Faizi, Ahmad (2022) Pembelajaran Bahasa Madura Responsif Budaya / Ahmad Faizi. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
RINGKASAN Faizi Ahmad. 2022. Pembelajaran Bahasa Madura Responsif Budaya. Disertasi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Djoko Saryono M.Pd. (II) Dr. Muakibatul Hasanah M.Pd. dan (III) Dr. Nurchasanah M.Pd. Kata Kunci Bahasa Madura Pembelajaran Responsif Budaya Budaya Pembelajaran Etnografi Strategi Komunikasi Pembelajaran. Pembelajaran BMa di Probolinggo merupakan salah satu situasi sosial yang telah dan sedang menerapkan PRB. Ada upaya mengakomodasi keragaman pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik yang dilakukan oleh sekolah pada umumnya dan guru BMa khususnya. Konten yang disiapkan dan disajikan sesuai dengan keragaman yang ada di kelas. Cakupan yang ada sangat beragam dan cenderung mengakomodasi nilai-nilai lokalitas yang ada di masyarakat sekitar. Demikian juga metode yang digunakan juga cukup beragam dan menyesuaikan karakteristik PD. Penelitian ini merupakan penelitian etnografi. Tujuannya adalah mengungkap berbagai latar belakanng pengalaman dan pengetahuan kultural yang tampak di kelas pembelajaran BMa berbagai metode yang digunakan guru di dalam menggunakan keragaman pengetahuan dan pengalaman tersebut serta berbagai strategi komunikasi yang digunakan guru di dalam pembelajaran. Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran BMa. Data yang digunakan adalah satuan kebahasaan yang berupa kata frasa klausa maupun kalimat yang diperoleh dari sumber data yaitu kegiatan pembelajaran BMa. Data dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara. Data yang sudah terkumpul dianalisis berdasarkan tahapan analisis domain taksonomi dan komponensial. Setelah itu ditentukan tema-tema budaya berdasarkan focus penelitian. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat dinyatakan beberapa kesimpulan. Pertama ada tiga jenis kearifan lokal yang ada di dalam PBM yaitu BC abh acirc sa dan rar egrave nggh acirc n. BC terdiri atas perpaduan antara BMa (semua ragam) BI BMa (ragam tinggi) BMa (ragam rendah) dan BMa bahasa percakapan lain atau bahasa kekinian. BC digunakan untuk efektivitas komunikasi. Menggunakan BC dianggap efektif karena PD memiliki keterbatasan kosa kata BMa ragam abh acirc sa dan mereka sudah terbiasa menggunakan BC terutama di saat berbincang santai. Abh acirc sa sebagai salah satu kearifan lokal menjadi tujuan utama di dalam pembelajaran BMa. Namun tidak semua PD dapat melakukan abh acirc sa karena dipengaruhi oleh latar belakang mereka yang beragam. Rar egrave nggh acirc n sebgai kekayaan lokal berperan penting di dalam menciptakan efetifitas komunikasi selama pembelajaran. Dengan memanfaatkan rar egrave nggh acirc guru dapat menumbuhkan semangat belajar PD mencairkan ketegangan di tengah-tengah pembelajaran dan meningkatkan kedekatan guru dengan PD. Kedua Keragaman kelas sosial PD menuntut keragaman metode yang digunakan guru selama pembelajaran. Secara umum guru menggunakan sapaan khas Madura dan abh acirc sa kepada semua PD tanpa membeda-bedakan kelas sosial mereka. Namun ketika berkomunikasi langsung guru menggunakan pola komunikasi yang beragam sesuai dengan keragaman latar belakang PD. guru sering abh acirc sa kepada PD yang berasal dari keluarga guru atau kiai sedangkan kepada PD yang berasal dari keluarga tani buruh tani dan profesi yang lain guru sering menggunakan BC karena guru menganggap mereka tidak terbiasa abh acirc sa. Namun demikian guru juga sering menggunakan abh acirc sa ketika