Analisis argumentasi mahasiswa dalam pembuktian masalah aljabar abstrak berdasarkan model argumentasi toulmin / M. Zainul Arifin</p> - Repositori Universitas Negeri Malang

Analisis argumentasi mahasiswa dalam pembuktian masalah aljabar abstrak berdasarkan model argumentasi toulmin / M. Zainul Arifin</p>

Arifin, M. Zainul (2023) Analisis argumentasi mahasiswa dalam pembuktian masalah aljabar abstrak berdasarkan model argumentasi toulmin / M. Zainul Arifin</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pembuktian memainkan peran penting dalam praktik matematika dan telah menjadi titik fokus utama dalam pendidikan matematika. Penggunaan pembuktian secara teratur dalam matematika dapat membantu mahasiswa dalam pembelajaran matematika pada tingkat perguruan tinggi yang intensif dengan pembuktian. Pengalaman mereka dalam mengerjakan tugas pembuktian matematis di tingkat sekolah menengah akan berdampak pada kemampuan pembuktian mereka di tingkat perkuliahan. Argumentasi merupakan bagian yang penting dari pembuktian. Terdapat beberapa model untuk menganalisis suatu argumentasi seperti Model Argumentasi Toulmin dan Model Argumentasi Krummheuer. Kelebihan menggunakan Model Argumentasi Toulmin adalah dapat digunakan untuk menilai kualitas argumentasi dalam hal mengidentifikasi banyak komponen penyusun argumen dan dapat diterapkan pada argumen tertulis dan transkrip diskusi lisan. Salah satu pokok bahasan pada matematika dimana banyak konsep-konsep yang harus dibuktikan adalah Aljabar Abstrak. Aljabar abstrak merupakan salah satu mata kuliah matematika yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pembuktian matematis. Namun belum banyak penelitian yang membahas mengenai argumentasi dalam membuktikan masalah Aljabar Abstrak. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan argumentasi mahasiswa pada pembuktian masalah Aljabar Abstrak berdasarkan Model Argumentasi Toulmin. Subjek pada penelitian ini adalah 2 mahasiswa dengan hasil jawaban yang lengkap namun berbeda pada kevalidan jawabannya. Peneliti memfokuskan pada 2 subjek pada hasil jawaban yang lengkap untuk dapat membandingkan argumentasi yang dibangun oleh kedua subjek. Komponen Data pada kedua subjek tersaji secara eksplisit yaitu tertulis pada lembar jawaban walaupun terdapat subjek yang tidak menuliskannya dengan lengkap namun dapat diungkap melalui wawancara. Kedua subjek juga mampu memahami bagaimana definisi dari sifat ketertutupan sifat asosiatif sifat identitas sifat invers dan grup abelian dengan benar yang berperan sebagai komponen Warrant. Sifat-sifat tersebut akan ditunjukkan berlaku pada permasalahan yang diberikan yang kemudian menjadi komponen Backing. Pada komponen Backing ini terdapat perbedaan struktur argumentasi antara kedua subjek karena terdiri dari beberapa sub argumen yang saling terkait dan subjek dapat menggunakan argumen yang berbeda-beda. Tidak semua komponen argumentasi selalu muncul secara eksplisit. Warrant dapat dikelompokkan menjadi Warrant yang bersifat deduktif struktural-intuitif dan induktif. Warrant deduktif digunakan kedua subjek dalam menunjukkan sifat ketertutupan sifat asosiatif dan grup abelian kemudian Warrant struktural intuitif digunakan oleh kedua subjek dalam menunjukkan sifat invers dan Warrant induktif digunakan kedua subjek dalam menunjukkan sifat identitas. Warrant struktural-intuitif dan Warrant induktif dapat dikatakan sebagai Warrant non-deduktif. Argumentasi matematika yang valid adalah argumentasi dengan Warrant deduktif. Warrant yang bersifat induktif dan intuitif bukanlah suatu hal yang buruk dalam pembuktian matematika justru penggunaan induktif dan intuitif dalam pembuktian matematika memiliki peran yang penting dalam pengembangan dan pemahaman konsep-konsep matematika. Keduanya saling melengkapi dalam membangun argumen deduktif yang valid. Penggunaan intuisi dalam pembuktian matematika juga memiliki peranan yang penting. Intuisi dapat membantu matematikawan dalam merumuskan hipotesis atau ide awal tentang suatu pernyataan matematika sebelum membuktikannya secara induktif maupun deduktif. Intuisi dapat didasarkan pada pengalaman sebelumnya pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep matematika atau pola-pola yang terlihat dalam data atau kasus-kasus khusus yang kemudian pola atau kasus khusus tersebut dibuktikan secara induktif. Namun intuisi saja tidak cukup untuk membuktikan suatu pernyataan matematika. Intuisi harus diikuti dengan langkah-langkah pembuktian yang ketat dan logis untuk memastikan kebenaran pernyataan tersebut. Komponen Qualifier yang tidak muncul pada hasil pekerjaan tertulis namun muncul ketika proses wawancara. Kedua subjek memberikan Qualifier yaitu rdquo yakin rdquo dengan hasil pekerjaan mereka walaupun terdapat subjek yang merasa salah dalam penghitungan kedua subjek tetap yakin dengan argumentasi yang dibangun. Kemudian komponen yang terakhir adalah Rebuttal atau contoh penyangkal. Komponen ini tidak selalu muncul dalam suatu argumentasi karena tidak semua pernyataan membutuhkan contoh penyangkal. Pada penelitian ini Rebuttal hanya muncul pada pembuktian grup abelian namun tidak ada subjek yang berhasil memberikan contoh penyangkal.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika
Depositing User: library UM
Date Deposited: 30 Aug 2023 04:29
Last Modified: 09 Sep 2023 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/322767

Actions (login required)

View Item View Item