Prambudi, Saesar Adhe (2024) Model kreativitas siswa MTS dalam menyelesaikan soal open ended ditinjau dari kepribadian keirsey / Saesar Adhe Prambudi</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Kompetensi 6C sangat penting pada abad 21 yakni karakter kewarganegaraan berpikir kritis kreatif kolaborasi dan komunikasi. Pembelajaran pada abad 21 dituntut untuk mengembangkan kreativitas siswa di Indonesia tetapi hasil PISA di Indonesia masih masuk pada kategori di bawah rata-rata level internatisonal. Selaras dengan hasil PISA tersebut pada penelitian terdahulu di MTs Pontianak mendapatkan hasil kreativitas masih cukup kreatif atau masih kurang sehingga belum dapat mencari alternatif lain untuk menyelesaikan soal. Penyebab dari hasil penelitian tersebut dikarenakan kreativitas setiap siswa berbeda-beda berdasarkan model kreativitasnya yakni imitasi modifikasi dan kreasi. Solusi dari permasalahan kesuliatan siswa tersebut menggunakan soal open ended. Soal open ended dapat merangsang daya nalar dan kreatif berpikir siswa. Merangsang kreativitas siswa salah satunya dengan soal open ended geometri bangun datar. Alasannya dikarenakan konsep geometri biasanya diaplikasian untuk kehidupan sehari-hari sehingga dapat membantu pengembangan kreativitas. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut peneliti melakukan observasi pada MTs Kota Batu dan mendapatkan hasil wawancara dengan guru bahwa ada masalah pada kreativitas siswa. Oleh karena itu untuk melihat kondisi konkret tersebut peneliti melakukan studi pendahuluan pada MTs Kota Batu guna mendapatkan data empiris dengan soal open ended geometri bangun datar. Studi pendahuluan pada MTs Negeri Kota Batu yang diberikan kepada 27 siswa dengan soal open ended menunjukkan bahwa 20 siswa memenuhi aspek model kreativitas imitasi 5 siswa memenuhi aspek model kreativitas modifikasi dan 2 siswa memenuhi aspek model kreativitas kreasi. Berdasarkan hal tersebut juga terlihat dari hasil pengerjaan siswa yang berbeda-beda dalam kreativitas penyelesaianya. Kreativitas jawaban siswa tersebut mempunyai karakteristik tersendiri pada jawabannya sehingga memiliki metode penyelesaian matematika yang berbeda-beda pula karena karakteristik individu merupakan bagian dari tipe kepribadian. Berdasarkan jawaban siswa salah satu faktor yang berhubungan dengan tipe kepribadian siswa juga berpengaruh secara kuat dalam hasil kreativitas siswa. Tipe kepribadian merupakan aspek internal dan eksternal yang unik dan relatif bertahan lama dari karakter seseorang yang memengaruhi output kreatif selain memiliki pengaruh langsung pada dirinya sendiri. Tipe kepribadian digolongkan menjadi empat tipe yaitu Guardian Artisan Rational dan Idealist. Berdasarkan hal tersebut maka berpikir kreatif yang dilihat dari model kreatifnya perlu dikaji lebih mendalam lagi dan ditinjau dari tipe kepribadian peserta didik karena dari tipe kepribadian yang berbeda juga akan menghasilkan berpikir kreatif peserta didik dengan hasil yang bervariasi. Berdasarkan latar belakang maka bertujuan untuk mendeskripsikan model kreativitas siswa MTs dalam menyelesaikan soal open ended ditinjau dari kepribadian Keirsey. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini 8 siswa dari 27 siswa yaitu 2 siswa dengan setiap tipe kepribadiannya. Delapan subjek siswa kelas VII tersebut diambil sesuai angket tipe kepribadian Keirsey. Instrumen penelitian ini yaitu angket tipe kepribadian Keirsey 3 butir soal open ended pada materi bangun datar yang telah disesuaikan dengan aspek model kreativitas dan pedoman wawancara yang telah disesuaikan dengan aspek model kreativitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siswa yang memiliki tipe kepribadian idealist memiliki ketiga aspek model kreativitas yakni aspek imitasinya tergolong rendah sampai sedang aspek modifikasinya tergolong rendah sampai sedang dan aspek kreasinya rendah sampai tinggi meskipun memiliki hasil kognitif yang berbeda. Pada siswa yang memiliki tipe kepribadian artisan hanya memiliki dua aspek saja yakni imitasi tergolong rendah sampai sedang dan modifikasi meskipun yang memiliki modifikasi hanya satu siswa itupun sangat rendah dan juga memiliki hasil kognitif yang berbeda hal tersebut dikarenakan kurangnya antusias dalam menyelesaikan soal. Pada siswa dengan tipe kepribadian rasional memiliki ketiga aspek yakni aspek imitasinya tergolong rendah sampai sedang aspek modifikasinya tergolong tinggi dari kedua subjek dan aspek kreasinya sangat rendah sampai tinggi meskipun hanya pada aspek modifikasi saja sama kedaua subjek sama-sama tinggi. Hanya siswa dengan tipe kerpibadian rasional ini yang memiliki hasil penyelesaian soal yang sama-sama tinggi pada aspek modifikasi dan pada aspek kreasi meskipun salah satu siswa memiliki hasil jawaban yang sangat rendah tetapi siswa tersebut menunjukkan kreativitasnya dalam menyelesaikan soalnya secara unik pada jawabannya sehingga hanya siswa tersebut yang memiliki ciri khas dalam hasil pengerjaannya dibandingkan jawaban siswa yang lain. Pada siswa dengan kepribadian guardian hanya memiliki dua aspek saja yakni imitasi dan modifikasi meskipun dari kedua siswa tersebut hanya satu siswa yang dapat mengerjakan imitasi dan satu siswa hanya bisa mengerjakan aspek modifikasi itupun rendah dan juga memiliki hasil pengerjaan yang masih kurang. Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dua tipe kepribadian siswa yakni siswa dengan tipe kepribadian idealis dan siswa dengan tipe kepribadian rasioanal yang memenuhi indikator ketiga model kreativitasnya dan secara kognitifnya dua tipe kepribadian tersebut mampu mengerjakan soal open ended secara baik dan jelas sehingga dapat mencapai ketiga aspek tersebut sebaliknya kedua tipe kepribadian yang lain yakni artisan dan guardian hanya mencakup dua aspek model kreativitas saja. Faktor internal yang menyebabkan rendahnya hasil dari tipe kepribadian artisan dan guardian dikarenakan kurang ketelitian kecermatan dan manajemen waktu yang baik pada tipe kepribadian tersebut dalam menggerjakan soal open ended. Faktor eksternalnya kurangnya motivasi di lingkungan pertemanan lingkungan tempat tinggal yang kurang kondusif dan minimnya buku penunjang kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut peneliti memberikan saran kepada guru untuk membiasakan soal non-rutin dan membiasakan mengulas materi terlebih dahulu sebelum lanjut ke materi berikutnya. Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang tipe kepribadian guardian dan artisan karena kurang ketelitian dalam memahami soal dan manajemen waktunya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 21 Jan 2024 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2024 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/367384 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |