Cahyani, Mery (2025) Tradisi Bale Suji di Desa Patas Kabupaten Buleleng dan implementasinya dalam pendidikan formal di MAN Buleleng / Mery Cahyani</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Tradisi Bale Suji merupakan salah satu tradisi di Desa Patas Kabupaten Buleleng yang masih dijalankan hingga saaat ini. Tradisi tersebut merupakan tradisi menghias sejumlah telur yang telah direbus batang pohon pisang dan bahan sebagai tempat telur dengan beragam hiasan dan bentuk yang kemudian diarak keliling kampung dan diletakkan di selasar masjid. Tradisi tersebut merupakan salah satu jenis kebudayaan yang dilaksanakan setiap tahun tepatnya pada bulan kelahiran Nabi Muhammad atau biasa dikenal dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi Bale Suji tidak hanya berkaitan dengan arsitektur Bale Suji tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti ritual keagamaan kesenian dan sosial budaya. Setiap elemen dari Bale Suji mulai dari bentuk Bale Suji bahan yang digunakan hingga ornamen dan dekorasi memiliki makna simbolis yang mendalam. Makna-makna simbolis ini mencerminkan nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Desa Patas seperti nilai religius-spiritual nilai saling berbagi nilai gotong-royong nilai kebersamaan nilai estetika serta nilai pendidikan. Oleh karena itu Bale Suji sebagai salah satu manifestasi kearifan lokal perlu mendapat perhatian dari seluruh masyarakat. Untuk itu topik penelitian ini adalah makna simbolis dan nilai kearifan lokal tradisi Bale Suji di Desa Patas Kabupaten Buleleng dan implementasinya dalam pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Buleleng. Adapun tujuan penelitian ini yaitu Pertama menganalisis makna simbolis tradisi Bale Suji di Desa Patas. Kedua mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal tradisi Bale Suji di Desa Patas. Ketiga mendeskripsikan implementasi tradisi Bale Suji dalam pendidikan formal di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Buleleng. Data dalam penelitian ini adalah simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi Bale Suji foto dokumentasi dan hasil wawancara kepada narasumber. Sumber data penelitian ini adalah Bale Suji para narasumber yang bertempat tinggal di Desa Patas. Adapun narasumber yang diwawancarai adalah tokoh masyarakat sesepuh yang memiliki pengetahuan mendalam terkait tradisi Bale Suji dan guru untuk menggali data terkait implementasi Bale Suji di sekolah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara yaitu observasi lapangan wawancara dan studi dokumentasi. Teknik rekam dan catat adalah teknik lanjutan yang digunakan dalam metode wawancara. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan sumber data yang berkaitan dengan simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi Bale Suji. Pada penelitian ini data dianalisis berdasarkan tiga alur yaitu (1) reduksi data (2) penyajian data dan (3) penarikan simpulan. Pengecekan keabsahan data digunakan triangulasi sumber data. Penelitian ini menghasilkan temuan tentang makna simbolis Bale Suji nilai kearifan lokal tradisi Bale Suji dan implementasinya dalam pendidikan di MAN Buleleng. Makna simbolis yang ditemukan meliputi (1) makna simbolis telur (2) makna simbolis gedebong atau batang pohon pisang (3) makna simbolis jajan tradisional sokok (4) makna simbolis hiasan dan bentuk Bale Suji (5) makna simbolis kelungah atau buah kelapa muda dan (6) makna simbolis uang logam. Nilai kearifan yang ditemukan meliputi (1) nilai religius (2) nilai estetika dan (3) nilai sosial. Implementasi dalam pendidikan formaldi MAN Buleleng ditemukan hasil yang meliputi (1) implementasi Bale Suji dalam kegiatan P5 dan (2) dampak implementasi tradisi Bale Suji. Adapun hasil pada penelitian ini adalah makna simbolis simbol telur pada Bale Suji dimaknai sebagai simbol spiritual dan kelahiran. Simbol pohon pisang pada Bale Suji dimaknai sebagai kehidupan yang berkelanjutan dan kemakmuran hidup. Simbol jajanan tradisional sokok dimaknai sebagai makna persatuan dan kekuatan serta kesucian dan kebersihan. Simbol hiasan dan bentuk Bale Suji dimaknai sebagai makna kebahagiaan dan kegembiraan. Simbol kelungah atau buah kelapa muda dimaknai sebagai makna kesucian. Adapun simbol uang koin dalam prosesi mejurag dimaknani sebagai ungkapan syukur dan perjuangan serta kerja keras. Nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi Bale Suji terlihat dari nilai religius nilai estetika dan nilai sosial. Nilai religius yang ditemukan dalam konteks ini yaitu ritual keagamaan ungkapan syukur kepada Tuhan. Nilai estetika yang ditemukan dalam tradisi ini yaitu dekoratif desain dan performatif. Nilai sosial dalam tradisi ini menekankan pada kerja sama saling menguatkan persaudaraan melestarikan kegiatan gotong-royong merawat toleransi dan saling berbagi. Mengimplementasikan kearifan lokal tradisi Bale Suji MAN Buleleng telah mengintegrasikan tradisi Bale Suji dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Masing-masing kelas membuat dan menghias Bale Suji secara mandiri kreatif dan bergotong-royong yang kemudian dinilai sebagai ajang perlombaan antarkelas. Adapun dampak yang dihasilkan melalui implementasi tersebut yaitu menguatkan karakter peserta didik melestarikan kearifan lokal Bale Suji dan mencintai budaya lokal Bali.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 25 Aug 2025 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2025 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/390827 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |