Prahardana, Muhammad Wahyu Prahardana (2023) Banjir dan upaya penanggulangannya di mojokerto (1970an-2017) / Muhammad Wahyu Prahardana. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Bencana banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia. Bencana banjir disebabkan karena volume air yang melewati sungai atau saluran air pembuangan melebih batas maksimal daya tampung. Banjir disebabkan berbagai faktor seperti kondisi geografis topografis dan demografis wilayah. Terjadinya bencana banjir akan meningkat tajam saat musim penghujan yang terjadi di bulan Oktober dan mencapai puncak di bulan Januari sampai April. Bencana banjir ini sering terjadi di berbagai daerah seperti Mojokerto. Di mana Mojokerto memiliki kondisi geografis topografis dan demografis yang beragam. Penelitian ini mencoba menjelaskan mengenai bencana banjir dan upaya penanggulangannya di Mojokerto dari tahun 1970-an hingga 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan kondisi geografis dan demografis peristiwa banjir di tahun 1970-an hingga 2017 dan mengetahui upaya penanggulangan bencana banjir di Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang mempunyai lima tahap. Tahap pertama pemilihan topik tahap kedua adalah heuristik atau pengumpulan sumber sejarah tahap ketiga adalah verifikasi atau kritik sumber tahap keempat adalah interpretasi sumber atau tahap penafsiran sumber sejarah tahap kelima adalah historiografi atau penulisan sejarah secara sistematis dan kronologis. Setelah dilakukan penelitian ini didapatkan fakta bahwa banjir di Mojokerto terjadi karena faktor kondisi geografis dan demografis yang beragam. Keberagaman geografis ini berupa 62 Sungai 3 pegunungan 13 jenis tanah dan curah hujan tinggi mencapai 1000-2300 mm/ tahun. Kondisi geografis ini menjadi salah satu faktor terjadinya banjir. Karena topografi datar landai dan cekungan dapat menyebabkan terjadinya genangan air. Selain itu kondisi demografis juga beragam dengan jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Kondisi tersebut memberikan peningkatan jumlah pemanfaatan lahan di Mojokerto yang menyebabkan penggunaan lahan semakin meningkat. Dengan meningkatnya penggunaan lahan dan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan sehingga berkurangnya lahan terbuka hijau dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir. Karena faktor-faktor tersebut wilayah Mojokerto menjadi daerah rawan banjir. Banjir di Mojokerto memiliki rentang siklus yang beragam mulai dari 20 4 dan setiap tahun. Di tahun 1970-an Mojokerto mengalami banjir besar yang berhasil merendam beberapa kecamatan dan menimbulkan kerugian besar. Bencana banjir di Mojokerto terjadi karena efek curah hujan tinggi di tahun tersebut. Curah hujan yang tinggi sehingga beberapa sungai meluap akibat tidak bisa menahan debit air. Setelah di tahun 1970-an Mojokerto tidak mengalami banjir selama 20 tahun. Hal ini bisa terjadi karena di tahun 1980 hingga 1990-an Pemerintah Mojokerto berfokus dalam pembangunan dan perbaikan fasilitas penanggulangan bencana banjir. Banjir di Mojokerto kembali terjadi di tahun 2002-2017 dan di tahun tersebut memiliki intensitas kejadian yang sering dari 20 tahun menjadi 1-4 tahun sekali. Kejadian bencana banjir yang semakin sering terjadi karena berbagai faktor seperti curah hujan tinggi dan kerusakan lingkungan. Curah hujan di tahun tersebut berkisar 1500-2500 mm/tahun dan terjadinya kerusakan lingkungan seperti penebangan liar dan kebakaran hutan yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Bencana banjir di Mojokerto telah berlangsung cukup lama dan terjadi berulang kali. Hal ini memberikan permasalahan bagi pemerintah Mojokerto sehingga dilakukan berbagai cara penanggulangan banjir seperti pembuatan infrastruktur normalisasi sungai dan reboisasi. Pembuatan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah berupa pembuatan saluran air perbaikan tanggul sungai check dam waduk dan rumah pompa. Sedangkan normalisasi sungai dilakukan untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi dari sungai dengan cara pengerukan pembuatan tanggul serta merapikan struktur tanah. Selain itu cara lainnya yaitu melakukan reboisasi dataran tinggi dan pegunungan akibat penebangan ilegal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bencana banjir di Mojokerto disebabkan berbagai hal seperti kondisi geografis dan demografis yang beragam. Keberagaman ini menjadikan Mojokerto menjadi rawan bencana banjir. Hal ini dibuktikan bahwa banjir di Mojokerto telah berlangsung dari masa ke masa seperti di tahun 1970-an. Di mana di tahun tersebut terjadi bencana banjir besar yang menimbulkan kerugian besar. Bencana tersebut terjadi setelah pemerintah melakukan proyek besar di Sungai Brantas untuk mengatasi banjir. Akan tetapi banjir tetap terjadi dan berlangsung sampai saat ini. Walaupun berbagai pihak berusaha untuk mengatasi permasalahan banjir mulai dari pembangunan infrastruktur normalisasi sungai dan reboisasi. Maka dari itu diperlukan penanganan bersama yang sistematis dari pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan banjir di Mojokerto.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Ilmu Sejarah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 08 Sep 2023 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2023 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/293089 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |