Pertumbuhan pemahaman matematis pada berpikir kreatif: perspektif teori pirie-kieren / Octavina Rizky Utami Putri</p> - Repositori Universitas Negeri Malang

Pertumbuhan pemahaman matematis pada berpikir kreatif: perspektif teori pirie-kieren / Octavina Rizky Utami Putri</p>

Putri, Octavina Rizky Utami (2024) Pertumbuhan pemahaman matematis pada berpikir kreatif: perspektif teori pirie-kieren / Octavina Rizky Utami Putri</p>. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada pentingnya berpikir kreatif bagi siswa untuk membangun pemahaman matematis yang lebih mendalam. Pertumbuhan pemahaman matematis yang lebih mendalam terjadi ketika siswa melibatkan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah bangun datar. Hal ini erat kaitannya dengan berpikir kreatif sebagai proses dinamis dalam membangun pemahaman baru yang bermakna bagi siswa dengan cara mengoneksikan pengetahuannya. Semakin banyak koneksi pada jaringan pengetahuan maka semakin baik pemahamannya. Sementara itu teori Pirie-Kieren menggambarkan pemahaman matematis bukan suatu keadaan statis melainkan dapat berubah dan tumbuh melalui gerakan bolak-balik terus-menerus secara non-linier melalui lapisan-lapisan pemahaman. Oleh sebab itu penyelidikan terhadap pertumbuhan pemahaman matematis pada berpikir kreatif berdasarkan perspektif teori Pirie-Kieren penting dilakukan untuk memberikan wawasan baru pada berpikir kreatif dalam perspektif membangun pengetahuan yang saling terkoneksi serta pembentukan pemahaman baru yang lebih mendalam bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pertumbuhan pemahaman matematis pada berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah bangun datar ditinjau dari teori Pirie-Kieren. Penelitian ini merupakan studi kasus ganda (multiple case study) dengan pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan pertumbuhan pemahaman matematis pada dua kasus berpikir kreatif yakni fluency-originality (FluO) dan fluency-originality sekaligus flexibility-originality (FluO-FleO). Kasus FluO mewakili berpikir kreatif yang diidentifikasi berdasarkan kemunculan tiga komponen berpikir kreatif yaitu fluency flexibility dan originality pada solusi. Kasus FluO-FleO mewakili berpikir kreatif yang diidentifikasi berdasarkan kemunculan tiga komponen berpikir kreatif yaitu fluency flexibility dan originality pada solusi sekaligus metode penyelesaian. Terdapat 12 siswa dari tiga sekolah berbeda yang direkomendasikan guru matematika sebagai partisipan dalam penelitian ini. Namun demikian 2 dari 12 siswa terpilih sebagai subjek FluO dan 2 siswa lainnya terpilih sebagai subjek FluO-FleO. Prosedur penelitian ini meliputi (1) define and design (2) prepare collect and analyze serta (3) analyze and conclude. Data dikumpulkan melalui pemberian tugas penyelesaian masalah bangun datar dan wawancara. Tugas penyelesaian masalah bangun datar digunakan untuk mengidentifikasi berpikir kreatif siswa. Wawancara dilakukan sebelum dan setelah siswa menyelesaikan masalah bangun datar. Wawacara sebelum penyelesaian masalah digunakan untuk mengumpulkan data pengetahuan awal mendasar siswa tentang bangun datar (primitive knowing) sedangkan wawacara setelah penyelesaian masalah digunakan untuk mengumpulkan data pertumbuhan pemahaman matematis pada berpikir kreatif. Data dianalisis dengan tiga tahap yaitu penyederhanaan dan pengorganisasian data menggunakan NVIVO penyajian data secara visual dan naratif serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pemahaman matematis siswa pada berpikir kreatif baik FluO maupun FluO-FleO terjadi dari primitive knowing hingga structuring. Pertumbuhan pemahaman matematis siswa berawal dari primitive knowing yaitu siswa telah memiliki pengetahuan awal mendasar tentang bangun datar yang berupa potongan-potongan pengetahuan yang belum terkoneksi secara keseluruhan. Secara umum pemahaman matematis siswa FluO maupun FluO-FleO mulai tumbuh dari primitive knowing menuju formalizing ketika fluency terjadi pada penyelesaian masalah. Siswa menerapkan pengetahuan matematika secara formal pada situasi baru untuk menghasilkan berbagai alternatif gambar bangun datar dasar. Pemahaman matematis siswa semakin tumbuh dari formalizing menuju observing ketika flexibility terjadi. Siswa mengoneksikan antar pengetahuan matematika secara formal pada situasi baru dengan cara menggunakan metode penyelesaian yang berbeda sehingga menghasilkan kategori gambar bangun datar yang berbeda. Folding back dari observing kembali ke formalizing terjadi ketika siswa berupaya menambahkan gambar bangun datar dasar lainnya sehingga terjadi perluasan pemahaman matematis. Secara khusus folding back dari formalizing atau observing kembali ke image making atau image having hanya terjadi pada siswa FluO-FleO ketika siswa berupaya menambahkan gambar bangun datar lain dengan melibatkan logikanya sehingga terjadi perluasan pemahaman matematis. Siswa FluO-FleO memiliki pemahaman yang lebih mendalam ketika siswa mengaitkan pengetahuan matematis secara formal dengan logikanya (property noticing). Pada akhirnya pemahaman siswa FluO maupun FluO-FleO semakin tumbuh menuju structuring ketika fluency flexibility dan originality terjadi pada penyelesaian masalah sehingga siswa memberikan kesimpulan bahwa gabungan bangun datar membentuk bangun datar lainnya sebagai bentuk telah dapat menghubungkan antar potongan-potongan pengetahuan. Oleh sebab itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam mengeksplorasi berpikir kreatif melalui setting penelitian yang berbeda serta dijadikan referensi dalam mendesain pembelajaran dengan mengintegrasikan teori Pirie-Kieren guna membangun berpikir kreatif dan pemahaman matematis yang lebih mendalam.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S3 Pendidikan Matematika
Depositing User: library UM
Date Deposited: 27 Aug 2024 04:29
Last Modified: 09 Sep 2024 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/349361

Actions (login required)

View Item View Item