Model student well-being di Sekolah Dasar / Wahyu Widodo - Repositori Universitas Negeri Malang

Model student well-being di Sekolah Dasar / Wahyu Widodo

Widodo, Wahyu (2022) Model student well-being di Sekolah Dasar / Wahyu Widodo. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penelitian mengenai well-being dalam bidang pendidikan begitu masif dalam satu dekade terakhir. Well-being merupakan konsep yang kompleks sehingga pemahamannya dalam latar pendidikan memerlukan konstruk yang lebih spesifik. Beberapa peneliti terdahulu telah menawarkan beragam konsep student well-being. Namun demikian penelitian yang dapat mengungkap dinamika terjadinya student well-being masih sedikit lebih khusus pada jenjang sekolah dasar. Ketersediaan model student well-being di sekolah dasar akan berguna untuk menjelaskan secara holistik interaksi antara siswa dan lingkungan yang berdampak pada tercapainya student well-being. Hal itu mendesak untuk dilakukan karena berbagai penelitian telah melaporkan bahwa student well-being berpengaruh positif pada perkembangan siswa dalam kehidupan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model student well-being di sekolah dasar yang disusun berdasarkan teori sosial kognisi teori ekologi Bronfenbrenner dan teori medan Kurt Lewin. Sebagaimana perspektif teori sosial kognisi penelitian ini melibatkan variabel pada konteks personal dan lingkungan siswa. Pada konteks personal penelitian ini melibatkan variabel self-efficacy sedangkan pada konteks lingkungan penelitian ini melibatkan variabel yang mewakili lingkungan rumah kelas sekolah dan masyarakat secara umum yang secara berturut-turut yaitu variabel parental involvement classroom emotional climate school sense of community dan perceived social innovation. Selanjutnya dinamika hubungan antar variabel digambarkan berdasarkan teori ekologi Bronfenbrenner sehingga pada akhirnya terdapat dua variabel mediator yaitu self-efficacy dan school sense of community yang berperan memediasi pengaruh parental involvement classroom emotional climate dan perceived social innovation terhadap student well-being. Adapun teori medan Kurt Lewin dalam penelitian ini digunakan sebagai landasan teoretis atas persepsi siswa terhadap fenomena pembelajaran di kelas dengan fokus pada iklim emosional kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasional. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 dan kelas 6 dari 10 sekolah dasar dari 5 kecamatan di Kota Malang. Jumlah subjek penelitian yang terlibat sebanyak 3.073 dengan rincian 2.269 responden terlibat pada pengembangan skala dan 804 responden terlibat pada studi korelasional. Proses pemilihan responden menggunakan teknik stage sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) skala student well-being (2) skala self-efficacy (3) skala parental involvement (4) skala school sense of community (5) skala classroom emotional climate dan (6) perceived social innovation yang mana secara keseluruhan dikonstruksi oleh peneliti berdasarkan topangan teoretis masing-masing variabel menggunakan analisis model Rasch. Sedangkan uji model teoretis menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM). Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dari google form dan disebarluaskan kepada responden melalui Whatsapp. Hasil uji struktural model menunjukkan bahwa fakta empirik dari model teoretis sesuai dengan standar goodness of fit. Artinya ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara perceived social innovation parental involvement dan classroom emotional climate terhadap student well-being baik secara langsung maupun tidak langsung melalui school sense of community dan self-efficacy. Sedangkan hasil analisis pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel menunjukkan bahwa (1) Ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara self-efficacy terhadap student well-being (2) Tidak ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara parental involvement terhadap student well-being (3) Tidak ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara school sense of community terhadap student well-being (4) Ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara classroom emotional climate terhadap student well-being (5) Tidak ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara perceived social innovation terhadap student well-being (6) Tidak ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara parental involvement terhadap student well-being melalui self-efficacy (7) Ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara school sense of community terhadap student well-being melalui self-efficacy (8) Ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara classroom emotional climate terhadap student well-being melalui self-efficacy dan (9) Tidak ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara perceived social innovation terhadap student well-being melalui school sense of community. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa student well-being di sekolah dasar dipengaruhi secara holistik oleh self-efficacy siswa parental involvement classroom emotional climate school sense of community dan perceived social innovation. Lingkungan terdekat siswa dimana siswa banyak menghabiskan waktunya terbukti berpengaruh secara langsung terhadap student well-being. Sedangkan lingkungan terluar siswa tidak dapat berpengaruh langsung terhadap student well-being namun dimediasi oleh aspek personal siswa yakni self-efficacy. Seluruh temuan ini menandakan bahwa dinamika student well-being di sekolah dasar terjadi secara proksimal-kongruen. Dengan demikian dapat disarankan bahwa sekolah perlu menyusun program keterlibatan orang tua yang berfokus pada peningkatan kapabilitas siswa di bidang akademik dan pendampingan sosio-emosional serta sesuai dengan latar belakang keluarga dan karakteristik siswa. Selain itu perlu diadakan pelatihan guru secara intensif dalam hal penataan iklim emosi di ruang kelas sehingga guru memiliki kapabilitas untuk menciptakan emosi positif selama pembelajaran. Lingkungan sekolah perlu ditata untuk menguatkan perannya sebagai komunitas belajar sehingga sense of community dapat terbangun diantara anggota sekolah. Demikian juga sekolah perlu menciptakan inovasi sosial dalam bentuk pemanfaatan teknologi belajar terkini sehingga berdampak pada sense of community dan self-efficacy siswa sehingga tercapai student well-being.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Psikologi (FPsi) > Departemen Psikologi (PSi) > S3 Psikologi Pendidikan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 15 Jul 2022 04:29
Last Modified: 09 Sep 2022 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/271959

Actions (login required)

View Item View Item