Daroini, Mustain Bagus (2024) Berpikir aljabaris siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) ditinjau berdasarkan level kognitif / Mustain Bagus Daroini</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang paling penting di tingkat pendidikan SD/MI hingga tingkat pendidikan SMA/MA bahkan perguruan tinggi memiliki beberapa jurusan yang menetapkan matematika sebagai mata pelajaran wajib. Salah satu tujuan belajar matematika adalah mengajarkan siswa untuk berpikir. Matematika adalah cara terbaik untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikirnya karena memberi mereka kesempatan untuk meningkatkan ketepatan dan kekuatan berpikir mereka. Melalui proses berpikir semua masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dapat dimaknai atau dipahami. SMP dan MTs menerima jumlah jam pelajaran matematika yang sama yaitu lima jam pelajaran per minggu (5 JP). Akan tetapi jumlah beban jam mata pelajaran di Madrasah Tsanawiyah (MTs) lebih banyak daripada di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karakteristik yang berbeda antara MTs dan SMP disebabkan oleh tujuan awal pembentukan kedua lembaga tersebut. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan siswa untuk mempelajari dan memahami mata pelajaran matematika itu sendiri khususnya materi aljabar yang merupakan salah satu topik utama yang dipelajari dalam mata pelajaran matematika di jenjang SMP/MTs. Aljabar dan Aritmatika adalah 2 materi yang berbeda. Aritmatika mengenal tentang spesifik bilangan aljabar mempelajari huruf sebagai suatu simbol matematika atau yang biasa dikenal dengan variabel. Pada aritmatika siswa mengenal bilangan beserta operasinya (penjumlahan pengurangan perkalian dan pembagian) sementara pada aljabar siswa perlu mengetahui huruf sebagai pengganti bilangan yang disebut variabel dimana siswa tidak dapat membayangkan secara langsung berapa kuantitasnya. Tindakan yang tepat diperlukan untuk membantu siswa memahami konsep aljabar dengan lebih baik. Ini diperlukan agar siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang aljabar. Saat mengatasi masalah aljabar siswa dituntut harus memiliki kemampuan untuk berpikir aljabar. Berpikir aljabar atau penalaran aljabar terjadi saat menyelesaikan masalah aljabar. Berpikir aljabar adalah proses kognitif yang menggunakan berbagai representasi untuk menyelesaikan situasi kuantitatif secara hubungan. Dikatakan berpikir aljabar jika subjek telah melakukan proses dalam menyelesaikan masalah yang diberikan dengan tahapan (1) memodelkan Gambar kedalam bentuk aljabar (2) menentukan hubungan dua Gambar dan 2 bentuk aljabar (3) melakukan operasi untuk menyelesaikan perrmasalahan. Dalam hal ini berpikir aljabar dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu Number Oriented Approach (NOA) dan Structure Oriented Approach (SOA). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan berpikir aljabar siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam menyelesaikan masalah aljabar. Data diperoleh dengan menggunakan soal tes berpikir aljabar dan wawancara. Subjek penelitian ini sebanyak enam siswa masing-masing dengan dua subjek berkemampuan tinggi dua subjek berkemampuan sedang dan dua subjek berkemampuan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berpikir aljabar yang dilakukan oleh pertama Siswa Berkemampuan Tinggi (SKT) melakukan proses berpikir aljabar dalam menyelesaikan masalah dengan tahapan (1) memodelkan Gambar kedalam bentuk aljabar (2) menentukan hubungan dua Gambar dan 2 bentuk aljabar (3) melakukan operasi untuk menyelesaikan perrmasalahan. Kedua Siswa Berkemampuan Sedang (SKS) belum melakukan proses berpikir aljabar secara tepat. SKS hanya menyelesaikan masalah dengan tahapan memodelkan Gambar kedalam bentuk aljabar akan tetapi belum sampai pada tahapan menentukan hubungan dua Gambar dan 2 bentuk aljabar dan belum melakukan operasi untuk menyelesaikan perrmasalahan. Ketiga Siswa Berkemampuan Rendah (SKR) belum melakukan proses berpikir aljabar secara tepat secara keseluruhan. Hal ini ditandai dengan sebagian besar siswa dengan prosentase 56% (34 dari 61 siswa) belum mampu menulis model matematika atau merepresentasikan kedalam bentuk aljabar. Selain itu ditinjau dari hasil Tes Berpikir Aljabar (TBA) yang dilihat dari jawaban tes dan wawancara siswa diperoleh hasil berdasarkan dari kategori berpikir aljabar pada penelitian ini yaitu (1) Siswa Berkemampuan Tinggi (SKT) dan Siswa Berkemampuan Sedang (SKS) tergolong sebagai siswa yang Berpikir Aljabar kategori Number Oriented Aprroach (NOA) (2) Hanya Siswa Berkemampuan Tinggi (SKT) saja yang tergolong sebagai siswa yang Berpikir Aljabar kategori Structure Oriented Aprroach (SOA) (3) Siswa Berkemampuan Rendah (SKR) belum tergolong kedalam 2 kategori baik NOA maupun SOA.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 11 Jun 2024 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2024 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/322810 |
Actions (login required)
View Item |