Febrianto, Pratama (2013) Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang / Pratama Febrianto. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Febrianto Pratama. 2013. Nilai-nilai Pancasila yang Terkandung dalam Kesenian Kuda Lumping Paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Skripsi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. Suwarno Winarno (II) Rusdianto Umar S.H. M.Hum. Kata kunci Nilai-Nilai Pancasila Kesenian Kuda Lumping Paguyuban Turonggo Sejati. Kesenian Kuda Lumping merupakan salah satu budaya peninggalan nenek moyang masyarakat jawa dalam bentuk kesenian tradisional yang didalamnya dipengaruhi oleh unsur-unsur Islam sebagai akibat dari akulturasi kebudayaan. Kesenian ini juga merupakan perpaduan antara musik nyanyian serta gerak tari yang enerjik dan biasanya dikuti dengan hal-hal aneh yaitu kesurupan atau ndadi (trance) sebagai akhir dari proses penampilan tari kuda lumping. Paguyuban Turonggo Sejati merupakan salah satu dari sekian banyak kelompok kesenian kuda lumping yang ada. Paguyuban ini terletak di Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Yang mana dengan keberadaannya didaerah ini masih kental akan kebudayaan Jawa. Paguyuban ini masih tetap eksis hingga saat ini. Oleh karena itu akan menarik bila dikaji lebih dalam bagaimana pertumbuhan dan berkembangnya kesenian kuda lumping ini serta nilai nilai pancasila yang ada dibalik kesenian kuda lumping paguyuban turonggo sejati. Dan untuk lebih mendalami kesenian Kuda Lumping maka perlu untuk memahami asal-usul dan unsur-unsur yang terdapat dalam kesenian Kuda Lumping tersebut. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui (1) latar historis perkembangan kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang (2) tata cara pementasan dalam ritual / upacara kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang (3) makna dalam tata cara dan gerakan tarian yang terdapat dalam Kesenian Kuda Lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang (4) nilai-nilai pancasila yang terkandung dalam tata cara dan gerakan tari kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang (5) Prospek perkembangan kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik pengamatan (observasi) wawancara (interview) dan dokumentasi. Dipilihnya paguyuban Turonggo Sejati yang terletak di desa Ngingit karena daerah ini masih kental akan kebudayaan jawa. Paguyuban ini masih tetap eksis hingga saat ini. Hasil temuan dari penelitian ini adalah yang pertama Latar historis perkembangan kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang bermula dari keinginan sang pendiri yaitu Bapak Juari (Alm) untuk menyatukan serta menguatkan persaudaraan warga masyarakat Desa Ngingit Kecamatan Tumpang melalui kesenian Kuda Lumping serta ingin melestarikan kesenian Kuda Lumping maka didirikanlah Rukun Karya Indah yang lima tahun kemudian berganti nama menjadi Turonggo Sejati sebuah nama yang dianggap memiliki makna lebih khusus dan bertujuan untuk menyatukan persaudaraan masyarakat tidak hanya dilingkungan Desa Ngingit saja namun seluruh Kabupaten Malang dengan kesenian Kuda Lumping yang menghibur. Kedua Tata cara pementasan dalam ritual / upacara kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang ada 6 tahap yaitu sesajen sulukan kembangan kalap perpisahan dan ludrukan. Ketiga Makna dalam tata cara dan gerakan tarian pada kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang adalah sebagai berikut Sesajen dimaksudkan untuk mengingat para leluhur yang telah tiada. Kembangan menggambarkan karakter dari simbol kuda serta atribut yang dikenakan yaitu simbol kuda yang dibuat dari anyaman bambu yang memiliki makna dalam kehidupan manusia ada kalannya sedih susah dan senang. Prosesi kalap memiliki makna yang ingin disampaikan kepada penonton yaitu mengingatkan manusia bahwa di dunia ini ada dua macam alam kehidupan alam kehidupan nyata. Selanjutnya adalah prosesi perpisahan yang memiliki makna dengan berakhirnya acara tersebut maka tidak ada makhluk halus yang tetap mengikuti anak wayang ataupun penonton yang ada disana. Terakhir yaitu ludrukan merupakan alunan perpisahan yang dimaksudkan untuk memberikan refleksi dan membuat suasana rileks kepada para penonton. Selain tata cara yang telah dijabarkan diatas terdapat gerakan pokok dalam kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang yaitu tarian senterewe gerakan pokok tari caplokan dan gerakan pokok tari celengan. Keempat Nilai-nilai pancasila yang terkandung dalam tata cara dan gerakan tari kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang yaitu nilai religius dalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa nilai sosial dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab nilai estetika dalam sila Persatuan Indonesia nilai vital dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan serta nilai hiburan dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dan kelima Prospek perkembangan dari kesenian kuda lumping paguyuban Turonggo Sejati Desa Ngingit Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang akan semakin meningkat karena terus dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pemain dan alat musik pengiring untuk menjaga kepercayaan pelanggan serta penonton. Saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini yaitu bagi jurusan perlunya menambah bahan pustaka tentang kesenian kuda lumping untuk menambah kajian perkuliahan yang berhubungan dengan kesenian daerah dan nilai-nilai pancasila dalam suatu kebudayaan lokal. Bagi peneliti perlu lebih memperdalam pengetahuan tentang nilai-nilai pancasila dalam suatu kesenian tidak hanya kesenian kuda lumping namun juga kesenian lainnya. Bagi paguyuban Turonggo Sejati perlu adanya regenerasi personil penetapan sekretariat publikasi melalui internet dan penambahan tim campur sari.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 31 Dec 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/51772 |
Actions (login required)
View Item |