Etnomatematika kampung adat takpala dan kaitannya dengan matematika sekolah / Andrian Runtius Lalang</p> - Repositori Universitas Negeri Malang

Etnomatematika kampung adat takpala dan kaitannya dengan matematika sekolah / Andrian Runtius Lalang</p>

Lalang, Andrian Runtius (2022) Etnomatematika kampung adat takpala dan kaitannya dengan matematika sekolah / Andrian Runtius Lalang</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Etnomatematika awalnya mengacu pada praktik matematika dalam budaya masyarakat yang primitive dan buta huruf. Dalam perkembangannya cakupan etnomatematika diperluas tidak hanya masyarakat primitive dan buta huruf tetapi pada suatu kelompok budaya. Saat ini etnomatemaika menjadi bidang penelitian tentang hubungan antara budaya dan matematika. Dimana pengetahuan etnomatematika dapat diperoleh berdasarkan karakterisitk Bishop yang mengacu pada kegiatan mendasar yang dilakukan masyarakat dalam keseharian seperti menghitung menentukan mengukur merancang menjelaskan serta bermain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi mengidentifikasi dan mendeskripsikan pengetahuan matematika pada budaya masyarakat Kampung Adat Takpala dan kaitan etnomatematika Kampung Adat Takpala dengan matematika sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian etnografi dengan berfokus pengetahuan matematika dalam kegiatan membilang yang dilakukan masyarakat menggunakan bahasa posisi jari tangan dan jari kaki serta lidi kegiatan menenun dan kegiatan bercocok tanam di Kampung Adat Takpala serta kaitan antara etnomatematika Kampung Adat Takpala dengan matematika sekolah. Penelitian ini dilakukan di Kampung Adat Takpala yang berada di Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi penelitian ini dipilih karena masyarakatnya masih memegang teguh adat kebiasaan dari suku yang menetap di kampung adat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari rumah tinggal mereka yang masih menggunakan rumah adat yang menyerupai rumah panggung (fala foka) pencaharian masyarakat dengan cara berburu bercocok tanam penggunaan bahasa di rumah dan lingkungan yang masih menggunakan bahasa daerah Suku Abui. Peneliti berperan sebagai instrument utama yang dilengkapi dengan instrument pendukung seperti panduan observasi panduan wawancara perekam suara dan perekam gambar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kegiatan membilang yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Adat Takpala terbagi atas tiga yaitu a) menggunakan bahasa Abui diperoleh pengetahuan matematika berupa bilangan basis 10 sub basis 5pada struktur kata bilangan basis 5 dan bilangan basis 10 pada keterangan masyarakat b) posisi jari tangan dan jari kaki diperoleh pengetahuan matematika berupa bilangan basis 5 dimana pada penyebutan puluhan diperoleh berdasarkan posisi jari tangan dan jari kaki c) menggunakan lidi diperoleh pengetahuan matematika berupa bilangan basis 10 sistem bilangan berdasarkan pengelompokkan puluhan dan ratusan serta operasi penjumlahan yang memperhatikan nilai tempat. Pada kegiatan bercocok tanam pengetahuan matematika yang diperoleh didasarkan pada aktivitas rutin yang dilakukan masyarakat yang kemudian dikenal sebagai karakteristik Bishop. Aktivitas rutin yang dimaksud pada kegiatan bercocok tanam yakni menghitung mengukur membandingkan dan mengurutkan menjelaskan serta menentukan waktu. Pada aktivitas menghitung diperoleh pengetahuan matematika berupa bilangan basis 100 serta operasi perkalian pada perhitungan jagung dan operasi penjumlahan dimana terdapat proses abstraksi himpunan dan subhimpunan pada perhitungan banyaknya hewan kurban dan banyaknya piring daging dalam ritual tifol tol. Pada aktivitas mengukur luas kebun diperoleh berdasarkan banyaknya bibit. Dimana kebun yang berukuran hektar diperoleh dari 1 bakul bibit (ayakbalekinuku) dan kebun yang berukuran 1 hektar diperoleh dari 2 bakul bibit (ayakbalekiayouku). Pada aktivitas ini juga diperoleh satuan tak baku dalam menyatakan banyaknya jagung hasil panen banyaknya jagung dalam tiap kumpulan untuk di jual dan satuan tak baku untuk ukuran berat. Pada aktivitas membandingkan dan mengurutkan diperoleh perbandingan besar kecilnya kebun yaitu ut foka untuk kebun berukuran besar dan ut kidding untuk kebun berukuran kecil. Pada aktivitas ini juga diperoleh perbadingan jauh dekatnya kebun berdasarkan jumlah orang yang membantu yaitu ut buoka untuk kebun yang jaraknya jauh dengan orang yang membantu sekitar 15 ndash 20 orang dan ut pyekaa untuk kebun yang jaraknya dekat dengan orang yang membantu sekitar 30 ndash 40 orang. Pada aktivitas menjelaskan diperoleh penggunaan logika implikasi dalam menentukan harga jagung dan penggunaan metode silogisme dalam menentukan harga jagung berdasarkan harga pasaran. Pada aktivitas menentukan waktu diperoleh pembagian waktu siang dan waktu malam berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Pada aktivitas ini juga dalam bercocok tanam terdapat penanda waktu berdasarkan pengetahuan gejala alam dan pola pikir sebab-akibat. Pada kegiatan menenun pengetahuan matematika yang diperoleh didasarkan pada aktivitas rutin yang dilakukan masyarakat yang kemudian dikenal sebagai karakteristik Bishop. Aktivitas rutin yang dimaksud pada kegiatan menenun yakni menghitung mengukur menjelaskan dan merancang. Pada kegiatan menghitung diperoleh pengetahuan matematika berupa operasi penjumlahan dimana terdapat abstraksi himpunan dan sub himpunan pada perhitungan banyaknya benang yang dibutuhkan dalam menghasilkan tenunan. Pada aktivitas mengukur diperoleh ukuran yang digunakan untuk tiap tenunan yakni noang dengan ukuran panjang 10 kak dan lebar 7 kak keang dengan ukuran panjang 8 kak dan lebar 7 kak pikaikol dengan ukuran panjang 1 dak lebih 2 kak dan lebar 1 kak. Pada aktivitas menjelaskan diperoleh penggunaan logika implikasi dalam menentukan waktu yang dibutuhkan dalam menenun dan menentukan harga jual. Pada aktivitas merancang diperoleh bangun datar belah ketupat berdasarkan motif tenunan kesebangunan antara motif kamaihiang dan motif kanai serta bilangan polindromik pada pola yang dibuat dalam pewarnaan benang. Selanjutnya berdasarkan pengetahuan matematika yang diperoleh terdapat kaitan etnomatematika Kampung Adat Takpala dengan matematika sekolah berdasarkan kesesuaian konten matematika dalam budaya Kampung Adat Takpala dengan matematika sekolah. Sehingga terdapat konten etnomatematika Kampung Adat Takpala yang mendukung dan tidak mendukung matematika sekolah. Konten matematika yang mendukung matematika sekolah yakni sistem bilangan dan operasi penjumlahan dengan memperhatikan nilai tempat pada penggunaan lidi satuan ukuran panjang tak baku (dak amp kak) dalam aktivitas pengukuran operasi perkalian berdasarkan satuan fat rsquo hatang dan fathieng bangun datar belah ketupat serta konsep kesebangunan pada aktivitas merancang motif tenunan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Matematika (MAT) > S2 Pendidikan Matematika
Depositing User: library UM
Date Deposited: 29 Mar 2022 04:29
Last Modified: 09 Sep 2022 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/322590

Actions (login required)

View Item View Item