Adistya, Pragita Aci (2022) Stabilitas nilai tukar di negara asean selama pandemi covid-19 / Pragita Aci Adistya</p>. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Terjadinya pandemi covid-19 yang melanda dunia berdampak pada perubahan di segala aspek kehidupan termasuk pada kondisi ekonomi negara di kawasan Asia Tenggara yang mengalami guncangan sehingga ketika nilai mata uang suatu negara melemah adalah gambaran lemahnya kondisi negara tersebut dalam melakukan transaksi ke luar negeri. Untuk menciptakan kestabilan dalam perekonomian diperlukan kondisi ekonomi makro yang baik dimana sistem ini mempelajari tentang perubahan kondisi ekonomi yang mempengaruhi nilai tukar mata uang. Nilai tukar yang menguat disebut apresiasi dan nilai tukar yang melemah disebut depresiasi. Guncangan ekonomi yang terjadi menyebabkan fluktuasi harga di pasar domestik dan resesi. Sistem nilai tukar dan instrumen yang efektif diperlukan pada berbagai sektor agar mencapai stabilitas di negara berkembang yang berhubungan dengan hal tersebut adalah peran nilai tukar. Stabilitas nilai tukar akan berfluktuatif disebabkan faktor eksternal pada domestik. Pergerakan nilai tukar yang berubah tidak stabil dan cepat menyebabkan permasalahan dalam kegiatan perdagangan antar negara sehingga diperlukan peran otoritas moneter sampai pelaku pasar keuangan. Sistem keuangan yang baik diperlukan untuk mencapai stabilitas nilai tukar di setiap negara pemulihan ekonomi pasca pandemi di negara ASEAN berfokus pada kawasan negara berkembang. Pemerintah di negara ASEAN melakukan pembatasan ekonomi untuk mengurangi penyebaran covid-19 yang menyebabkan negara mengalami resesi karena peran nilai tukar yang sangat penting. Pada tahun 2020 tercatat bahwa transaksi valuta asing Dollar Amerika mencapai 87% di dunia atau volume rata-rata 2.2 T dalam perdagangan internasional. Keadaan tersebut membuat nilai mata uang di negara berkembang tidak stabil dan terjadi fluktuasi. Bank dunia memproyeksikan pandemi menyebabkan sekitar 5.2% guncangan untuk PDB global pada tahun 2020. Akibatnya perekonomian mengalami guncangan baik internal maupun eksternal dan menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi global. Oleh sebab itu kebijakan moneter harus signifikan menyeimbangkan implikasi makroekonomi dan keuangan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh variabel makroekonomi dari neraca pembayaran suku bunga acuan dan jumlah uang beredar terhadap stabilitas nilai tukar di lima negara berkembang kawasan Asia Tenggara yang tergabung pada organisasi geopolitik dan ekonomi yaitu Association of Southeast Nation (ASEAN) selama pandemi covid-19 terjadi untuk melihat hubungan yang terjadi pada jangka pendek dan jangka panjang. Metode dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan model Vector Error Correction Model (VECM). Analisis VECM dilakukan melalui berbagai tahapan uji yaitu uji stasioneritas uji lag optimal uji kointegrasi uji VECM fungsi respon impuls dan dekomposisi varians. Hasil penelitian dalam jangka panjang menunjukkan bahwa variabel makroekonomi yang mempunyai pengaruh positif terhadap stabilitas nilai tukar mata uang pada lima negara berkembang ASEAN adalah suku bunga pinjaman ekspor dan jumlah uang beredar. Sedangkan variabel makroekonomi suku bunga simpanan impor dan transaksi berjalan mempunyai pengaruh negatif terhadap stabilitas nilai tukar mata uang dalam jangka panjang. Pada jangka pendek variabel makroekonomi yang mempunyai pengaruh positif terhadap stabilitas nilai tukar adalah suku bunga simpanan impor dan transaksi berjalan. Sedangkan variabel makroekonomi suku bunga pinjaman ekspor dan jumlah uang beredar mempunyai pengaruh negatif terhadap stabilitas nilai tukar secara jangka pendek pada lima negara berkembang ASEAN. Seiring berjalannya waktu menuju pasca pandemi covid-19 setiap negara terus mengalami perbaikan dan perekonomian di lima negara berkembang ini bergerak menuju angka positif yang berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi di setiap negara pada khususnya dan negara di Kawasan Asia Tenggara atau negara ASEAN pada umumnya. Dalam menghadapi tantangan ekonomi global tahun 2023 sebaiknya pemerintah mendukung perdagangan internasional dan memperkuat kerjasama dengan negara-negara tetangga. Serta bank sentral berperan dalam mendorong peningkatan digitalisasi pembayaran melalui akselerasi bank digital atau teknologi finanisal dalam mengimplementasikan dan menjaga jaringan pengamanan keuangan global.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) > Departemen Ekonomi Pembangunan (EKP) > S2 Ilmu Ekonomi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 29 Dec 2022 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2022 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/305241 |
Actions (login required)
View Item |