Nuryanti, Karisma Rizqi (2022) Kesiapan pusat kegiatan belajar masyarakat menghadapi dinamika kebijakan reorganisasi pendidikan nonformal (studi kasus multi-situs pada dua PKBM di Kabupaten Malang) / Karisma Rizqi Nuryanti</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Pendidikan nonformal sampai saat ini telah memberikan banyak kontribusi di bidang pendidikan khususnya memberikan kesempatan bagi mereka yang putus sekolah. Diterbitkannya Perpres Nomor 82 Tahun 2019 menjadi awal baru bagi pendidikan nonformal disebut juga reorganisasi pendidikan nonformal. Tujuan dari reorganisasi pendidikan nonformal yaitu menciptakan keselarasan antara jalur pendidikan formal dan nonformal sebab Ditjen pendidikan anak usia dini (PAUD) digabungkan dengan Pendidikan Dasar dan Menengah menjadi Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) disatukan dengan pendidikan formal. Kondisi lingkungan pendidikan yang dinamis menyebabkan perubahan kebijakan dapat terjadi kapanpun. Keadaan ini menuntut para praktisi pendidikan agar senantiasa siap untuk melakukan perubahan demi mengimplementasikan kebijakan yang baru. Tidak terkecuali bagi para praktisi pada pendidikan nonformal khususnya para penyelenggara PKBM. Di Kabupaten Malang dari 3 PKBM yang menyandang akreditasi ldquo A rdquo namun hanya 2 PKBM yang menarik perhatian peneliti selain status akreditasi juga keduanya memiliki program layanan pendidikan kesetaraan yang menjadi salah satu isi dari kebijakan reorganisasi pendidikan nonformal untuk meneliti seperti apa kesiapan yang dimiliki lembaga PKBM tersebut dalam menghadapi dinamika kebijakan reorganisasi pendidikan nonformal saat ini. Fokus penelitian adalah untuk meneliti kesiapan PKBM dalam menghadapi dinamika kebijakan pendidikan nonformal yang khususnya pada Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang reorganisasi pada Kemendikbud. Penelitian tersebut akan 6 dirumuskan dalam subfokus sebagai berikut (a) kesiapan ketua PKBM (b) kesiapan anggota PKBM (c) kesiapan sarana dan prasaran PKBM dan terkahir (d) kesiapan budaya organisasi PKBM. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan (a) kesiapan ketua PKBM Pertiwi dan PKBM Bintang Bangsa dalam menghadapi dinamika kebijakan reorganisasi pendidikan nonformal (b) kesiapan anggota PKBM Pertiwi dan PKBM Bintang Bangsa dalam menghadapi dinamika kebijakan reorganisasi pendidikan nonformal (c) kesiapan sarana dan prasarana PKBM Pertiwi dan PKBM Bintang Bangsa dalam menghadapi dinamika kebijakan reorganisasi pendidikan nonformal dan (d) kesiapan budaya kerja PKBM Pertiwi dan PKBM Bintang Bangsa dalam menghadapi dinamika kebijakan reorganisasi pendidikan nonformal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus multi-situs. Hasil penelitian menunjukkan (a) kesiapan ketua PKBM pada PKBM Pertiwi dan PKBM Bintang Bangsa memiliki kesiapan yang sama. Keduanya sama-sama melakukan tindakan berupa mengarahkan perubahan identifikasi kebutuhan serta menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam melakukan perubahan untuk mengimplementasikan kebijakan reorganisasi. Kesimpulannya kesiapan ketua PKBM sudah sangat baik. Ketua PKBM memenuhi perannya sebagai pemimpin perubahan dalam mengarahkan dan memetakan kebutuhan untuk melaksanakan perubahan (b) kesiapan anggota PKBM pada PKBM Pertiwi dan PKBM Bintang Bangsa memiliki kesiapan yang hampir serupa. Upaya kesiapan anggota pada kedua PKBM memiliki kesamaan yaitu menyetandarkan tingkat pendidikan anggota PKBM dengan minimal tingkat pendidikan adalah S1 selanjutnya meningkatkan loyalitas anggota PKBM terakhir membuat anggota menerima perubahan. Perbedaanya adalah pada PKBM Bintang Bangsa memiliki komponen tambahan yaitu meningkatkan kompetensi anggota PKBM. Kesimpulannya kesiapan anggota dari kedua PKBM baik. Pada serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh kedua PKBM dalam rangka kesiapan anggota PKBM telah menghasilkan tekad bersama pada diri anggota PKBM untuk melakukan perubahan atau komitmen berubah (c) kesiapan sarana dan prasarana PKBM pada PKBM Pertiwi dan Bintang Bangsa memiliki kesiapan yang nyaris sama. Secara umum keduanya memiliki gedung pembelajaran yang terdiri dari ruang kelas ruang tutor serta dilengkapi dengan meja kursi dan lain sebagainya. Perbedaan ketersediaan sarana mengikuti pada program keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing PKBM. Kesimpulannya kesiapan sarana dan prasaran kedua PKBM memiliki kesiapan yang sangat baik. Keduanya berusaha melengkapi sarana dan prasaran yang dimiliki sesuai dengan standar yang telah ditetapkan hal ini mempermudah PKBM dalam melakukan perubahan untuk menerapkan kebijakan reorganisasi pendidikan nonformal dan (d) kesiapan budaya kerja PKBM pada PKBM Pertiwi dan Bintang Bangsa memiliki kesiapan yang sedikit berbeda. Kesamaan budaya organisasi baik PKBM Pertiwi maupun PKBM Bintang Bangsa yaitu dengan membangun rasa saling percaya dan menghargai diantara anggota PKBM serta terbuka dengan perubahan segala bentuk perubahan. Perbedaan terletak pada budaya kekeluargaan yang hanya ada di PKBM Pertiwi sedangkan di PKBM Bintang Bangsa lebih memilih kesiapan budaya organisasi dengan mendukung pengembangan inovasi yang dapat menunjang kemajuan PKBM dan menjalin komunikasi yang baik dengan para anggota PKBM. Kesimpulannya kesiapan budaya organisasi kedua PKBM memiliki kesiapan yang baik karena terbentuk budaya organisasi yang sehat pada PKBMnya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) > S2 Pendidikan Luar Sekolah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 09 Jan 2022 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2022 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/322123 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |