Analisis kemampuan berpikir geometri siswa kelas viii berdasarkan teori van hiele ditinjau dari gaya belajar / Atik Khoirun Nisak</p> - Repositori Universitas Negeri Malang

Analisis kemampuan berpikir geometri siswa kelas viii berdasarkan teori van hiele ditinjau dari gaya belajar / Atik Khoirun Nisak</p>

Nisak, Atik Khoirun (2022) Analisis kemampuan berpikir geometri siswa kelas viii berdasarkan teori van hiele ditinjau dari gaya belajar / Atik Khoirun Nisak</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada 10 siswa kelas IX SMPN 8 Malang untuk mengetahui kemampuan awal berpikir geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele diperoleh hasil bahwa 3 siswa hanya mampu mencapai di level berpikir 0 (Visualiasi) dan 7 siswa mampu mencapai level berpikir 1 (Analisis). Beberapa siswa tersebut juga sempat mengeluhkan bahwa mereka tidak memahami maksud dari soal yang diberikan yang mana soal tersebut adalah pernyataan tentang hubungan sebab akibat dan hubungan antar bangun segiempat. Apabila dikaitkan dengan indikator geometri Van Hiele maka sesuai dengan inidikator level 2 dan level 3. Hal tersebut memperkuat bahwa tingkat berpikir geometri siswa masih belum mampu mencapai level 2 ataupun level 3. Kemudian setiap individu memiliki keunikan tersendiri dalam merespon atau mempelajari suatu hal yang disebut dengan gaya belajar. Gaya belajar menjadi salah satu hal penting untuk mengidentifikasi bagaimana siswa memproses pemahaman terhadap materi-materi yang diberikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kemampuan berpikir geometri siswa berdasarkan tahapan Van Hiele yang ditinjau dari gaya belajar guna mengatasi kesulitan siswa dalam belajar geometri. Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir geometri siswa kelas VIII SMPN 8 Malang berdasarkan teori Van Hiele yang ditinjau dari gaya belajar. Tingkat Berpikir Geometri dikaji menggunakan level berpikir geometri Van Hiele yang terdiri dari 5 level. Akan tetapi yang digunakan dalam penelitian ini hanya meliputi 4 level yaitu level 0 (visualisasi) level 1 (analisis) level 2 (Deduksi Informal) dan level 3 (Deduksi Formal). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SMPN 8 Malang dengan mengambil calon subjek sebanyak 32 siswa kelas VIII H. Penelitian diawali dengan memberikan angket penggolongan gaya belajar dan juga tes kemampuan berpikir geometri kepada 32 siswa kelas VIII H. Hasil penggolongan gaya belajar menunjukkan bahwa banyaknya siswa pada setiap kelompok gaya belajar kurang seimbang yaitu siswa bergaya belajar visual mendominasi dengan jumlah 20 siswa. Oleh karena itu dipilih 5 siswa yang terdiri dari 3 siswa bergaya belajar visual 1 siswa bergaya belajar auditorial dan 1 siswa bergaya belajar kinestetik sesuai dengan pertimbangan dan saran dari guru serta kesediaan siswa tersebut untuk mengikuti kegiatan wawancara lanjutan. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir siswa bergaya belajar visual mampu mencapai tingkat 1 (Analisis) dengan karakter yang ditunjukkan diantaranya menggunakan gambar atau representasi visual sebagai alat bantu simbolik selama proses mengidentifikasi bangun geometri dan membedakan bangun geometri Selain itu cenderung lebih mampu menjelaskan sesuatu secara detail dalam bentuk tulisan sedangkan saat menjelaskan secara verbal akan cenderung singkat. Kemampuan berpikir siswa bergaya belajar audiotorial mampu mencapai tingkat 1 (Analisis) dengan karakter yang ditunjukkan diantaranya mampu mengidentifikasi bangun geometri dengan jelas melalui bercerita (verbal) daripada tulisan. Selain itu juga mampu memahami informasi atau penjelasan dengan baik saat mendengarkan dan berdiskusi dengan teman maupun rekan diskusi yang lain. Kemampuan berpikir siswa bergaya belajar kinestetik mampu mencapai tingkat 0 (Visualisasi) dengan karakter yang ditunjukkan diantaranya dalam mengidentifikasi maupun mengklasifikasikan bangun segiempat cenderung melibatkan praktik langsung atau dengan menggunakan alat bantu ukur (penggaris atau busur derajat). Apabila tidak menggunakan alat bantu atau media tertentu maka jawaban yang diberikan kurang tepat

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika
Depositing User: library UM
Date Deposited: 26 Aug 2022 04:29
Last Modified: 09 Sep 2022 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/322662

Actions (login required)

View Item View Item