Problematika warga belajar dalam mengikuti pembelajaran program keaksaraan fungsional di desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang / Nimas Ella Citra Wardhani - Repositori Universitas Negeri Malang

Problematika warga belajar dalam mengikuti pembelajaran program keaksaraan fungsional di desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang / Nimas Ella Citra Wardhani

Wardhani, Nimas Ella Citra (2010) Problematika warga belajar dalam mengikuti pembelajaran program keaksaraan fungsional di desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang / Nimas Ella Citra Wardhani. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Ella Nimas. CW. 2009.Problematika Warga Belajar Dalam Mengikuti Pembelajaran Keaksaraan Fungsional Di Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1)Dr. Endang Sri Redjeki M.S (2) Drs.Lasi Purwito M.S Kata Kunci Problematika Pembelajaran Keaksaraan Fungsional Program keaksaraan fungsional merupakan salah satu program layanan pendidikan luar sekolah yang berfungsi membekali sebagian warga masyarakat yang menyandang Tributa (buta aksara dan angka buta bahasa Indonesia dan buta pengetahuan dasar). Program ini dilaksanakan dengan metode calistung yaitu proses belajar membaca menulis dan berhitung berbahasa Indonesia serta terintergrasi dengan program pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang pembelajarannya dikaitkan dengan kebutuhan dan kondisi sehari-hari warga belajar. Adapun tujuan keaksaraan fungsional yaitu melalui kemampuan dan keterampilan tersebut warga belajar tersebut diharapkan dapat menggunakannya dalam (1) memecahkan masalah kehidupannya sendiri dan kehidupan masyarakat sekitar (2) membuka jalan untuk mencari atau mendapatkan sumber-sumber kehidupannya (3) melaksanakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan efisien (4) mengunjungi dan belajar pada lembaga yang dibutuhkan (5) menggali mempelajari pengetahuan keterampilan dan sikap atau pembaharuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara dokumentasi dan obeservasi. Analisis data yang dilakukan adalah Reduksi data Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi. Sumber informasi penelitian ini adalah tutor dan warga belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat problematika belajar pada kondisi psikologis yaitu kemampuan warga belajar dalam memahami materi saat tutor menerangkan dengan intonasi cepat. Kondisi fisik warga belajar yaitu tubuh yang sakit dan kondisi badan yang kurang fit terhadap konsentrasi belajar. Kondisi lingkungan belajar yaitu belajar dengan tidak adanya meja dan kursi. Kondisi lingkungan sosial belajar yaitu tidak bisanya tutor menyatu dengan warga akhirnya pembelajarannya banyak mengalami kegagalan. Saran dari peneliti ini adalah diharapkan untuk mengatasi problematika kondisi psikologis (a) Untuk mengurangi tingkat kelupaan peserta belajar hendaknya seorang tutor perlu mengulangi pelajaran yang sebelumnya lima belas menit sampai dua puluh menit baru dilanjutkan ke materi berikutnya dan harus sering bertanya atau mengetes ingatan warga terhadap materi yang baru saja disampaikan (b) Agar peserta belajar lebih memahami dan mengerti saat tutor menyampaikan materi maka kontrol suara dan intonasi sangat diperlukan dalam membelajarkan peserta. Karena kecepatan untuk menangkap atau memahami suatu penjelasan informasi peserta yang belum terpelajar lambat dibanding dengan mereka yang terpelajar. Sehingga keruntutan dan intonasi yang tepat akan memudahkan peserta untuk memahami materi yang disampaikan. Untuk mengatasi problamatika kondisi fisik yaitu Agar pembelajaran yang dilakukan tutor bisa lebih berhasil hendaknya seorang tutor tidak memaksakan kehendaknya atau warga belajar harus mengikuti semua anjuran tutor. Tetapi tutor harus lebih cenderung menghargai pendapat dan hak warga belajar. Sehingga warga belajar melakukan kegiatan belajar tanpa ada rasa tekanan batin. Untuk mengatasi Kondisi lingkungan belajar yaitu hendaknya pemerintah atau lembaga pemerintah setempat menjalin kerjasama yang bagus dengan perangkat desa setempat. Karena dengan kerjasama yang bagus ini kemungkinan besar seperti kurangnya perlengkapan belajar bagi warga diantaranya bisa saling berkoordinasi dan melengkapi. Karena tidak mungkin bagi ibu-ibu warga belajar bisa melengkapi sendiri kurangnya sarana belajar seperti meja kursi ataupun papan. Tutor dan peserta belajar akan melaksanakan kegiatan belajar sesuai apa adanya yang apabila barang tersebut tidak tersedia akan menghambat kenyamanan belajar. Dan untuk mengatasi problematika kondisi lingkungan sosial belajar yaitu keluwesan dan kebijaksanaan seorang pebelajar masyarakat yang belum berpendidikan mutlak diperlukan. Jika pada hari biasa kegiatan belajar tidak bisa dilakukan karena ada suatu hal yang tidak bisa ditunda maka tutor perlu mencari hari lain yang waktu hari dan jamnya antara peserta dan tutor sendiri dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) > S1 Pendidikan Luar Sekolah
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 12 Mar 2010 04:29
Last Modified: 09 Sep 2010 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/4786

Actions (login required)

View Item View Item