Budaya sekolah pada komunitas anak jalanan (studi kasus di SD Negeri 2 Sukorejo Kota Blitar) / Adip Rahmawanto - Repositori Universitas Negeri Malang

Budaya sekolah pada komunitas anak jalanan (studi kasus di SD Negeri 2 Sukorejo Kota Blitar) / Adip Rahmawanto

Rahmawanto, Adip (2014) Budaya sekolah pada komunitas anak jalanan (studi kasus di SD Negeri 2 Sukorejo Kota Blitar) / Adip Rahmawanto. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Rahmawanto Adip. 2014. Budaya Sekolah pada Komunitas Anak Jalanan (Studi Kasus di SD Negeri 2 Sukorejo Kota Blitar). Skripsi Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Dosen Pembimbing (I) Prof. Dr. H. Hendyat Soetopo M.Pd (II) Dra. Djum Djum Noor Benty M.Pd. Kata kunci budaya sekolah komunitas anak jalanan Budaya merupakan tingkah laku yang menggambarkan identitas suatu masyarakat. Budaya dalam masyarakat dapat menjadi karakteristik dari masyarakat tersebut.Sekolah termasuk salah satu instansi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan merupakan salah satu fungsi untuk mewariskan budaya masyarakat kepada peserta didik. Budaya sekolah juga merupakan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari namun konteksnya dalam ranah sekolah. Keberadaan budaya sekolah sangat penting karena budaya sekolah berperan dalam mengatur semua kegiatan yang ada di sekolah sesuai dengan rambu-rambu dan nilai yang dimiliki. Semua warga sekolah harus patuh pada nilai-nilai yang ada di sekolah dengan cara mewujudkan melalui kebiasaan perilaku sehari-hari. Hal ini akan memudahkan dalam memahami budaya sekolah sehingga akan memudahkan warga sekolah dalam membangun komitmen dan motivasi untuk selalu menjadi sekolah yang lebih baik. Budaya sekolah harus dilakukan secara berkelanjutan konsisten serta pengarahan yang intens dari guru supaya kebiasaan-kebiasaan yang baik tertanam dalam diri peserta didik. Fokus penelitian yang dikaji dalam penelitian anak jalanan ini meliputi (1) latar belakang kehidupan keluarga peserta didikanak jalanan di SD Negeri 2 Sukorejo Kota Blitar (2) teknik transformasi budaya sekolah anak jalanan di SD Negeri 2 Sukorejo Kota Blitar (3) implementasi budaya sekolah anak jalanan di SD Negeri 2 Sukorejo Kota Blitar. Implementasi budaya sekolah meliputi perencanaan transformasi budaya sekolah pelaksanaan transformasi budaya sekolah pengawasan dan evaluasi transformasi budaya sekolah faktor penunjang transformasi budaya sekolah faktor penghambat transformasi budaya sekolah dan upaya mengatasi faktor penghambat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Di dalam penelitian ini instrumen utamanya adalah manusia sehingga kehadiran peneliti di lapangan dalam melaksanakan penelitian ini sangat diwajibkan dan diutamakan demi kelancaran serta keabsahan dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang relevan guna menjawab fokus penelitian menggunakan tiga teknik yaitu wawancara observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh selama melakukan penelitian dianalisis dengan langkah-langkah yaitu reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedankan pengecekan keabsahan data dilakukan dengan pengecekan keanggotaan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan diperoleh delapan kesimpulan sebagai berikut. (1) Latar belakang keluarga peserta didik hidup pada lingkungan masyarakat yang kurang mampu dalam segi ekonomi.Selain itu lingkungan di sekitar sekolah dan rumah peserta didik juga termasuk dalam lingkungan yang kurang baik sehingga juga kurang baik dalam upaya membantu pembentukan budaya sekolah (2) Teknik transformasi budaya sekolah yang diterapkanadalah kegiatan upacara bendera ekstra pramuka outbound kehadiran tepat waktu berjabat tangan sebelum masuk kelas tidakbolos sekolah sholat berjama ah berprilaku sopan tutur kata yang baik jum at bersih melatih kejujuran dengan adanya kantin kejujuran tanggung jawab dengan pemberian PR jum at amal berdo a sebelum belajar sebelum dan sesudah makan makan sambil duduk mengucapkan salam membuang sampah pada tempatnya berpakaian rapi (3) Perencanaan transformasi budaya sekolah dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru. Kepala sekolah guru dan pihak terkait lainnya melakukan koordinasi dalam pelaksanaan transformasi budaya sekolah (4) Pelaksanaan transformasi budaya sekolah dilakukan dengan cara membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan yang positif di antaranya adalah melakukan sholat berjamaah berdoa sebelum belajar berdoa sebelum makan mengucapkan salam berpakaian yang rapi dan bersikap sopan dan santun (5) Pengawasan dan evaluasi transformasi budaya sekolah merupakan tanggung jawab penuh dari kepala sekolah. Namun dalam pelaksanaannya semua guru berperan dalam pengawasan ini sehingga kepala sekolah dapat menganalisis kebutuhan peserta didik. (6) Faktor penunjang transformasi budaya sekolah adalah semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh pendidik dalam membina peserta didik sarana dan prasarana yang digunakan dalam transformasi budaya sekolah dan dari dalam diri peserta didik itu sendiri yang berupa semangat dan motivasi untuk berubah menjadi lebih baik (7) Faktor penghambat transformasi budaya sekolah yaitu kurannya dukungan dan motivasi dari orang tua untuk mendampingi anak belajar di rumah faktor lingkungan yang kurangbaik dalam perkembangan peserta didik dan kurangnya fasilitas yang digunakan untuk proses pembelajaran di kelas dan (8) Upaya mengatasi faktor penghambat dalam transformasi budaya sekolah adalah melakukan koordinasi dengan orang tua peserta didik tentang pentingnya tranformasi budaya sekolah. Pihak sekolah berupaya segera melengkapi fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik. Berdasarkan kesimpulan maka diberikan saran bagi (1) Kepala sekolah melanjutkan dan meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak luar seperti lembaga sosial Pinus kepolisian dinas kesehatan dan dinas kebersihan (2) Guru memberikan pelayanan yang terbaik dengan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan. Home visit juga perlu dijadikan kegiatan rutin setiap dua minggu sekali atau satu bulan sekali (3) Peserta didik melaksanakan budaya sekolah yang telah diajarkan oleh Bapak/Ibu Guru (4) Orang tua peserta didik melakukan koordinasi yang baik dengan sekolah untuk mengawasi peserta didik pada saat di rumah (5) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberikan dukungan baik moral maupun materi yang nantinya digunakan untuk pelaksanaan transformasi budaya sekolah (6) Ketua Jurusan AP menambahkan reverensi buku di perpustakaan Jurusan AP (7) Peneliti lain menghasilkan penemuan yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang berbeda agar dapat memperoleh hasil penelitian yang sempurna.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S1 Administrasi Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 21 May 2014 04:29
Last Modified: 09 Sep 2014 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/3998

Actions (login required)

View Item View Item