Konstruksi budaya dalam wacana tegges mamaca madura / M. RIDWAN - Repositori Universitas Negeri Malang

Konstruksi budaya dalam wacana tegges mamaca madura / M. RIDWAN

Ridwan, M. Ridwan (2022) Konstruksi budaya dalam wacana tegges mamaca madura / M. RIDWAN. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Mamaca merupakan salah satu jenis tradisi yang ada di Madura. Tradisi mamaca merupakan sebuah kegiatan membaca teks berupa cerita dengan cara ditembangkan (dinyanyikan) dan diartikan (dijelaskan). Lumrahnya cerita dalam mamaca berupa tulisan Arab Pegon dan menggunakan Bahasa Jawa meskipun ada yang menggunakan Bahasa campuran (Jawa dan Madura). Mamaca menjadi salah satu tradisi yang dilisankan dari generasi ke generasi. Seiring berjalannya waktu dan dinamika perkembangan peradaban yang kian modern kini memaksa masyarakat untuk terus beradaptasi dan menyesuaikan diri. Arus perubahan yang kini terus mengalami pergeseran menyebabkan kearifan budaya lokal yang mestinya menjadi identitas kelompok dan harus terus terpelihara dan dijaga mulai semakin terdegradasi. Disertasi ini merupakan penelitian tentang Konstruksi Budaya Madura dalam Wacana Tegges Mamaca yang dituturkan oleh masyarakat dalam dinamika kehidupan sosial dan budaya Madura. Fokus penelitian ini meliputi tiga hal yaitu Tema-tema budaya Representasi budaya serta Konstruksi praktik ideologi dan kekuasan dalam wacana tegges mamaca. Data dalam penelitian ini adalah tegges mamaca dari Layang Jatiswara Candra Jagad dan Babad Songennep serta informasi-informasi yang teramati di lapangan sebagai bentuk konfirmasi dari masyarakat Madura khususnya Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough yang diperkuat dengan teori konstruksi Berger dan Luckman dan teori representasi Stuart Hall. Sumber data penelitian diperoleh dari masyarakat yang berperan sebagai tokang tegges (juru makna) pada acara mamaca sebagai informan. Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti (etnografer) dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan wawancara. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan analisis wacana kritis analisis konstruksi budaya dan analisis representasi budaya. Melalui penelitian ini diperoleh hasil penelitian yaitu Pertama tema budaya dalam tegges mamaca diungkapkan melalui dua cara yaitu kehidupan spiritual dan kehidupan sosial kemanusiaan. Kehidupan spiritual masyarakat Madura dalam wacana tegges mamaca dikonstruksi melalui nilai religius di lingkungan secara umum dan nilai religius di lingkungan keluarga. Budaya madura dibentuk oleh keteguhan dan kegigihan prinsip masyarakatnya dalam belajar Rukun Islam melaksanakan salat membaca mamahami dan mengamalkan Al-Qur rsquo an mempelajari ilmu yang bermanfaat berhubungan baik dengan orang lain mengutamakan kehidupan akhirat tawakkal kepada Allah. Kehidupan sosial dan kemanusiaan dalam wacana tegges mamaca dikonstruksi melalui nilai sosial dan transformasi pendidikan keluarga yakni mengamalkan sikap-sikap terpuji yang sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dan seorang anak meneladani sikap baik orang tua dan orang tua menjadi contoh teladan bagi anak-anaknya. Kedua representasi budaya Madura dalam tegges mamaca diungkapkan melalui dua cara yaitu kedudukan Buppa rsquo Babbu Guru Rato serta kedudukan pemimpin/penguasa. Pertama kedudukan Buppa rsquo Babbu Guru Rato direpresentasikan melalui kewajiban tunduk dan patuh kepada orang tua guru (kiai) dan pemimpin yang adil. Menghormati orang tua guru (kiai) dan pemimpin adalah prinsip masyarakat Madura yang sudah tertanam di dalam pendidikan keluarga. Kedua kedudukan penguasa/pemimpin dalam wacana tegges mamaca direpresentasikan melalui sikap pemimpin yang adil dan bijaksana. Ketiga konstruksi ideologi dan kekuasaan diperoleh dari Layang Candra Jagad dan Babad Songennep. Pesan disampaikan melalui berbagai modus kalimat yaitu aktif-pasif positif-negatif transitif pemasifan. intransitif. Nilai-nilai agama dan budaya yang harus diamalkan oleh masyarakat Madura adalah mengamalkan Rukun Islam prinsip tidak meninggalkan salat pengamalan taqwa mengamalkan ilmu syariat tarikat hakikat dan ma rsquo rifat dengan sanad keilmuan dan guru yang jelas tirakat (bertapa) etika dan keberanian dalam bersikap pembuktian belajar sepanjang hayat menjaga hubungan baik (hormat) dengan orang lain mendidik keluarga dengan adab tatakrama dan ilmu yang benar. Dalam perspektif semantik Layang Candra Jagad mengisahkan semangat Candra Jagad sebagai calon raja untuk mencari ilmu yang nyata (tidak hanya ilmu syariat namun juga hakikat dan ma rsquo rifat) demi kejayaan di masa depan. Adapun layang Babat Sumenep mengisahkan perjuangan Pottre Koneng dalam mensucikan diri dengan bertapa di gua Payudan dan kehamilannya yang bersifat mistis. Tetapi dalam perkembangannya cerita tentang Pottre Koneng dan Adipoday lsquo diputuskan rsquo bahwa sebenarnya mereka berada dalam satu ikatan pernikahan sehingga lahir Jokotole yang menjadi penakluk Kerajaan Majapahit.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 11 Nov 2022 04:29
Last Modified: 09 Sep 2022 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/271836

Actions (login required)

View Item View Item