Nilai-nilai moral pada upacara perkawinan adat walagara masyarakat suku Tengger di Desa Jetak Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo / Sri Wakhyuningsih - Repositori Universitas Negeri Malang

Nilai-nilai moral pada upacara perkawinan adat walagara masyarakat suku Tengger di Desa Jetak Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo / Sri Wakhyuningsih

Sri Wakhyuningsih (2009) Nilai-nilai moral pada upacara perkawinan adat walagara masyarakat suku Tengger di Desa Jetak Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo / Sri Wakhyuningsih. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Walagara merupakan suatu proses perkawinan adat masyarakat Tangger yang dianggap sebagai akad nikah cara adat antara seorang pria dan wanita yang bersifat unik dan khas. Adanya akad nikah cara adat ini bertujuan agar perkawinan kedua mempelai diketahui oleh umum dan juga Sang Mbaurekso desa. Perkawinan dianggap sah apabila telah melalui upacara ini. Dalam upacara perkawinan adat Walagara terdapat nilai-nilai moral yang sangat kuat dipegang teguh oleh masyarakat Tengger di Desa Jetak Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo sampai saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan keyakinan yang melandasi upacara perkawinan adat Walagara pelaksanaan upacara perkawinan adat Walagara makna dan nilai moral yang terkandung dalam pelaksanaan upacara terssebut. Jenis penelitian ini adalah etnografi sedangkan pendekatan penelitiannya adalah kualitatif deskriptif. Yaitu berusaha memperoleh informasi deskriptif melalui data yang dikumpulkan. Penelitian ini dilakukan di Desa Jetak pada bulan April sampai Juni 2007. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan pola interaktif. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunkan teknik perpanjangan keikutsertaan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keyakinan yang melandasi upacara perkawinan adat Walagara adalah keyakinan adanya roh dalam setiap raga manusia mendasari perilaku religi pada masyarakat Jetak dalam ritual yang berkaitan dengan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Keyakinan adanya roh leluhur nenek moyang dan roh Sang Mbaurekso desa yang masih melekat pada masyarakat desa Jetak mempengaruhi pada ritual upacara perkawinan adat Walagara. Pelaksanaan upacara perkawinan adat Walagara terdiri atas tiga tahap yaitu tahap persiapan meliputi pemilihan jodoh dan perhitungan hari menggunakan kalender Tengger yang berpatokan pada kalender Hindhu tahap pelaksanaan meliputi pasrah manten temu manten jopo mantra pemberkahan dan sembahan pangkon atau peturon pengantin nduliti dan tahap penutu yang disebut prosesi banten kayoban agung. Makna yang terkandung dalam pelaksanaan upacara perkawinan adat Walagara antara lain (1) Tahap persiapan yaitu perhitungan hari mengandung makna bahwa dalam melaksanakan upacara perkawinan adat Walagara memerlukan perencanaan yang matang. (2) Tahap pelaksanaan yang terdiri dari japa mantra mengandung makna mengundang roh-roh nenek moyang roh leluhur dan roh penjaga desa. Pemberkahan dan sembahan mengandung makna penyucian perilaku mempelai sebelum menikah. Sembahan mengandung makna penghormatan pada leluhur. Pangkon atau peturon pengantin (kamar Pengantin) mengandung makna bahwa peturon pengantin merupakan tempat suami memberikan nafkah batin pada istri. Agar tidak diganggu roh jahat dan juga dapat menghasilkan keturunan yang baik tempat tersebut harus dibacakan mantra dan diberikan sesaji. Nduliti mengandung makna permohoan restu pada semua orang yang hadir orang tua kerabat serta makhluk halus. (3) Tahap penutup banten kayoban mengandung makna wujud ikatan batin keluarga antara pihak laki-laki dan perempuan dan kedua mempelai sah menjadi pasangan suami isteri. Sedangkan nilai moral yang terkandung adalah nilai moral yang berkaitan dengan Ketuhanan nilai moral sosial dan nilai moral individual. Dari hasil penelitian yang dilakukan saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut (1) Kurang dikenalnya upacara perkawinan adat Walagara oleh masyarakat luas baik di Indonesia maupun manca negara oleh karena itu diharapkan kepada generasi muda Tengger khususnya di Desa Jetak agar meningkatkan kepedulian terhadap budaya daerahnya serta mempertahankan budaya yang telah diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang. (2) Pemerintah daerah perlu membuat suatu kebijakan khusus yang dapat menunjang penyelenggaraan upacara perkawinan adat Walagara. Selain itu perlu adanya kerja sama antara Dinas Pariwisata dengan pelaku budaya di Desa Jetak guna melestarikan upacara perkawinan adat Walagara yang di dalamnya terkandung nilai-nilai moral yang kuat. (3) Diharapkan akan ada penelitian yang lebih lanjut yang akan lebih menyempurnakan hasil penelitian ini.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 10 Jun 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/51381

Actions (login required)

View Item View Item