu diadakan secepat mungkin sehingga perlakuan yang kurang wajar terhadap para korban G 30 S dapat segera berakhir dan terakhir penulis menyarankan agar diadakan penelitian lebih lanjut tentang tragedi berdarah tahun 1965-1966 di Indoenesia.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 10 Feb 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/54445

Actions (login required)

View Item View Item