Prayogo, Bela (2018) Kuat cabut sambungan glued in rod sejajar serat dengan variasi jarak batang baja ke tepi luar bambu petung laminasi / Bela Prayogo. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
v ABSTRAK Prayogo Bela. 2018. Kuat Cabut Sambungan Glued In Rod Sejajar Serat dengan Variasi Jarak Batang Baja ke Tepi Luar Bambu Petung Laminasi. Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Karyadi M.P. M.T. (II) Dr. Nindyawati S.T. M.T. Kata Kunci Bambu Petung Laminasi Jarak Tepi Kuat Cabut Sambungan Glued in Rod Sejajar Serat Tipe Kerusakan Pemanfaatan bambu petung yang dibuat laminasi merupakan salah satu alternatif yang dapat menggantikan fungsi kayu dari segi fisik mekanik maupun kuantitasnya dibidang konstruksi bangunan. Penggunaan bambu petung laminasi sebagai material struktur bangunan akan membutuhkan penyambungan. Salah satu jenis sambungan yang dikembangkan pada material kayu adalah sambungan Glued in Rod (GiRod). Beberapa parameter yang mempengaruhi kekuatan GiRod diantaranya adalah jenis batang baja yang digunakan (diameter jenis panjang penyaluran dan bentuk permukaan) jenis perekat dan jarak batang baja terhadap sisi tepi spesimen. Berdasarkan beberapa parameter tersebut peneliti akan melakukan penelitian terhadap salah satu parameter yaitu jarak tepi batang baja ke tepi luar pada bambu laminasi. Kekuatan GiRod dapat diketahui dengan cara melakukan uji kuat cabut (pull-out). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jarak minimum batang baja dari tepi luar bambu laminasi sebelum mengalami penurunan kekuatan dan untuk mencegah kerusakan retak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai rujukan untuk mendesain sambungan GiRod pada bambu laminasi. Penelitian ini menggunakan bilah bambu petung dengan arah sejajar serat yang sudah diawetkan menggunakan boraks (Na2B4O2) dan asam borat (H3BO3) dengan konsentrasi 1%. Perekatan bilah bambu petung menggunakan jenis perekat UF (Urea Formaldehyde) sebanyak 268 gram/m2 dan diberi tekanan kempa 2 MPa hingga menghasilkan bambu laminasi dengan dimensi 100 x 100 x 100 mm. Bambu laminasi tersebut kemudian dilubangi sebesar diameter batang baja yang digunakan yaitu 10 mm ditambah dengan ketebalan lem epoksi 4 mm dan dengan kedalaman 40 mm. Pemberian lubang pada setiap variasi benda uji dengan jarak 1d 1 5d 2d 2 5d 3d 3 5d 4d 4 5d dengan 5 replika benda uji pada setiap variasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bambu petung laminasi mempunyai kadar air 15 56% dan berat jenis 0 687 gram/cm3 dengan variasi jarak tepi batang baja ke tepi luar bambu laminasi terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan sambungan GiRod dalam menahan beban. Jarak minimum batang baja dari tepi luar bambu laminasi sebelum mengalami penurunan kekuatan cabut pada sambungan GiRod bambu laminasi adalah saat batang baja berada pada jarak 3d. Kerusakan pada benda uji meliputi kerusakan retak pada bambu laminasi (splitting failure) yang terjadi saat batang baja berada pada jarak kurang dari 2d. Sedangkan pada variasi jarak batang baja lebih dari sama dengan 2d benda uji mengalami kerusakan tercabutnya batang baja beserta permukaan bambu yang menempel pada sekeliling lem perekat epoksi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Fakultas Teknik (FT) > Departemen Teknik Sipil (TS) > S1 Teknik Sipil |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 23 Aug 2018 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2018 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/45473 |
Actions (login required)
View Item |