Profil berpikir kreatif siswa beragensi utama dan sekunder dalam memecahkan masalah barisan dan deret / Novanda Krisdarani</p> - Repositori Universitas Negeri Malang

Profil berpikir kreatif siswa beragensi utama dan sekunder dalam memecahkan masalah barisan dan deret / Novanda Krisdarani</p>

Krisdarani, Novanda (2023) Profil berpikir kreatif siswa beragensi utama dan sekunder dalam memecahkan masalah barisan dan deret / Novanda Krisdarani</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Krisdarani N. 2023. Profil Berpikir Kreatif Siswa Beragensi Utama dan Sekunder dalam Memecahkan Masalah Barisan dan Deret. Tesis Program Studi S2 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Sukoriyanto M.Si. (II) Dr. rer. nat I Made Sulandra M.Si. Kata kunci profil berpikir kreatif agensi pemecahan masalah barisan dan deret Kurikulum Merdeka Belajar adalah salah satu bentuk perkembangan pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini mulai diterapkan pada beberapa jenjang pendidikan di Indonesia mulai tahun 2021. Salah satu aspek penting yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran matematika dalam Kurikulum Merdeka Belajar adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif erat hubungannya dengan pemecahan masalah matematis. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas X-10 SMAN 1 Garum kemampuan berpikir kreatif siswa masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil jawaban tes 35 siswa pada saat observasi dengan diberikan sebuah masalah kontekstual dengan materi barisan dan deret. Masalah yang diberikan merupakan soal dengan tipe open-middle tasks yang artinya soal memiliki satu jawaban benar tetapi banyak strategi untuk mendapatkan jawaban tersebut. Hasil dari jawaban siswa menunjukkan hanya ada 2 dari 35 siswa yang dapat menjawab dengan jawaban benar menggunakan 3 strategi penyelesaian menuliskan idenya sendiri dalam menyelesaikan soal dan menulisnya secara rinci. Sedangkan 33 siswa lainnya hanya menuliskan 1 strategi penyelesaian tidak dapat menuliskan ide mereka sendiri dan tidak rinci dalam menuliskan jawaban mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 95% siswa yang ada pada kelas tersebut tidak dapat menunjukkan berpikir kreatif mereka saat menyelesaikan masalah dengan materi barisan dan deret. Berpikir kreatif matematis menitikberatkan pada kemampuan siswa menghasilkan beragam jawaban benar yang bersifat baru pada masalah matematika. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah dengan kegiatan yang melibatkan interaksi siswa dengan orang lain. Pada proses interaksi tersebut siswa akan memiliki beberapa peran. Peran siswa dalam proses interaksi disebut dengan agensi. Agensi individu dibagi menjadi dua yaitu agensi utama dan sekunder. Jenis agensi ini tergantung dari peran dan kontribusi siswa dalam berpendapat di dalam suatu aktivitas diskusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil berpikir kreatif siswa beragensi utama dan sekunder dalam memecahkan masalah barisan dan deret. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu 6 siswa diantaranya 3 siswa beragensi utama dan 3 siswa beragensi sekunder. Pemilihan subjek berdasarkan peran siswa saat berinteraksi dalam aktivitas diskusi. Peran subjek tersebut dikategorikan berdasarkan indikator komunikasi. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dengan memberikan tes matematis dan wawancara. Indikator yang digunakan pada kemampuan beripikir kreatif meliputi kelancaran (fluency) keluwesan (flexibility) kebaruan (originality) dan keterincian (elaboration). Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil siswa agensi utama dalam memecahkan masalah barisan dan deret adalah dapat menggunakan berbagai macam strategi dan menemukan jawaban yang tepat. Hal ini berarti siswa dapat memenuhi indikator kelancaran (fluency) dan keluwesan (flexibility). Siswa agensi utama juga dapat menuliskan strategi penyelesaian yang baru dan unik sehingga dapat dikatakan memenuhi indikator kebaruan (originality). Siswa beragensi utama juga rinci dalam menuliskan jawaban mereka sehingga siswa memenuhi indikator keterincian (elaboration). Dengan kata lain siswa beragensi utama dapat memenuhi semua indikator dari berpikir kreatif. Sedangkan profil siswa dengan agensi sekunder dalam memecahkan masalah yaitu hanya ada 1 dari 3 siswa yang dapat menuliskan jawaban dengan benar dan tepat dari awal hingga akhir. Hal ini menunjukkan hanya ada 1 siswa yang memenuhi indikator kelancaran (fluency). 1 siswa beragensi sekunder dapat menuliskan 3 strategi jawaban berbeda sedangkan 1 siswa lainnya menuliskan 2 strategi jawaban berbeda. Hal ini berarti hanya 2 dari 3 siswa beragensi sekunder yang dapat memenuhi indikator keluwesan (flexibility). 1 dari 3 siswa dapat menuliskan ide yang dia temukan sendiri saat menyelesaikan masalah sehingga hanya ada 1 dari 3 siswa beragensi sekunder yang dapat memenuhi indikator kebaruan (originality). 2 dari 3 siswa beragensi sekunder dapat menuliskan jawaban mereka dengan rinci sehingga mereka dapat memenuhi indikator keterincian (elaboration). Dengan kata lain ketiga siswa beragensi sekunder tidak ada yang dapat memenuhi semua indikator berpikir kreatif.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika
Depositing User: library UM
Date Deposited: 18 Jul 2023 04:29
Last Modified: 09 Sep 2023 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/322757

Actions (login required)

View Item View Item