Perbedaan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan hasil belajar kognitif melalui problem-based learning berbantuan tugas peta konsep dengan problem-based learning berbantuan tugas peta pikiran pada mata kuliah fisiologi tumbuhan / Raihanah Nur Agustanti</p> - Repositori Universitas Negeri Malang

Perbedaan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan hasil belajar kognitif melalui problem-based learning berbantuan tugas peta konsep dengan problem-based learning berbantuan tugas peta pikiran pada mata kuliah fisiologi tumbuhan / Raihanah Nur Agustanti</p>

Agustanti, Raihanah Nur (2022) Perbedaan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan hasil belajar kognitif melalui problem-based learning berbantuan tugas peta konsep dengan problem-based learning berbantuan tugas peta pikiran pada mata kuliah fisiologi tumbuhan / Raihanah Nur Agustanti</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pendidikan abad ke- 21 Indonesia dihadapkan pada era tantangan dunia dan kemajuan sains terapan yang memerlukan kemampuan berpikir dalam upaya mengembangkan potensi mahasiswa. Pengembangan potensi mahasiswa dapat diupayakan melalui pembelajaran yang baik tidak terbatas pada penyampaian materi tetapi cara intensif untuk menumbuh kembangkan kecakapan berpikir perlu diutamakan. SDM abad ke-21 harus memiliki kompetensi dalam konteks menyelesaikan permasalahan yang kontekstual sehingga mahasiswa siap menghadapi kompetisi global. Berpikir kritis dan kolaborasi merupakan keterampilan yang menjadi urgensi untuk diberdayakan dalam pendidikan abad ke 21. Keterampilan kolaborasi menjadi elemen penting untuk mencegah personal individualistis dan melatih karakter bersosialisasi. Pandemi akibat meluasnya penyebaran virus Covid 19 memberikan dampak salah satunya pada sektor pendidikan. Pembelajaran selama pandemi menuntut dilakukan secara daring sebagai upaya untuk menekan angka penyebaran virus dan juga mengurangi mobilitas. Pelaksanaan pembelajaran daring tentu memicu terjadinya perbedaan pendapat namun kegiatan belajar mengajar tetap harus dilaksanakan dengan segala keterbatasan. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi saat ini menjadi kesulitan bagi dosen sehingga keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi belum optimal diberdayakan. Hal ini mengakibatkan hasil belajar kognitif yang diperoleh mahasiswa juga kurang maksimal. Pemberdayaan berpikir kritis keterampilan kolaborasi dan hasil belajar kognitif dapat dioptimalkan dengan mengaplikasikan problem-based learning (PBL). Penerapan PBL dalam pembelajaran telah banyak dilakukan. PBL membantu meningkatkan berpikir kritis kolaborasi dan hasil belajar kognitif. Hasil analisis kebutuhan terhadap mahasiswa yang telah menempuh Fisiologi Tumbuhan melaporkan bahwa materi Fisiologi Tumbuhan bersifat abstrak dan sangat kompleks sehingga sulit untuk dipahami. Oleh karena itu untuk dapat memahami dan mempelajari fungsi faal dan juga proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan sebelum pembelajaran mahasiswa perlu dipersiapkan dengan baik yakni dengan membuat tugas peta konsep untuk mahasiswa biologi dan peta pikiran untuk mahasiswa pendidikan biologi. Alasan mengapa mahasiswa diwajibkan membuat tugas tersebut yakni sebagai alat bantu belajar sehingga ketika pembelajaran setidaknya mahasiswa sudah ada gambaran materi yang akan disampaikan dan harapannya mahasiswa lebih siap dalam menerima materi pembelajaran. Di sisi lain melalui pembuatan peta konsep mahasiswa terlatih dalam memetakan konsep yang mereka pahami menghubungkan konsep begitu juga dengan peta pikiran melatih mahasiswa dalam menuliskan segala hal yang mereka pikirkan bukan hanya konsep tetapi juga didasarkan pada pengalaman yang telah mereka alami. Penggunaan peta konsep dan peta pikiran yang dipadukan pada model pembelajaran telah banyak dilakukan. Pembelajaran PBL hendaknya secara eksplisit untuk dapat diperkenalkan kepada mahasiswa melalui kurikulum perguruan tinggi dengan tujuan untuk memberdayakan keterampilan abad ke-21 yakni kolaborasi berpikir kritis dan hasil belajar kognitif. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan bahwa penelitian mengenai perbedaan keterampilan berpikir kritis kolaborasi dan hasil belajar kognitif melalui problem-based learning berbantuan tugas peta konsep dengan problem-based learning berbantuan tugas peta pikiran pada Fisiologi Tumbuhan belum pernah dilakukan. Oleh karena itu riset ini perlu untuk dilakukan. Penelitian ini yakni eksperimen semu dilakukan di Universitas Negeri Malang dengan populasi mahasiswa Jurusan Biologi semester tiga yang memprogram Fisiologi Tumbuhan di semester ganjil tahun akademik 2021/2022 yaitu 183 mahasiswa sampel penelitian yaitu 59 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel secara acak. Berpikir kritis dan hasil belajar kognitif diukur menggunakan soal essay keterampilan kolaborasi melalui lembar pengamatan. Analisis