Primantoro, Alfian Dwi (2013) Implementasi pendidikan karakter bangsa dengan Learning To Life (LTOL) melalui personal wellbeing di SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy) / Alfian Dwi Primantoro. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Primantoro Alfian Dwi.2013. Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Dengan Learning to Live (LtoL) Melalui Personal Wellbeing Di SMAN 10 Malang. Skripsi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dra. Sri Untari M.Si. (II) Rusdianto Umar SH M.Hum Kata Kunci Pendidikan karakter Bangsa Kegiatan Personal Wellbeing Bangsa Indonesia butuh mengembangkan karakter manusia dan Bangsa Indonesia yang dimiliki sebelumnya maka upaya yang dilakukan adalah melalui pendidikan. Karena di Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Dan menumbuhkan pendidikan karakter Di sinilah pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never ending process) sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (Continuous quality improvement) yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan Program. (2) mendeskripsikan Implementasi. (3) mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa. (4) mendeskripsikan evaluasi. (5) mendeskripsikan Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat. (6) mendeskripsikan upaya mengatasi hambatan dalam Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa dengan Learning to Live (LtoL) melalui Personal Wellbeing di SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif ini didasarkan bahwa peneliti ingin memahami gambaran Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa dengan Learning To Live (LToL) melalui Personal Wellbeing di SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy). Sumber data primer yang dijadikan informan oleh peneliti adalah hasil observasi kegiatan Personal Wellbeing di SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy) wawancara mendalam dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy) Waka Kesiswaan SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy) Koordinator Learning To Live (LToL) SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy) para pelatih Personal Wellbeing dan beberapa siswa SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) Personal Wellbeing merupakan program yang ditekankan pada kesehatan fisik mental dan sosial (kepribadian hidup sehat) dengan cara melakukan kegiatan olah raga. Program Personal Wellbeing terdiri dari Pencak Silat Taekwondo karate basket voly futsal. (2) Kegiatan Personal Wellbeing di SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy) dilaksanakan pada hari Selasa Kamis dan Sabtu yang mulai pukul 15.45 sampai 17.15 WIB. Siswa tidak hanya mementingkan sisi intelektualitas akan tetapi juga ingin membantu para siswa untuk menggali dan mengembangkan potensi berupa keterampilan dalam olah raga. Untuk menggali dan mengembangkan potensi para siswa dalam bidang olah raga maka sarana yang paling tepat adalah dalam bentuk kegiatan Personal Wellbeing. (3) Nilai nilai pendidikan karakter yang sedikit berbeda antara Personal Wellbeing satu dengan Personal Wellbeing yang lainnya tetapi mempunyai banyak kesamaan karena berkaitan dengan olah raga antara lain kerja keras kerja sama disiplin jujur percaya diri sportifitas tanggung jawab kekeluargaan. (4) Evaluasi atau penialian perlu dilakuakan untuk mengetahui hasil dan perkembangan peserta didik dari hasil belajar di SMA Negeri 10 Malang (Sampoerna Academy). (5) Faktor pendukungnya yaitu dari faktor siswa banyak prestasi dalam bidang olah raga yang haus akan prestasi. Faktor sarana prasarana adanya asrama untuk menampung siswa dalam menjalankan aktivitasnya disekolah selain itu adanya perlengkapan alat dan tempat di masing-masing Personal Wellbeing. Faktor penghambat yaitu faktor individu siswa setiap siswa banyak yang ikut kegiatan sehingga banyak jadwal yang bentrok. Faktor pelatih yang banyak meninggalkan tugasnya karena sudah mendapatkan pekerjaan tetap dan kurangnya pemahaman pelatih tentang pendidikan karakter.(6) Upaya mengatasi hambatan. Faktor siswa dengan kesadaran siswa sendiri dalam memilih kegiatan di setiap Personal Wellbeing maupun selain Personal Wellbeing dan mana yang menjadi prioritas utama. Faktor pelatih cara mengatasinya maka pihak sekolah untuk mengganti pelatih lain jika pelatih sudah tidak melatih dengan alasan sudah bekerja tetap instansi lain pihak sekolah melalui koordinator Learning to Live (LtoL) mencari pengganti pelatih disalah satu kegiatan Personal Wellbeing. Berdasarkan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka ada beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan implementasi pendidikan karakter pada kegiatan Personal Wellbeing. (1) Perlu adanya penambahan bidang dalam Personal Wellbeing mengenai olah pikir misalnya bidang Catur. (2) Siswa harus memilih kegiatan yang ada di SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy) sesuai bakat dan minatnya selain itu lebih diprioritaskan pada pilihan yang utama. (3) Pihak sekolah harus merubah ulang jadwal kegiatan yang ada di SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy) agar tidak berbenturan
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 31 Dec 2013 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2013 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/51756 |
Actions (login required)
View Item |