mengetahuai bahwa PD terbiasa abh acirc sa selama berdialog dengan mereka. Kebiasaan abh acirc sa PD sangat dipengaruhi oleh status keluarga PD ketika keluarga mereka merupakan santri atau berdekatan dengan lingkungan santri mereka cenderung memiliki kebiasaan abh acirc sa. Pemanfaatan BMa secara penuh digunakan kepada PD yang berasal dari penutur BMa yang terbiasa abh acirc sa. Jika ditelusuri lebih jauh mereka yang terbiasa abh acirc sa berasal dari lingkungan santri atau berasal dari keluarga yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Kepada PD penutur BMa yang tidak terbiasa abh acirc sa guru lebih sering menggunakan campuran terutama perpaduan antara BMa ragam tinggi dengan BMa ragam rendah (BMa RT BMa RR). Selain itu kepada penutur non-Madura guru biasanya menggunakan BC. Selain itu suara yang digunakan juga sering lebih lirih dibansing dengan suara ketika berkomunikasi dengan penutur BMa yang tidak biasa abh acirc sa. Keragaman gender mengharuskan guru menggunakan cara atau metode yang beragam sesuai dengan gender PD. Secara umum guru melayani PD dengan layanan yang sama yaitu menggunakan sapaan khas Madura dan menggunakan abh acirc sa. Perlakuan tersebut biasa dilakukan ketika guru berada di depan semua PD ketika menjelaskan dan menyapa mereka. Kondisi berbeda ketika guru berkomunikasi langsung dengan mereka guru menggunakan abh acirc sa kepada PD perempuan yang terbiasa abh acirc sa. Di sisi lain kepada PD perempuan yang tidak terbiasa abh acirc sa guru menggunakan BC. Sesuai dengan pembahasan sebelumnya bahwa PD yang terbiasa abh acirc sa (termasuk PD perempuan) biasanya berasal dari lingkungan pesantren atau setidaknya berasal dari keluarga yang pernah menempuh pendidikan di pesantren. Ketiga Guru menggunakan budaya PD sebagai upaya menciptakan efektivitas komunikasi selama pembelajaran. Penggunaan BC abh acirc sa dan rar egrave nggh acirc n dapat mendekatkan guru dengan PD karena mereka merasa dihargai dan merasa bahwa apa yang mereka miliki sangat berharga. Penggunanaan berbagai budaya yang sesuai dengan masing-massing PD tersebut juga membuat mereka semakin bersemangat di dalam melakukan pembelajarandan membuat mereka lebih mudah di dalam melakukan pembelajaran. Sebagai salah satu upaya mewujudkan keadilan di dalam pembelajaran guru memberikan akses yang sama dengan cara yang berbeda kepada semua PD yang beragam. PD yang beragam latar belakang memiliki kebebasan di dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman mereka masing-masing. mereka yang sudah terbiasa abh acirc sa diberikan akses untuk meggunakan abh acirc sa selama berkomunikasi dengan guru sedangkan mereka yang tidak terbiasa abh acirc sa dieri kesempatan untuk menggunakan BC menggannti dan bahkan menerjemah ketika berkomunikasi. Memberikan pelayanan yang beragam kepada PD merukan salah satu upaya dari guru untuk memberikan pilihan-pilihan di dalam proses pembelajaran. BC abh acirc sa ta rsquo abh acirc sa rar egrave nggh acirc n merupakan beberapa pilihan yang digunakan oleh guru dan PD di dalam melakukan komunikasi selama pembelajaran. Pilihan-pilihan tersebut juga dapat dimaknai sebagai perhatian guru terhadap kondisi PD. Menurut Huriati Masdul Sutirman guru perlu memberikan perhatian dukungan dan empati kepada PD agar mereka dapat melakukan komunikasi dengan efektif dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 19 Apr 2022 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2022 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/271841 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |