Alhikma, Nur Alaviyah (2024) Pemosisian siswa dalam aktivitas diskusi kelompok pada pemecahan masalah materi geometri / Nur Alaviyah Alhikma</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kurikulum pembelajaran yang digunakan di Indonesia saat ini adalah kurikulum merdeka. Melalui kurikulum merdeka guru secara fleksibel memberikan metode pengajaran yang terbaik untuk siswanya. Pembelajaran dapat dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok. Belajar mandiri menjadikan siswa lebih mandiri dan fleksibel atas waktu dan tempat. Namun terkadang saat belajar mandiri siswa kehilangan motivasi belajarnya karena tidak ada tempat untuk bertanya. Untuk mengatasi kekurangan belajar mandiri siswa perlu melakukan pembelajaran secara berkelompok. Dengan belajar berkelompok siswa akan dibelajari arti komunikasi pemecahan masalah dan sosialiasi. Selaras dengan salah satu masalah pendidikan mengenai transisi pada dunia kerja (Kompas 23 Januari 2024). Perlu adanya pembelajaran sejak dini mengenai kemampuan berkomunikasi pemecahan masalah dan kerjasama yang dibutuhkan pada dunia kerja. Salah satu metode pembelajaran yang mencakup kemampuan tersebut adalah diskusi kelompok. Metode pembelajaran diskusi kelompok bertujuan untuk memudahkan siwa dalam menyelesaikan suatu masalah. Kemampuan pemecahan masalah diperlukan siswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari mereka. Dengan berdiskusi kelompok siswa dituntut untuk saling bekerjasama memberikan pendapat dan argumentasi dan saling berinteraksi dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi. Salah satu upaya untuk mendorong terciptanya diskusi yang efektif adalah melalui pemosisian. Mengetahui pemosisian setiap siswa juga berarti mengetahui peran siswa dalam diskusi kelompok. Peran siswa dibutuhkan dalam memahami karateristik dan keterampilan siswa untuk menyiapkan dunia kerja dimasa depan. Pemosisian siswa dapat dilihat melalui percakapan dan interaksi siswa. Menurut Esmonde (2009) terdapat 3 pemosisian dalam diskusi kelompok yakni ahli fasilitator dan pemula. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama dalam memposisikan diri dan diposisikan diri pada tiga posisi tersebut. Pemosisian siswa bersifat dinamis dan berubah-ubah. Mengkaji setiap pemosisian siswa di setiap pertemuan diperlukan agar mengetahui peran dan karakter siswa sebenarnya. Banyak sekolah yang sudah menerapkan diskusi kelompok salah satunya di MTsN Kota Batu. Namun di sekolah tersebut belum dikaji dan dikelompokkan secara formal mengenai pemosisian. Salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa adalah geometri. Selaras yang diungkap Subanji amp Nusantara (2013) pada presentasi menjawab benar pada dimensi konten dan kognitif siswa Indonesia hanya mampu mencapai skor 24 dari skor maksimal 100. Oleh karena itu pada penelitian ini membahas mengenai pemosisian siswa pada aktivitas diskusi kelompok dalam pemecahan masalah geometri. Peneliti membatasi materi geometri hanya tabung dan kerucut untuk siswa kelas IX. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif karena penelitian berupa uraian teks dari percakapan dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok. Subjek penelitian ini adalah 8 siswa kelas IX yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok dengan masing-masing 4 orang. Kelompok pertama dinamakan kelompok 1 dan kelompok kedua dinamakan kelompok 2. Instrumen pada penelitian ini yaitu peneliti soal pada lembar kerja kelompok kamera handphone catatan lapangan dan wawancara semi terstruktur. Prosedur pengumpulan data penelitian ini menggunakan rekaman video rekaman suara dan catatan lapangan. Setelah dilakukan perekaman peneliti mentranskip hasil diskusi siswa melalui video dan suara yang telah direkam. Hasil transkip percakapan dikodekan melalui sistem negosiasi. Setelahnya peneliti menganalisis hasil pengkodean melalui pedoman pemosisian siswa. Penelitian dilakukan selama 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama fokus peneliti adalah pemosisian awal siswa. Materi yang diberikan pada pertemuan awal mengenai 1 soal mengenai tabung 1 soal mengenai kerucut dan tugas praktik membuat jaring-jaring tabung. Pertemuan kedua peneliti memfokuskan mengenai pemecahan masalah materi tabung. Siswa diberikan masalah mengenai luas permukaan tabung. Pada pertemuan ketiga fokus penelitian mengenai masalah kerucut. Siswa diberikan masalah mengenai volume kerucut. Hasil penelitian menunjuk pemosisian anggota kelompok 1 didapatkan bahwa subjek C diposisikan sebagai ahli subjek R dan K diposisikan sebagai fasilitator dan subjek E diposisikan sebagai pemula aktif. Pada pertemuan kedua terdapat posisi yang bergeser. Yakni subjek K yang bergeser pemosisian sebagai pemula aktif dan subjek E diposisikan sebagai pemula pasif. Pada pertemuan ketiga posisi yang bergeser dialami oleh subjek R yang berubah pemosisiannya sebagai pemula aktif subyek K yang berubah pemosisiannya sebagai fasilitator dan subjek E yang berubah pemosisianya sebagai pemula aktif. Pada kelompok 2 pemosisian anggota kelompok pertemuan pertama yakni subjek F diposisikan sebagai ahli subjek A diposisikan sebagai fasilitator subjek L diposisikan sebagai pemula pasif dan subjek M diposisikan sebagai pemula aktif. Terjadi perpindahan pemosisian pada pertemuan dua oleh kelompok 2 yakni subjek L diposisikan sebagai pemula aktif dan subjek M diposisikan sebagai pemula pasif. Pada pertemuan ketiga subjek A berubah pemosisiannya sebagai pemula aktif. Peneliti menemukan bahwa kelompok 1 memiliki karakteristik kelompok yang supportif memiliki daya juang tinggi dan teliti. Sedangkan kelompok 2 memiliki karakteristik kelompok yang penurut dan cenderung bergantung pada ahli. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemosisian siswa dinamis dan berubah-ubah. Hanya posisi ahli yang tetap stabil dari pertemuan-pertemuan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perpindahan pemosisian siswa yakni karakteristik yang dibangun di kelompok kemampuan matematis gaya belajar dan kondisi siswa. Penelitian ini masih memiliki kekurangannya. Dari beberapa percakapan dan interaksi siswa yang diposisikan sebagai fasilitator memiliki sifat kepemimpinan. Hal itu menjadi kekurangan penelitian karena peneliti belum menganalisis secara mendalam menganai kepemimpinan dalam pemosisian. Hal ini dapat dijadikan penelitian selanjutnya mengenai analisis sifat kepemimpinan pada pemosisian siswa. Selain itu fokus penelitian ini pada diskusi kelompok pada pemecahan masalah. Menurut peneliti perlu adanya penelitian lanjutan mengenai analisis pemosisian siswa pada beberapa metode pembelajaran lain selain pada pemecahan masalah. Peneliti berharap penelitian mengenai pemosisian siswa pada beberapa metode pembelajaran dapat dijadikan tambahan khazanah keilmuan mengenai pemosisian siswa.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 01 Nov 2024 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2024 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/367605 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |