Anggraini, Elisa (2024) Metakognisi siswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada pembelajaran kolaboratif / Elisa Anggraini</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Metakognisi merupakan aspek penting dalam pembelajaran dikarenakan metakognisi dapat membuat siswa untuk mengawasi dan mengontrol proses berpikirnya yang berefek positif terhadap kesuksesan akademik. Dua komponen dari metakognisi yaitu pengetahuan kognitif dan regulasi kognitif. Pengetahuan kognitif yaitu apa yang seseorang ketahui tentang pemikirannya strategi yang dia gunakan dan kondisi terbaik untuk strategi tersebut. Sedangkan regulasi kognitif atau keterampilan kognitif yaitu penggunaan mekanisme pengaturan diri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi individu saat proses pembelajaran. Regulasi kognitif yang dialami siswa saat pemberian tugas dibagi menjadi awareness evaluation dan regulation. Awareness berkaitan dengan kesadaran seseorang dalam proses pembelajaran atau proses menyelesaikan masalah isi pengetahuan yang dimiliki dan pengetahuan seseorang dalam pembelajaran atau strategi menyelesaikan masalah. Regulation terjadi ketika siswa menggunakan kemampuan metakognitifnya untuk mengarahkan pengetahuan dan pemikirannya keterbatasan dirinya strategi dan tujuan dalam menjawab soal.. Evaluation yaitu penilaian yang dibuat seseorang terhadap proses berpikir kemampuan dan keterbatasan seperti bekerja dalam situasi tertentu atau komplikasi diri. Pembelajaran kolaboratif dinilai dapat membantu siswa dalam memunculkan aktivitas metakognitifnya. Pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang melibatkan kelompok untuk bekerja sama menyelesaikan masalah melengkapi tugas dan membuat karya. Aktivitas dalam pembelajaran kolaboratif akan memunculkan pemosisian siswa sebagai siswa ahli fasilitator dan pemula. Dalam pembelajaran kolaboratif salah satusoal yang dapat diberikan kepada siswa adalah soal open-ended. Soal open-ended yaitu soal yang memungkinkan variasi jawaban atau cara menyelesaikannya. Soal open-ended dapat menjadikan siswa berpikir lebih kreatif original dan inovasi untuk menemukan variasi jawaban atau cara menyelesaikannya. Penelitian terdahulu banyak membahas metakognitif individu terhadap hasil belajar dan sedikitnya penelitian yang membahas metakognitif sebagai aktivitas sosial. Selain itu hanya sedikit penelitian yang membahas hubungan metakognitif dengan pemosisian siswa. Oleh karena itu urgensi dari penelitian ini adalah menguraikan peran pemosisian siswa terhadap metakognisi siswa yaitu awareness regulation dan evaluation dalam menyelesaikan soal open-ended pada pembelajaran kolaboratif. Tujuan dari penelitian ini agar siswa guru dan peneliti lain dapat mengetahui metakognisi siswa ahli fasilitator dan pemula sehingga bisa menjadi pedoman untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa melalui metakognisi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu untuk mendeskripsikan metakognitif siswa ahli fasilitator dan pemula berdasarkan rekaman interaksi yang ada ketika berdiskusi hasil jawaban dan lembar coretan siswa serta saat wawancara. Dalam proses pemilihan subjek siswa diobservasi untuk mengetahui pemosisiannya terlebih dahulu kemudian menentukan pemosisian siswa yaitu sebagai siswa ahli fasilitator dan pemula. Berdasarkan pemosisian yang telah ditentukan siswa tersebut dikelompokkan menjadi satu kelompok dan menjadi subjek penelitian. Kemudian kelompok tersebut diberikan soal open-ended dengan materi deret aritmatika berjumlah 2 soal dan materi deret geometri berjumlah 1 soal yang akan diberikan dalam tiga pertemuan. Saat mengerjakan soal dan berdiskusi subjek penelitian akan diobsevasi setiap interaksi yang mereka lakukan menggunakan bantuan media perekaman. Metakognisi siswa dalam mengerjakan soal open-ended pada pembelajaran kolaboratif berdasarkan pemosisian siswa diperoleh hasil bahwa siswa pemula cenderung melakukan metakognitif awareness dan evaluation saja dan jarang menunjukkan regulation. Siswa fasilitator terkadang memenuhi ketiganya awareness regulation dan evaluation. Siswa ahli memimpin jalannya diskusi dan sebagai pengambil keputusan memiliki metakognisi yang lengkap dan sering muncul yaitu awareness regulation dan evaluation. Lebih lanjut lagi metakognisi siswa pemula cenderung berasal dari konteks sosial yaitu baru memunculkan metakognisi karena dipengaruhi oleh siswa lain atau peneliti. Sedangkan siswa fasilitator terkadang menunjukkan metakognisi konteks individu yaitu memunculkan metakognisi awareness-nya sendiri dan kemudian regulation serta dapat juga berasal dari konteks sosial dari siswa ahli. Metakognisi siswa ahli cenderung berasal dari konteks individu.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 07 Aug 2024 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2024 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/346521 |
Actions (login required)
View Item |