Analisa ekonomi pada usaha mikro kuliner di wisata belanja tugu kota Malang / Reni Mayasari - Repositori Universitas Negeri Malang

Analisa ekonomi pada usaha mikro kuliner di wisata belanja tugu kota Malang / Reni Mayasari

Mayasari, Reni (2011) Analisa ekonomi pada usaha mikro kuliner di wisata belanja tugu kota Malang / Reni Mayasari. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata kunci Analisis ekonomi usaha mikro kuliner wisata belanja tugu Kota Malang. Pada masa krisis UMKM telah memperlihatkan ketangguhan dalam menghadapi gejolak ekonomi makro skala usaha tersebut bahkan mampu tumbuh dengan tingkat yang cukup signifikan. Salah satunya sektor UMKM yang memiliki potensi yaitu UMKM sektor usaha kuliner. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi dan peranan UMKM sektor industri makanan dan minuman dalam menyerap tenaga kerja serta memiliki nilai output dan nilai tambah yang tinggi. (Dinas Koperasi dan UKM 2009). Seperti halnya usaha mikro kuliner yang ada di Kota Malang terdapat di Wisata Belanja Tugu. Selain menjual barang kebutuhan pokok Wisata Belanja Tugu merupakan suatu tempat/wadah berkumpul para pelaku usaha mikro kuliner yang menjual beraneka ragam kuliner yang sangat diminati oleh pengunjung. Berdasarkan pernyataan anggota IPWBT Wisata Belanja Tugu Kota Malang adalah suatu obyek wisata yang mampu menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 120.000.000 - (seratus dua puluh juta rupiah) setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi serta menganalisis aspek-aspek ekonomi pada usaha mikro kuliner di Wisata Belanja Tugu Kota Malang. Serta untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi serta bagaimana cara yang ditempuh pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya. Dalam pengembangan usaha diperlukan peran dari beberapa pihak serperti pemerintah Ikatan Pedagang Wisata Belanja Tugu (IPWBT) dan lembaga keuangan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif metode penelitian naratif. Data penelitian yang berupa paparan keabsahan dalam bentuk dokumentasi lapangan di Wisata Belanja Tugu Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi wawancara serta dokumen. Informan dalam pengumpulan data berasal dari data primer yang berasal dari hasil wawancara dengan pelaku usaha mikro kuliner Dinas Kebudayaan Pariwisata Dinas Koperasi UKM serta IPWBT. Selain itu diperkuat dengan adanya data sekunder berupa dokumen yang menunjang penelitian. Untuk menjaga keabsahan data dilakukan kegiatan triangulasi data. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap analisis sebelum di lapangan dan analisis selama di lapangan (reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan/verivikasi). Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. Pertama masalah aspek permodalan pada usaha mikro kuliner yaitu menggunakan modal milik pribadi. Karena usaha mikro termasuk sektor informal yang tidak mempunyai legalitas usaha yang dapat digunakan untuk jaminan. Kedua masalah aspek investasi mengenai dana yang digunakan untuk modal yang digunakan dalam kegiatan usaha. Ketiga mengenai aspek produksi yaitu dari 4 usaha mikro kuliner yang dijadikan subjek penelitian terdapat 2 usaha mikro kuliner yang memanfaatkan jasa tenaga kerja dari luar sedangkan 2 usaha mikro kuliner lainnya hanya menggunakan tenaga kerja berasal dari anggota keluarga. Pemanfaatan teknologi dalam kegiatan produksi usaha mikro sangat sederhana. Keempat masalah aspek sumberdaya ekonomi (input) yang digunakan yaitu pemanfaatan sumberdaya alam melalui penggunaan tempat usaha (jalan raya) dalam kegiatan operasionalnya. Selain itu memanfaatkan sumberdaya manusia yaitu bakat dalam bidang kewirausahaan. Serta memanfaatkan sumberdaya modal yaitu peralatan maupun mesin. Kelima masalah hasil kegiatan produksi (output) mengenai jenis barang yang diproduksi diharapkan disukai masyarakat secara umum. Keenam masalah penawaran (suplly) yaitu pelaku usaha mikro kuliner kurang memiliki strategi penawaran yang tepat hanya sebatas penawaran dari mulut ke mulut kartu nama serta banner saja (metode klasik). Ketujuh masalah aspek perkreditan dalam usaha mikro yaitu tidak menerima tawaran kredit karena tidak memiliki jaminan kredit selain itu karena ketidakpastian keuntungan yang diperoleh untuk dapat membayar cicilan kredit. Kedelapan masalah aspek pasar yaitu mengenai kalangan konsumen yang membeli yaitu dari berbagai kalangan menyukainya. Permasalahan yang dihadapi usaha mikro kuliner sangat beragam antara lain mengenai sulitnya mencari tenaga keja yang serius dalam bekerja sulitnya mencari lahan yang digunakan untuk membuka cabang serta masih menyewa mesin produksi. Pengembangan usaha mikro kuliner yaitu dalam hal pemanfaatan tenaga kerja yang maksimal yang berasal dari luar anggota keluarga inovasi proses (perbaikan pelayanan mengutamakan rasa) inovasi produk (tambahan produk yang beragam) menyempurnakan sistem kemitraan yang telah berjalan menjaga kerbersihan serta menggunakan bahan baku yang berkualitas.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) > Departemen Ekonomi Pembangunan (EKP) > S1 Ekonomi dan Studi Pembangunan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 05 Oct 2011 04:29
Last Modified: 09 Sep 2011 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/41340

Actions (login required)

View Item View Item