Tradisi ancak sebagai bentuk solidaritas sosial Masyarakat Diwet Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan di era new normal / Ika Wildah Nafisah - Repositori Universitas Negeri Malang

Tradisi ancak sebagai bentuk solidaritas sosial Masyarakat Diwet Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan di era new normal / Ika Wildah Nafisah

Nafisah, Ika Wildah (2022) Tradisi ancak sebagai bentuk solidaritas sosial Masyarakat Diwet Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan di era new normal / Ika Wildah Nafisah. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tradisi ancak di Diwet dimulai pada tahun 1980 ketika Bangil dipimpin Jogjakarta yang diselenggarakan setiap satu suro namun tidak berakhir lama akibat adanya perselisihan antara warga pendatang dengan warga lokal membuat tradisi ini terhenti. Tahun 2010 tradisi ini diadakan kembali setiap 16 Agustus oleh para pemuda supaya masyarakat Diwet memiliki identitas juga sebagai wadah untuk menyatukan masyarakat untuk tetap solid dan terhindar dari perpecahan. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui proses pelaksanaan tradisi ancak dan bentuk solidaritas yang ada ditinjau dari perspektif interaksionisme simbolik Blumer dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif . Pengumpulan data dilakukan melalui observasi di lokasi wawancara secara tertutup dan terbuka dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai jawaban narasumber juga dokumentasi untuk mendukung data yang telah diperoleh sebelumnya. Menggunakan teknik purposive sampling dengan memilih narasumber berdasarkan kriteria yakni narsumber yang terlibat langsung mulai dari persiapan pembuatan ancak hingga proses pelaksanaan tradisi ancak. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa proses tradisi ini dilaksanakan di sore hari membawa ancak berisi buah sayur umbi-umbian makanan ringan mainan dan uang yang kemudian diperebutkan oleh warga. Bentuk solidaritas sosial yang timbul antara lain kerjasama gotong royong persatuan dan kekompakan antar warga masyarakat. Interaksi simbolik terlihat dari makna tradisi ini sebagai ungkapan syukur atas segala nikmat yang diberikan dengan harapan agar terhindar dari malapetaka dan segala kesalahpahaman yang dapat menimbulkan perpecahan. Pelaksanaan tradisi ini menggunakan bahasa Jawa ketika mengirimkan doa kepada Allah SWT dan leluhur tanpa melibatkan ritual khusus. Masyarakat mempercayai tradisi ini mampu membawa berkah dan manfaat bagi kehidupan warga Diwet sehingga mereka terus menjaga melestarikan dan mengembangkan tradisi ini.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sosiologi > S1 Pendidikan Sosiologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 05 Jan 2022 04:29
Last Modified: 09 Sep 2022 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/281939

Actions (login required)

View Item View Item