Anggraeni, Aisyah Wiradhina (2015) Kebiasaan nongkrong remaja di Jalan Soekarno Hatta Kota Malang ditinjau dari motivasi dan tingkat kognisi moral Kohlberg / Aisyah Wiradhina Anggraeni. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Anggraeni Aisyah Wiradhina. 2015. Kebiasaan Nongkrong Remaja di Jalan Soekarno Hatta Kota Malang Ditinjau dari Motivasi dan Tingkat Kognisi Moral Kohlberg. Skripsi Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Suwarno Winarno (II) Drs. Suparman A.W. SH M.Hum. Kata Kunci motivasi nongkrong perkembangan kognisi moral. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada kehidupan remaja remaja gemar untuk berkelompok. Dalam berkelompok remaja merasa nyaman untuk memilih teman yang sebaya. Keluarga yang dahulu sebagai fungsi rekreasi sekarang telah berubah. Remaja pada saat ini lebih gemar untuk mencari hiburan diluar keluarga termasuk mencari hiburan dengan jalan nongkrong. Ketika terdapat kecocokan antara teman yang nongkrong hal tersebut menimbulkan keinginan remaja untuk selalu nongkrong. Keinginan untuk selalu nongkrong tersebut menimbulkan nongkrong menjadi kebiasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan kognitisi moral Lawrence Kohlberg remaja yang nongkrong yang diketahui dari beberapa rumusan masalah diantaranya yaitu dilihat dari latar historis budaya nongkrong motif remaja untuk nongkrong topik pembicaraan ketika nongkrong dan tingkat perkembangan kognisi moral remaja yang nongkrong menurut teori Lawrence Kohlberg. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Subyek yang diteliti pada penelitian ini menggunakan sepuluh remaja dan satu remaja diwawancara untuk memberikan informasi seputar komunitas nongkrong. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara secara mendalam observasi partisipasi moderat dan pengambilan foto. Data dianalisis dengan teknik reduksi data (data reduction) penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing atau verification). Asal mula kebiasaan nongkrong antara remaja satu dengan yang lainnya berbeda. Rata-rata asal mula nongkrong sehingga menjadi kebiasaan bagi para remaja yaitu karena para remaja tersebut sudah gemar untuk nongkrong yang dilakukan sejak lama. Terdapat remaja nongkrong yang memulai nongkrong sejak remaja tersebut masuk ke jenjang perkuliahan sejak SMK (Sekolah Menengah Kejuruhan) sejak duduk dibangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) terdapat juga remaja yang mengawali nongkrong sejak remaja tersebut masih SD (Sekolah Dasar) bahkan memulai nongkrong sejak TK (Taman Kanak-kanak). Selain itu juga terdapat remaja yang mempunyai asal usul kebiasaan nongkrong yang diawali dari mengikuti klub maupun komunitas. Selain asal mula yang dimulai dari jenjang yang berbeda juga berawal dari sebab yang berbeda sehingga asal mula nongkrong menjadi suatu kebiasaan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu melalui ajakan teman keinginan diri sendiri dan terdapat juga dari ajakan orang tua. Kegemaran nongkrong remaja dipengaruhi oleh beberapa motif. Motif yang mendorong remaja untuk nongkrong secara garis besar terdapat tiga motif yaitu motif berkumpul atau berkelompok motif refreshing dan motif karena dalam nongkrong terdapat hal yang positif. Topik pembicaraan yang diperbincangkan oleh remaja yaitu meliputi seputar hobi (billiard sepak bola dunia motor dan mendaki gunung) kondisi yang saat ini terjadi (Politik Ekonomi dan Sosial) kuliah (tugas dan skripsi) dan seputar pergaulan remaja (seputar cewek dan seputar teman). Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat remaja yang mencapai perkembangan kognisi moral Lawrence Kohlberg pada tingkat prakonvensional konvensional dan pascakonvensional (otonom). Terdapat dua remaja yang mencapai tingkat prakonvensional dimana satu remaja berada pada tingkat prakonvensional tahap satu dan yang satu lagi berada pada tahap prakonvensional pada tahap dua terdapat empat remaja yang berada pada tingkat konvensional dimana satu remaja berada pada tingkat konvensional tahap tiga dan tiga remaja yang berada pada tahap konvensional tahap empat dan terdapat empat remaja yang berada pada tingkat pasca konvensional atau disebut juga tahap otonom diantaranya yaitu terdapat dua remaja yang berada pada tingkat otonom tahap lima dan dua remaja berada pada tingkat otonom tahap enam. Saran bagi remaja yang gemar nongkrong bahwa dengan adanya penelitian ini diharapkan tetap membawa nongkrong kearah yang positif sedangkan saran bagi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) diharapkan jurusan dapat menyarankan untuk memperluas cakupan lokasi penelitian bagi peneliti selanjutnya saran bagi Polres Malang yang mempunyai program untuk menghapuskan geng motor supaya lebih mensosialisasikan program tersebut secara intensif dan bagi peneliti selanjutnya supaya lebih meneliti secara mendalam lagi memperluas lokasi penelitian dan supaya tidak hanya meneliti nongkrong yang positif saja tetapi juga nongkrong yang negatif.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 10 Jun 2015 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2015 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/51912 |
Actions (login required)
View Item |