Perbedaan tingkat stres belajar siswa full day school dan siswa reguler SMAN se-Kota Malang / Ririn Septianing Abrianti - Repositori Universitas Negeri Malang

Perbedaan tingkat stres belajar siswa full day school dan siswa reguler SMAN se-Kota Malang / Ririn Septianing Abrianti

Abrianti, Ririn Septianing (2012) Perbedaan tingkat stres belajar siswa full day school dan siswa reguler SMAN se-Kota Malang / Ririn Septianing Abrianti. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Kata Kunci Perbedaan Tingkat Stres Belajar Siswa Full Day School dan Siswa Reguler Masalah yang terkait dengan stres akhir-akhir ini semakin sering diperbincangkan baik itu dari lingkungan masyarakat dan pada lingkungan pendidikan yang saat ini semakin berkembang. Dalam hal pendidikan anak didik merupakan unsur terpenting di dalamnya di mana pasti akan selalu dihadapkan dengan rutinitas pembelajaran setiap harinya. Kondisi inilah yang sedikit banyaknya bisa menimbulkan stres belajar pada anak. Dalam upaya pengembangan potensi anak didik sekolah harus memiliki inovasi baik model metode dan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa di antaranya ialah diterapkannya sistem pembelajaran yang proses pembelajarannya lebih lama dan lebih inovatif dibandingkan dengan pembelajaran reguler pada umumnya. Akan tetapi model pembelajaran banyak membuat anak terlalu mudah mengalami kelelahan dan kurangnya waktu bermain dengan teman sebaya mereka. Beberapa di Kota Malang ialah SMAN 1 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 dan SMAN 8. Sedangkan yang menjadi sekolah reguler ialah SMAN 2 SMAN 6 SMAN 7 SMAN 9 dan SMAN 10. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menjelaskan tingkat stres belajar siswa baik di maupun sekolah reguler di SMAN Se-Kota Malang (2) Menjelaskan perbedaan tingkat stres belajar siswa antara dan sekolah reguler di SMAN Se-Kota Malang (3) Mendeskripsikan perbedaan stres belajar antara siswa dan siswi pada dan sekolah reguler di SMAN Se-Kota Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif korelasional. Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN Se-Kota Malang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ialah angket. Temuan penelitian ini adalah (1) Dari 364 responden menunjukkan bahwa 36 responden dengan persentase sebesar 9 89% dalam kategori tingkat stres belajarnya tinggi 256 responden dengan persentase sebesar 70 33% dalam kategori tingkat stres belajarnya sedang dan 72 responden dengan persentase sebesar 19 78% dalam kategori tingkat stres belajarnya rendah (2) Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan diperoleh nilai Thitung (5 645) Ttabel (1 645) atau nilai probabilitas kesalahan (p) 0 000 a 0 05 menyatakan bahwa Ho ditolak. Selain itu hasil analisis juga diperkuat dengan uji statistik analisis varian satu jalur yang didapatkan nilai Fhitung sebesar 31 868 dengan signifikasi 0 000. Karena nilai Fhitung (31 868) Ftabel (3 86) maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat stres belajar antara siswa an siswa reguler di SMAN Se-Kota Malang (3) Hasil analisis diperoleh nilai Thitung (0 113) Ttabel (1 645) atau nilai probabilitas kesalahan (p) 0 910 a 0 05 menyatakan Ho diterima. Hasil ini diperkuat dengan uji statistik analisis varian satu jalur yang didapatkan nilai Fhitung sebesar 0 013 dengan signifikasi 0 910. Data tersebut menunjukkan untuk menerima H0 karena nilai Fhitung (0 013) Ftabel (3 86). Dengan hasil di atas maka tidak terdapat perbedaan stres belajar antara siswa dan siswi pada dan sekolah reguler di SMAN Se-Kota Malang. Implikasi hasil penelitian ini ialah (1) Perlu menyediakan waktu istirahat yang cukup bagi siswa supaya siswa bisa kembali belajar dengan baik (2) Perlu diadakan pengembangan model pembelajaran agar kegiatan belajar-mengajar lebih bervariatif (3) Perlu adanya pendampingan yang baik dan evaluasi hasil belajar (4) Perlu adanya tambahan fasilitas ekstrakurikuler untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan siswa pada saat belajar. Saran yang diberikan oleh peneliti ialah (1) Ahli Manajemen Pendidikan hendaknya menghapuskan sistem pembelajaran karena terbukti menimbulkan stres belajar siswa (2) Bagi Jurusan Administrasi Pendidikan diharapkan dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut mengenai perkuliahan manajemen peserta didik (3) Guru Bimbingan Konseling hendaknya mengadakan pendampingan dan evaluasi hasil belajar secara bertahap untuk memantau perkembangan belajar siswa (4) Guru SMAN Se-Kota Malang hendaknya mengadakan pengembangan strategi dan model pembelajaran supaya pembelajaran lebih inovatif dan menyenangkan serta dapat memaksimalkan kegiatan belajar-mengajar (5) Orangtua hendaknya memberikan perhatian dan pengawasan pada perilaku siswa baik di lingkungan sekolah maupun di rumah untuk membantu meningkatkan motivasi belajar siswa serta (6) Bagi Peneliti lain diharapkan lebih kritis menanggapi fenomena sosial yang ada terutama pada stres belajar yang diderita oleh siswa serta lebih lanjut dapat menyempurnakan penelitian ini.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S1 Administrasi Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 19 Oct 2012 04:29
Last Modified: 09 Sep 2012 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/3488

Actions (login required)

View Item View Item