Tata kelola dan perlakuan akuntansi untuk aset bersejarah di Candi Bajang Ratu Trowulan Mojokerto / Nienieng Koewara - Repositori Universitas Negeri Malang

Tata kelola dan perlakuan akuntansi untuk aset bersejarah di Candi Bajang Ratu Trowulan Mojokerto / Nienieng Koewara

Koewara, Nienieng (2017) Tata kelola dan perlakuan akuntansi untuk aset bersejarah di Candi Bajang Ratu Trowulan Mojokerto / Nienieng Koewara. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Koewara Nienieng. 2017. Tata Kelola dan Perlakuan Akuntansi untuk Aset Bersejarah di Candi Bajang Ratu Trowulan Mojokerto. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing Dr. Sri Pujiningsih S.E. M.Si. Ak. Kata Kunci Tata Kelola Akuntansi Aset Bersejarah CaLK Candi Bajang Ratu BPCB Disparpora Mojokerto. Aset bersejarah merupakan benda cagar budaya yang dikelola dan dilindungi oleh pemerintah agar keberadaannya tetap terjaga. Pemerintah menjadikan benda cagar budaya sebagai tempat wisata sejarah sebagai salah satu proses pelestarian. Tata kelola pemerintah yang baik dapat dilihat dari adanya penarikan retribusi pemeliharaan perlakuan akuntansi perumusan tujuan pengawasan dan lain sebagainya. Penelitian ini dilakukan di Candi Bajang Ratu yang terletak di Trowulan Mojokerto. Candi Bajang Ratu dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori Good Governance yang bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana Dinas terkait memahami tata kelola Candi Bajang Ratu sebagai aset bersejarah (2) Bagaimana perlakuan akuntansi untuk Candi Bajang Ratu sebagai aset bersejarah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap informan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) penarikan retribusi Candi Bajang Ratu dilakukan oleh Pemda Mojokerto sedangkan BPCB hanya bertugas untuk menjaga dan merawat benda cagar budaya yang ada di Jawa Timur. Pemda Mojokerto belum menerapkan transparansi sedangkan BPCB sudah menerapkan transparansi. BPCB dan Pemda tidak membatasi masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan di sekitar tempat wisata cagar budaya. (2) Dinas Pariwisata belum menggunakan akuntansi dan hanya menggunakan laporan keuangan dari total penjualan tiket sedangkan sistem pencatatan akuntansi oleh BPCB sudah menggunakan PSAP No. 7. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh saran yang dapat diambil yaitu (1) peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis bisa menambah atau mengganti konteks penelitian sesuai dengan kebutuhan dari peneliti. (2) Penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti selanjutnya dengan objek yang berbeda atau dengan objek yang sama namun di tempat yang berbeda. (3) Disparpora sebaiknya melakukan pencatatan laporan keuangan sesuai dengan PSAP 07 Tahun 2010. (4) Disparpora diharapkan dapat mewujudkan rencana untuk membuat paket wisata untuk para wisatawan. ABSTRACT Koewara Nienieng. 2017. Good Governance and Accounting Treatment of The Heritage Asset in Candi Bajang Ratu Trowulan Mojokerto. Sarjana s Thesis Department of Accounting Faculty of Economics State University of Malang. Advisors Dr. Sri Pujiningsih S.E. M.Si. Ak. Keywords Good Governance Accounting Heritage Asset CaLK Candi Bajang Ratu BPCB Disparpora Mojokerto. Historical assets are cultural heritage objects that are managed and protected by the government to keep them save. The government made the object of cultural heritage as a place of historical tourism as one of the conservation process. Good governance can be seen from the withdrawal of retribution maintenance accounting treatment objective formulation supervision etc. This research was conducted at Candi Bajang Ratu in Trowulan Mojokerto. Candi Bajang Ratu is managed by Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) East Java and Dinas Pemuda Pariwisata dan Olah Raga (Disparpora) of Mojokerto. This research uses qualitative approach by using Good Governance theory which aims to know (1) how the related Office understand the management of Candi Bajang Ratu as historic asset (2) how the accounting treatment for Candi Bajang Ratu as historic asset. Data collection was done by direct interviews with informants. The result of the research shows that (1) the retreat of Candi Bajang Ratu fee is done by Mojokerto Local Government while BPCB is only responsible for maintaining and preserving cultural heritage objects in East Java. Mojokerto Government has not yet implemented transparency while BPCB has implemented transparency. BPCB and the local government does not limit the community to open jobs around the cultural sanctuary. (2) The Tourism Department has not used accounting and only uses the financial statements of the total ticket sales while the accounting system by BPCB already uses PSAP no. 7. Based on the results obtained suggestions that can be taken are (1) further researchers who want to do similar research can add or change the research context in accordance with the needs of researchers. (2) This research may be forwarded by further researchers with different objects or with the same object but in different places. (3) Disparpora should perform the recording of financial statements in accordance with PSAP 07 2010. (4) Disparpora is expected to realize the plan to create a tour package for the tourists.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) > Departemen Akuntansi (AKU) > S1 Akuntansi
Depositing User: library UM
Date Deposited: 19 Oct 2017 04:29
Last Modified: 09 Sep 2017 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/37398

Actions (login required)

View Item View Item