Perlakuan larutan deterjen (c6h4c12h25so3h+h2o), air (h2o) panas, dan lem larutan tepung tapioka (c6h10o5 + h2o) untuk meningkatkan kualitas mekanik pada kayu sengon / Arif Pianto - Repositori Universitas Negeri Malang

Perlakuan larutan deterjen (c6h4c12h25so3h+h2o), air (h2o) panas, dan lem larutan tepung tapioka (c6h10o5 + h2o) untuk meningkatkan kualitas mekanik pada kayu sengon / Arif Pianto

Pianto, Arif (2019) Perlakuan larutan deterjen (c6h4c12h25so3h+h2o), air (h2o) panas, dan lem larutan tepung tapioka (c6h10o5 + h2o) untuk meningkatkan kualitas mekanik pada kayu sengon / Arif Pianto. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

RINGKASAN Pianto Arif. 2019. Perlakuan Larutan Deterjen (C6H4C12H25SO3H H2O) Air (H2O) Panas dan Lem Larutan Tepung Tapioka (C6H10O5 H2O) untuk Meningkatkan Kualitas Mekanik pada Kayu Sengon. Pembimbing (1) Drs. Eko Suwarno M.Pd (2) Drs. Priyono M.Pd. Kata kunci perlakuan larutan Sengon deterjen lem Tapioka Kemampuan produksi kayu bulat di Indonesia hanya mencapai 49.130.000 m3 setiap tahunnya (Badan Pusat Statistik 2017). Sedangkan proyeksi kebutuhan kayu jenis keras dalam bidang industri tahun 2014 saja mencapai 67.248.459 m3 dengan kenaikan 34 23% setiap tahun (Sumardjani dan Waluyo 2007). Pada akhirnya hal tersebut berdampak pada mahalnya kayu jenis keras (kelas I dan II). Kayu Sengon merupakan salah satu jenis kayu cepat tumbuh tapi tergolong ke dalam kelas kuat IV-V. Maka untuk meningkatkan kelas kuatnya (kualitas mekanik) perlu dilakukan pemberian perlakuan terhadap kayu Sengon agar dapat menjadi alternatif pengganti kayu kelas I-II. Mengacu pada penelitian terdahulu yang terkait salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meingkatkan kualitas mekanik kayu Sengon adalah dengan cara melapisi kayu menggunakan lem larutan tepung Tapioka. Tepung Tapioka memiliki kandungan amilosa yang mempunyai kemampuan mengkristal. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto (2017) tentang bioplastik dari tepung Tapioka dan tepung Maizena mendapatkan hasil bahwa dengan prosentase campuran 80% tepung Tapioka menghasilkan nilai tensile test sebesar 0 37 N/mm2. Penelitian tentang tepung Tapioka juga dilakukan oleh Suryanto (2016) yang meneliti tentang struktur dan kekerasan bioplastik dari tepung Tapioka dengan perolehan hasil nilai kekerasan bioplastik sebesar 68 99 skala shore A pada komposisi air 100ml tepung Tapioka 5% dan gliserol 1 5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan pemberian lapisan lem larutan tepung Tapioka terhadap kuat lentur (MoE dan MoR) dan kekerasan pada kayu Sengon sehingga hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif solusi penyelesaian masalah yang telah dipaparkan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen-laboratorium pre-experimental dengan mengambil alternatif desain the static-group comparation. Jumlah benda uji 8 benda uji kuat lentur berdimensi 50x50x760mm (4 sebagai kontrol dan 4 sebagai perlakuan) dan 6 benda uji kekerasan berdimensi 50x50x150mm (3 sebagai kontrol dan 3 sebagai perlakuan). Hasil penelitian menunjukkan MoE MoR dan kekerasan pada kayu perlakuan lebih tinggi daripada kayu kontrol dengan hasil rata-rata berturut-turut 4 884.813 N/mm2 berbanding 3 757.158 N/mm2 33.140 N/mm2 berbanding 22.630 N/mm2 dan 36.777 N berbanding 34.113 N. Prosentase peningkatan MoE MoR dan kekerasan berturut-turut 30.014% 46.433% dan 7.828%. Analisis uji SPSS dengan taraf siginifikansi 0 05 menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan pemberian lapisan lem tepung Tapioka terhadap peningkatan kualitas mekanik (nilai MoR) kayu Sengon. Tapi tidak signifikan terhadap nilai MoE dan kekerasan kayu.

Item Type: Thesis (Diploma)
Divisions: Fakultas Teknik (FT) > Departemen Teknik Sipil (TS) > S1 Pendidikan Teknik Bangunan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 29 Nov 2019 04:29
Last Modified: 09 Sep 2019 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/341615

Actions (login required)

View Item View Item