Nopikasari (2022) Fluency siswa kreatif dalam penyelesaian masalah matematika: studi kasus seorang siswa SMP / Nopikasari</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Creative thinking merupakan kemampuan yang dapat melahirkan gagasan-gagasan kreatif. Hasil dari gagasan kreatif berupa kreativitas siswa. Kreativitas ialah tindakan proses berpikir yang mendasari penemuan kebaruan serta inspirasi dengan indikator standar yaitu fluency flexibility dan novelty. 1) fluency pemikiran yang lancar akan mendorong munculnya beragam ide kemungkinan dan solusi 2) flexibility pemikiran yang fleksibel membentuk siswa menghasilkan banyak ide dalam menyelesaikan masalah 3) novelty pemikiran yang novelty membantu siswa untuk menggabungkan beragan ide yang telah dimiliki menjadi suatu ide baru dan berbeda dari sebelumnya. Dalam pembelajaran berpikir kreatif maupun kreativitas dapat dikaitkan dengan gaya belajar gaya kognitif dan juga gender. Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji keterkaitan antara kreativitas dengan komponen pembelajaran tersebut. Namun dalam penelitian ini indikator fluency mejadi fokus penelitian. Masih sedikit peneliti yang mengkaji tentang fluency siswa padahal jika dikaji lebih dalam fluency akan mengasah indikator-indikator kreativitas yang lain. Dikarenakan fluency merupakan indikator dasar dalam kreativitas yang menjadikan fluency sebagai dasar terbentuknya pemikiran kreatif. Selain itu fluency dalam operasi matematika dasar sangat penting untuk menguasai matematika tingkat tinggi seperti masalah matematika kemudian fluency dalam matematika bermanfaat sebagai dasar aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Fluency sebagai salah satu kemampuan merespon cepat serta memunculkan beberapa ide/gagasan dari proses berpikir kreatif memiliki ciri-ciri diantaranya (1) Melahirkan beragam ide saat menyelesaikan masalah (2) Menampilkan beragam cara saat menjawab soal (3) bekerja lebih cepat dan kuantitas pekerjaan. Berbicara mengenai fluency dalam pembelajaran matematika saat ini informasi terkait fluency masih terbatas. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebatas meneliti komponen kemampuan berpikir kreatif siswa secara keseluruhan atau hanya sebatas pada tingkatan kemampuan berpikir kreatif yang menghasilkan kreativitas saja. Kurangnya penelitian mengenai fluency dalam pembelajaran matematika akan berdampak pada kurang berkembangnya kemampuan berpikir kreatif siswa yang dapat menghasilkan kreativitas oleh karena itu penelitian terkait fluency dalam pembelajaran matematika ini perlu dilakukan. Untuk melihat fluency siswa peneliti melakukan studi pendahuluan dengan memberikan soal pemecahan masalah matematika dengan jenis soal yang diberikan yaitu verbal dan figural. Hasil yang diperoleh ialah seorang siswa laki-laki lebih fluency pada soal verbal daripada soal figural. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pendapat penelitian terdahulu yang menyatakan ldquo Siswa laki-laki lebih fluency pada soal figural dari pada soal verbal rdquo . Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus. Subjek dalam penelitian ini yaitu seorang siswa laki-laki SMP yang lebih fluency pada soal verbal. Dengan demikian peneliti akan mencari sebab faktor apa yang menjadikan seorang siswa laki-laki tidak lebih fluency pada soal figural. Terdapat beberapa faktor dalam pembelajaran yang menjadikan subjek penelitian tidak lebih fluency saat mengerjakan soal figural seperti gaya belajar gaya kognitif serta kebiasaan yang dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian peneliti memperoleh sebab yang menjadikan seorang siswa laki-laki SMP tidak lebih fluency pada soal figural diantaranya (1) Kebiasaan pembelajaran di sekolah yang menyajikan soal-soal cerita sehingga siswa terbiasa mengerjakan soal cerita dengan guru memberikan arahan penyelesaian dalam bentuk pembuatan strategi awal oleh siswa (2) Siswa tidak menyukai soal figural karena minimnya instruksi pada soal (3) Gaya kognitif yang dimiliki yaitu reflective cognitive style dan field independent gaya kognitif tersebut mepengaruhi subjek dalam kecepatan pengerjaan soal serta kuantitas pekerjaan yang dihasilkan 4) Gaya belajar yang dimiliki siswa yaitu gaya belajar auditory. Keempat faktor tersebut yang menjadikan seorang siswa laki-laki tidak lebih fluency pada soal figural. Sedikitnya pengkajian mengenai indikator pada kreativitas maka diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam masing-masing indikator dari kreativitas seperti flexibility dan novelty. Topik tersebut sangat menarik karena setiap indikator pada kreativitas akan menjadi acuan pada pembelajaran guna meningkatkan kemampuan kreativitas setiap siswa.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 29 Aug 2022 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2022 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/322664 |
Actions (login required)
View Item |