Aziza, Nur (2024) Evaluasi dan pelaporan manajemen berbasis sekolah dalam kelayakan SMPN Satu Atap menuju sekolah terstandar di Pulau Lembata Nusa Tenggara Timur / Nur Aziza</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Permasalahan pemerataan pendidikan yang dewasa ini masih terjadi menjadikan pendidikan satu atap menjadi solusi. Hadirnya lembaga satu atap membuat siswa tingkat dasar terdorong untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Dengan demikian angka partisipasi kasar (APK) meningkat. Namun dalam realita secara impelementasinya Sekolah Satu Atap masih menghadapi banyak problematika. Meskipun bisa menaikkan APK namun aspek ini belum cukup untuk mencapai kualitas pendidikan yang standar. Dengan demikian Sekolah Satu Atap harus mendapatkan perhatian khusus dalam hal aspek pemenuhan standar mutu. Sekolah Satu Atap harus mampu bersaing dengan sekolah regular lainnya dalam hal mutu dan mendapatkan siswa. Apabila mutu dan daya saing sudah semakin meningkat maka ide perubahan satuan pendidikan dari yang mulanya sekolah satu atap bisa berubah bentuk menjadi sekolah terstandar seperti SMP pada umumnya. Kewajiban dalam peningkatan mutu dan daya saing membuat sekolah satu atap membutuhkan evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah. Evaluasi ini dilakukan sebagai upaya mewujudkan sekolah yang efektif. Tujuan dari penelitian ini berfokus dalam mendeskripsikan kondisi 8 standar dalam SNP kemudian melakukan evaluasi dan pelaporan manajemen berbasis sekolah yang dirincikan dalam manajemen kurikulum dan pembelajaran manajemen tenaga kependidikan manajemen sarana prasarana manajemen peserta didik manajemen humas dan manajemen keuangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis multi situs. Adapun situs yang diteliti ialah SMPN Satap Waiwaru SMPN Satap Hamahena dan SMPN Satap Holoriang. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan bantuan aplikasi N-Vivo 14. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Semua SMP dalam 3 situs ini menggunakan 2 kurikulum yaitu kurikulum merdeka untuk kelas 7 dan 8 dan K13 untuk kelas 9. Dalam prosesnya sekolah melaksanakan pembelajaran intrakurikuler kokurikuler ekstrakurikuler dan program program seperti kegiatan pengembangan diri program P5 dan kegiatan kerohaniawan seperti doa bersama di akhir pekan. Seluruh sekolah dalam situs mendorong penggunaan media berbasis IT. Sekolah juga masih mengembangkan administrasi yang kelengkapannya sekarang adalah 60%. Berkaitan dengan proses proses dari pembuatan soal hingga rekapitulasi nilai dan laporan hasil belajar dilakukan dengan baik. Dalam hal sarana prasarana banyak yang belum lengkap walaupun sedikit ruangnya namun sudah sesuai dengan jumlah rombel yang ada. Berkenaan dengan jumlah guru sekolah masih kekurangan beberapa guru dan masih proses pengajuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten untuk pengadaan. Ketiga sekolah ini sumber pengadaan uangnya sama yaitu BOS iuran komite dan DAK. Kemudian pada bagian evaluasi MBS didapati hasil bahwa terdapat penyesuaian kurikulum sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan mutu sekolah. Upaya peningkatan mutu ditentukan oleh dukungan para stakeholdersnya baik dari kepala sekolah guru tendik komite orang tua maupun para siswa itu sendiri. Idealisme terkait mutu ini dukungan utamanya ialah pada keberlangsungan program program yang dijalankan. Masalah-masalah yang berhubungan dengan guru ialah para guru masih ada yang mengajar pada 2 mapel. Hal ini menunjukkan kurangnya tenaga guru yang ada kemudian masalah kurang disiplin dan umpan balik penguasaan guru di PMM yang masih 50% serta masih sedikit yang lulus sebagai guru penggerak. Hal ini menunjukkan mutu guru yang kurang dan perlu diperbaiki. Kemudian masalah keuangan yang paling banyak terjadi di 3 situs penelitian ini adalah pada masalah dana yang keluar tidak sesuai dengan yang diajukan serta jumlah guru honorer yang banyak sehingga kewalahan ketika membayar guru honorer karena keuangan yang kurang sehingga sekolah membutuhkan bantuan orang tua untuk ditarik iuran bulanan. Kekurangan sarana prasarana memang yang paling banyak diungkapkan para guru dan kepala sekolah. Adapun kekurangan ini karena memang membutuhkan waktu yang lama untuk bisa cair. Dana sarpras ini biasanya berasal dari DAK. Pengajuan butuh bertahun-tahun untuk diterima. Masalah yang paling banyak dibicarakan adalah pada poin kurangnya motivasi siswa untuk sekolah. Hal ini disebabkan karena kondisi daerah yang agak jauh dari kota sehingga menyebabkan rendahnya mobilitas. Sekolah menjalin kemitraan dengan Pemerintah daerah Pemerintah Desa orang tua dan dewan paroki gereja Kristen. Namun kemitraan utama adalah dengan orang tua wali karena memberikan dukungan baik dalam bidang keuangan prasarana bimbingan kesiswaan serta program sekolah dalam kurikulum
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S2 Manajemen Pendidikan |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 03 Jun 2024 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2024 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/322093 |
Actions (login required)
View Item |