Transformasi pendidikan agama Islam - Repositori Universitas Negeri Malang

Transformasi pendidikan agama Islam

Asari, Andi and Junaidin, Junaidin and Hilir, Alwi and Saputra, Ajat and Hermawansyah, Hermawansyah and Satriyadi, Satriyadi and Sinulingga, Neng Nurcahyati and Makruf, Syahdara Anisa and Rahmah, St. and Srinawati, Risna and Maturidi, Ade Johar and Hariati, Haryuni and Faizah, Siti Inayatul (2023) Transformasi pendidikan agama Islam. In: Transformasi Pendidikan Agama Islam. CV. ISTANA AGENCY, Yogyakarta, pp. 1-10. ISBN 978-623-8242-07-8

[img] Text
fullteks.pdf

Download (1MB)

Abstract

Memasuki era transformasi digital, sebagai konsekuensi munculnya teknologi informasi, anak-anak terpapar media digital pada usia dini, terhubung dengan jaringan internet (Kamaludin & Purnama, 2021). Pada akhirnya, generasi baru diproduksi, generasi yang tampaknya meningkat ke jaringan dan instrumen teknologi mereka, tetapi meningkat terputus dari tetangga mereka, keluarga mereka dan sahabat mereka (Tao et al., 2019). Melihat perkembangan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, dikhawatirkan bahwa akses mudah ke teknologi kini telah memfasilitasi kebutuhan masyarakat untuk berbagai sumber informasi. Di sisi lain, sumber informasi yang diakses terkadang dapat menodai cara memahami agama. Ini dapat memberikan ancaman serius bagi moderasi agama (Kamaludin & Purnama, 2021). Menurut para ahli, penggunaan media sosial dalam penelitian tentang pengajaran agama tidak terkendali, karena kemungkinan bertukar ide, pendapat, dan pemahaman di antara pengguna. Oleh karena itu, media sosial, tidak hanya menyediakan tempat untuk belajar di mana siswa dapat mempelajari semua hal agama, apalagi mereka juga membantu penyebaran pikiran dan ideology (Kamaludin & Purnama, 2021). Kemudian menurut Islam & Khatun (2015) ada dua cara berbeda untuk mendefinisikan moderasi yakni perspektif barat dan perspektif sarjana islam. Dalam perspektif barat, moderasi bukanlah kategori, tetapi suatu proses. Suatu proses, seperti demokrasi, di mana kelompok radikal diberi kesempatan untuk berfungsi dalam domain demokratis (Kamaludin & Purnama, 2021). Kementerian Agama Indonesia mengklarifikasi bahwa moderasi agama bukan hanya sifat yang diajarkan oleh Islam, tetapi juga diajarkan oleh agama-agama lain. Kementerian menekankan bahwa moderasi agama harus fokus pada tiga karakter utama yaitu kebijaksanaan, kemurnian, dan keberanian. Dengan kata lain, moderasi agama akan selalu memilih jalan tengah. Moderasi agama dapat dengan mudah diimplementasikan ketika individu memiliki pengetahuan agama yang memadai yang memungkinkan mereka untuk selalu bijaksana (Kamaludin & Purnama, 2021). Lembaga pendidikan Islam perlu mengembangkan strategi moderasi agama yang berlaku untuk diterapkan melalui kegiatan pengajaran dan pembelajaran. Strategi ini harus fokus pada empat sifat yang diusulkan oleh Kementerian Agama yaitu, komitmen nasional, toleransi, anti-kekerasan dan akomodatif terhadap budaya lokal (Kamaludin & Purnama, 2021).

Item Type: Book Section
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Karya Dosen FS
Depositing User: Library UM
Date Deposited: 27 Jun 2023 07:05
Last Modified: 13 Jul 2023 08:47
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/3011

Actions (login required)

View Item View Item