data menggunakan uji t (t-test). Penelitian ini diperoleh hasil keterampilan berpikir kritis mahasiswa kelas PBL berbantuan tugas peta konsep lebih tinggi namun tidak berbeda jauh dengan kelas PBL berbantuan tugas peta pikiran artinya bahwa rerata keterampilan berpikir kritis yang diperoleh mahasiswa selisih perbedaannya tidak begitu jauh. Hasil analisis statistik t-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secata signifikan berpikir kritis di antara keduanya. Hal ini diduga karena kedua kelas dibelajarkan dengan PBL yang bisa melatih berpikir kritis. Berpikir kritis dapat diberdayakan melalui tahapan PBL. Keterampilan berpikir kritis kelas PBL berbantuan peta konsep lebih tinggi daripada kelas PBL berbantuan peta pikiran. Temuan ini menguatkan fakta bahwa penggunaan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep. Peta konsep yang dibuat oleh mahasiswa secara sistematis sudah menjelaskan cakupan konsep penting pada topik pembelajaran sehingga memudahkan mahasiswa dalam memahami dan mempelajari hubungan beberapa konsep. Oleh karena itu ketika mahasiswa diberikan permasalahan dengan menerapkan konsep yang telah dibuat melatih kemampuan berpikir mencari solusi dalam menyelesaikan masalah. Keterampilan kolaborasi mahasiswa kelas PBL berbantuan tugas peta konsep lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas PBL berbantuan tugas peta pikiran. Mahasiswa yang belajar melalui PBL berbantuan tugas peta konsep lebih responsif dibuktikan ketika dosen memberikan pertanyaan mahasiswa dengan cepat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen. Seluruh mahasiswa juga terlibat aktif dalam pembelajaran berbeda dengan kelas PBL berbantuan tugas peta pikiran hanya mahasiswa tertentu yang terlibat aktif seperti yang dilaporkan melalui hasil pengamatan. Peta konsep yang telah dibuat oleh mahasiswa diambil salah satu sebagai sampel untuk didiskusikan bersama dalam pembelajaran terkait konsep-konsep penting pada materi yang akan dibahas. Dosen juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk saling memberikan tanggapan masukan dan saran sebagai acuan dalam memperbaiki peta konsep yang telah dibuat sedangkan untuk peta pikiran tidak dilakukan karena adanya keterbatasan dalam penelitian ini. Mahasiswa juga berinisiatif melakukan pembagian tugas diskusi sehingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Penggunaan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa. Peta konsep yang mereka buat membantu mahasiswa lebih mudah dalam memahami mempelajari dan menghubungkan beberapa konsep seperti dilaporkan melalui refleksi akhir semester. Oleh karena itu ketika mahasiswa diberikan suatu permasalahan dengan menerapkan konsep yang telah dibuat dapat melatih kemampuan berpikir mahasiswa sehingga memudahkan dalam berkontribusi mengutarakan gagasan dalam menyelesaikan masalah. Hasil belajar kognitif menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas PBL berbantuan peta konsep dengan kelas PBL berbantuan peta pikiran. Hasil belajar kognitif kelas PBL berbantuan peta konsep lebih tinggi dibandingkan kelas PBL berbantuan peta pikiran. Penggunaan peta konsep dalam PBL pembelajaran lebih bermakna dan dapat ditingkatkan ketika mahasiswa dihadapkan pada konteks di mana konsep diterapkan mahasiswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara bersamaan. Model ini juga membantu meningkatkan pemahaman konsep. Lebih lanjut mahasiswa juga dapat mengembangkan konsep yang dipelajari dengan berpikir kritisnya. Pemahaman konsep yang baik dan berpikir kritis yang terlatih akan meningkatkan pemahaman konsep dan kompetensi mahasiswa sehingga hasil belajarnya juga meningkat. Kemampuan mahasiswa membuat peta konsep dan peta pikiran tidak berkorelasi secara signifikan artinya tidak ada hubungan kemampuan mahasiswa dalam membuat alat bantu belajar berupa peta konsep maupun peta pikiran. Peta konsep yang dibuat oleh mahasiswa membentuk preposisi yang sederhana dan sistematis. Peta pikiran yang dibuat oleh mahasiswa mengutamakan kreativitas dan cara berpikirnya. Berdasarkan hasil penelitian ini simpulan yang diperoleh yakni tidak ada perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis antara kelas PBL berbantuan peta konsep dengan kelas PBL berbantuan peta pikiran. Hasil belajar kognitif yang diperoleh mahasiswa terdapat perbedaan secara signifikan antara kelas PBL berbantuan tugas peta konsep dengan kelas PBL berbantuan tugas peta pikiran begitu juga keterampilan kolaborasi memiliki perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Tidak ada korelasi antara kemampuan mahasiswa dalam membuat tugas peta konsep maupun peta pikiran.

Item Type: Thesis (Masters)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S2 Pendidikan Biologi
Depositing User: library UM
Date Deposited: 09 Aug 2022 04:29
Last Modified: 09 Sep 2022 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/346875

Actions (login required)

View Item View Item