Teks singir: estetika sastra dan ajaran sufistik / Moh. Ahsan Shohifur Rizal - Repositori Universitas Negeri Malang

Teks singir: estetika sastra dan ajaran sufistik / Moh. Ahsan Shohifur Rizal

Rizal, Moh. Ahsan Shohifur (2022) Teks singir: estetika sastra dan ajaran sufistik / Moh. Ahsan Shohifur Rizal. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Singir Lare Yatim (SLY) merupakan karya K.H.R Abbas Hasan memiliki keistimewaan atau kekhususan tersendiri. K.H.R Abbas Hasan adalah seorang alim allamah orang yang memiliki kedalam ilmu baik ilmu syariat maupun tasawuf juga memiliki karomah. Karya beliau ini terdapat ajaran yang dapat dikontekstualisasikan dalam kehidupan era sekarang. Bagian-bagian singir terdiri bab adiyah murid walid dan shohabah merupakan ajaran untuk revolusi spiritual (tasawuf) bagi santri yang ingin memahami kehidupan. Penelitian ini difokuskan dua hal yakni estetika sastra dan ajaran sufistik dalam Singir Lare Yatim karya K.H.R Abbas Hasan Tugung Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis teks dengan pendekatan kualitatif multidisipliner model metode puisi Richard. Diksi kata frasa kalimat yang diambil teks Singir Lare Yatim karya K.H.R Abbas Hasan dijadikan sebagai acuan data. Teknik analisis data yang digunakan yakni Miles and Huberman mengacu pada konstruksi estetika dan ajaran sufistik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa panduan pengumpulan data (teks) dan analisis data yang disusun berdasarkan fokus penelitian dengan menggunakan media tabel. Hasil penelitian menunjukan konstruksi Teks Singir Estetika dan Ajaran Sufistik yang terbentuk dari dua elemen pokok yaitu estetika sastra (struktur lahir dan batin singir) dan ajaran tasawuf ahlaki maqammat (tahapan spiritual) serta ahwal (kondisi psikologis). Pertama struktur lahir singir mencakup diksi yang terdapat dalam SLY mencakup diksi bahasa Jawa bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Diksi yang digunakan oleh penyair memberi kesan estetis terhadap SLY dan memberikan penekanan makna religi. Selanjutnya rima dan ritma yang berdasarkan bunyi mencakup aliterasi asonansi dan repetisi. Berikutnya implementasi ilmu Arudl terdapat penggunaan bahar yakni pada bab addaiyah adab walid adab shohabah dan kolofon menggunakan bahar rajaz sedangkan pada bab adab murid berpola bahar kamil. Selanjutnya Penerapan tafi rsquo lah atau metrum dalam syair bahasa Arab akan berbeda dengan menganalisis singir. Jika syair berbahasa Arab maka ada aturan khusus karena huruf yang digunakan adalah huruf bahasa Arab. Kedua struktur batin singir mencakup tema feeling nada dan pesan singir meliputi manggala (pembuka) isi (wacana singir) dan kolofon (penutup). Tema SLY memiliki tema utama yakni Akhlak Tasawuf. Meskipun singir ini tergolong pada kelompok singir akhlak namun penyair banyak mengilutrasikan petuah-petuah di dalam bait singir merupakan inti sari dari Al Qur rsquo an maupun hadist juga dilengkapi dengan beberapa kitab tasawuf sebagai pendukung yang langsung di umpakan atau diibaratkan oleh penyair. Yakni kitab Ihya Ulumudin bidayatul hidayah maupun kitab Al Hikam. Selanjutnya feeling atau perasaan penyair terhadap kondisi jiwanya selaras dengan kondisi tersebut. Perasaan penyair mengarah pada Khauf dan Roja rsquo penuh rasa takut atau khawatir dan senantiasa berharap kepada Tuhan agar apa yang telah ditulis dalam singir ini nantinya dapat dijadikan sebagai pegangan oleh santri atau masayarakat luas. Berikutnya nada atau sikap penyair terhadap pembaca bervariasi walaupun berhubungan terhadap tema dan perasaan yang telah diungkapkan. Nada yang terdapat dalam Singir Lare Yatim ini bernadakan ldquo himabuan rdquo . K.H.R Abbas Hasan mengajak sekaligus menghimbau kepada semua santri untuk menjadikan singir ini sebagai bahan bacaan dan diharapkan mampu mengaktualisasikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam singir dikehidupan sehari-hari. Selanjutnya pesan atau amanat memiliki pesan atau amanat yang relevan dengan zaman sekarang. Terutama terkait tasawuf akhlaki. Tergambar jelas pada setiap baitnya degradasi akhlak sudah diproyeksikan dalam Singir Lare Yatim dibeberapa baitnya. Adapun tahapan spiritual (maqamat) meliputi (1) taubat (at-taubah) (2) sabar (as-sabar) zuhud (az-zuhud) (4) tawakal (at-tawakul) (5) syukur (as-shukur) faqr (al-faqr) dan rida (ar-ridhda). Kondisi spiritual dalam tasawuf akhlaki yakni (1) perasaan khawatir (al-khouf) (2) penuh harap (raja rsquo ) (3) cinta (al-Mahabbah) (4) merasa diawasi (al-muraqqobah) (5) dan intropeksi diri (al-muhasabah). Maqam adalah kedudukan seseorang yang menunjukkan kedekatannya kepada Allah Swt. Posisi tersebut tidak diperoleh begitu saja tetapi harus melalui proses yang sungguh-sungguh. Dengan kata lain dapat juga dipahami bahwa proses yang dilalui oleh para sufi untuk mencapai derajat tertinggi harus melalui maqam- maqam yang banyak dari maqam paling rendah sampai tertinggi. Ahwal adalah keadaan yang diberikan Tuhan di tengah perjalanan spiritual seseorang yang melewati maqam tertentu. Ketika Tuhan memanifestasikan dalam jiwa manusia dan hati yang murni baik dalam keagungan dan keindahan-Nya seseorang akan mencintai manifestasinya dan merasakan kegembiraan tertentu hati terasa dekat (quurb) cinta (mahabbah) raja kedamaian dan rasa meyakinkan

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 04 Oct 2022 04:29
Last Modified: 09 Sep 2022 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/271837

Actions (login required)

View Item View Item