Pengembangan modul kearsipan dengan metode guided inquiry pada materi mengidentifikasi bahan dokumentasi dan peraturan kliping (studi pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran 2 di SMK Negeri 1 Probolinggo) / Fahmi Rosyidin Muhammad - Repositori Universitas Negeri Malang

Pengembangan modul kearsipan dengan metode guided inquiry pada materi mengidentifikasi bahan dokumentasi dan peraturan kliping (studi pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran 2 di SMK Negeri 1 Probolinggo) / Fahmi Rosyidin Muhammad

Muhammad, Fahmi Rosyidin (2016) Pengembangan modul kearsipan dengan metode guided inquiry pada materi mengidentifikasi bahan dokumentasi dan peraturan kliping (studi pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran 2 di SMK Negeri 1 Probolinggo) / Fahmi Rosyidin Muhammad. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

ABSTRAK Muhammad Fahmi Rosyidin. 2016. Pengembangan Modul Kearsipan dengan Metode Guided Inquiry pada Materi Mengidentifikasi Bahan Dokumentasi dan Peraturan Kliping (Studi pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran 2 di SMK Negeri 1 Probolinggo). Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. Heny Kusdiyanti. S.Pd. M.M. (2) Drs. Moh. Hari M.Si. Kata kunci modul guided inquiry mengidentifikasi bahan dokumentasi dan peraturan kliping. Penelitian dan pengembangan ini dilatarbelakangi oleh terbatasnya bahan ajar mata pelajaran Kearsipan yang sesuai dengan susunan materi Kurikulum 2013 (K13). Bahan ajar Kearsipan yang mengembangkan kemampuan proses berpikir siswa dan mampu membimbing siswa untuk belajar secara mandiri juga belum banyak dikembangkan sebelumnya. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bahan ajar Kearsipan masih sangat terbatas keaktifan dan hasil belajar siswa juga masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah terbatasnya bahan ajar yang disusun secara sistematis komunikatif dan menarik bagi siswa. Pembelajaran Kearsipan dengan menggunakan modul yang diintegrasikan dengan metode guided inquiry diharapkan mampu membuat siswa belajar mandiri sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya dan dapat membangun sikap aktif kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk menghasilkan modul pembelajaran Kearsipan yang sesuai dengan metode guided inquiry pada materi Mengidentifikasi Bahan Dokumentasi dan Peraturan Kliping untuk siswa SMK/MAK kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran 2) untuk mengetahui kelayakan modul pembelajaran kearsipan yang sesui dengan metode guided inquiry pada materi Mengidentifikasi Bahan Dokumentasi dan Peraturan Kliping yang telah dibuat melalui proses validasi. Rancangan penelitian ini diadaptasi dari model 4D oleh Thiagarajan S. Semmel D.S. Semmel M.I. tahun 1974 melalui empat langkah penelitian yaitu mendefinisikan (Define) merancang (Design) mengembangkan (Develop) dan menyebarluaskan (Disseminate). Validasi modul dilakukan oleh 1 orang dosen jurusan manejemen program studi administrasi perkantoran Universitas Negeri Malang sebagai validator ahli modul pembelajaran 1 orang guru mata pelajaran Kearsipan SMK Negeri 1 Probolinggo sebagai validator ahli materi dan 30 siswa kelas X APK3 SMK Negeri 1 Malang sebagai responden pengguna. Produk yang dikembangkan berupa modul pembelajaran Kearsipan pada materi Mengidentifikasi Bahan Dokumentasi dan Peraturan Kliping yang menggunakan metode guided inquiry (inkuiri terbimbing). Kompetensi dasar yang dikembangkan oleh peneliti dalam modul ini adalah KD 3.4 (Mengidentifikasi bahan dokumentasi dan peraturan kliping) dan KD 4.4 (Mempraktikan tata cara menyiapkan bahan dokumentasi dan peraturan kliping). Sajian dan analisis data pada penelitian ini dibedakan menjadi empat aspek yaitu (1) aspek kelayakan isi (2) aspek kelayakan penyajian (3) aspek kelayakan bahasa dan (4) aspek kelayakan kegrafikaan. Berdasarkan penilaian pada keempat aspek tersebut diperoleh data bahwa modul ini termasuk kategori valid dengan hasil persentase sebesar 93% untuk aspek kelayakan isi 89% untuk aspek kelayakan penyajian 90% untuk aspek kelayakan bahasa dan 96% untuk aspek kelayakan kegrafikan. Sehingga dipperoleh rata-rata uji validasi secara keseluruhan sebesar 92%. Saran bagi pengembangan lebih lanjut adalah 1) pengembangan modul sebaiknya juga dilakukan pada materi atau kompetensi dasar yang lainnya 2) memberikan banyak motivasi karena semangat siswa bisa menurun secara mendadak. Motivasi bisa berupa memberikan arahan tentang pentingnya materi yang dipelajari dan manfaatnya sehingga siswa mempunyai semangat untuk mempelajarinya. Mempertahankan semangat siswa adalah hal yang penting untuk efektivitas penggunaan produk dan 3) Mengharapkan keterbukaan sekolah Keterbukaan sekolah disini maksudnya adalah apabila dalam proses pembuatan modul dan penelitian pihak peneliti ada kekurangan maka pihak sekolah wajib memberi masukan atau teguran kepada pihak peneliti terutama sekolah-sekolah yang menjadikan modul sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) > Departemen Manajemen (MNJ) > S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran
Depositing User: library UM
Date Deposited: 10 Oct 2016 04:29
Last Modified: 09 Sep 2016 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/29100

Actions (login required)

View Item View Item