Kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik / Busra Bumbungan - Repositori Universitas Negeri Malang

Kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik / Busra Bumbungan

Bumbungan, Busra (2022) Kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik / Busra Bumbungan. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

RINGKASAN Busra Bumbungan. 2022. Kepemimpinan Kewirausahaan Sekolah dalam Mengembangkan Kecakapan Hidup Peserta Didik. Disertasi. Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal M.Pd (2) Prof. Dr. Hj. Nurul Ulfatin M.Pd dan (3) Prof. Dr. H. Achmad Supriyanto M.Pd M.Si. Kata kunci kepemimpinan kewirausahaan kepala sekolah kecakapan hidup Kepemimpinan kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai seorang pemimpin yang memiliki keterampilan berwirausaha. Dengan kata lain wirausaha kepemimpinan mengacu pada pemimpin yang dapat mengambil risiko menangkap peluang mengejar inovasi dan menjadi inovatif memproduksi kolaboratif memotivasi dan membuat tim terus bergerak menuju tujuan bersama. Selain itu kepemimpinan kewirausahaan menciptakan produk baru proses baru dan peluang ekspansi dalam berwirausaha bekerja di bidang pendidikan dan social. Motivasi utama kepemimpinan kewirausahaan SMK adalah melahirkan peserta didik yang memiliki kecakapan hidup melalui kewirausahaan sekolah. Berdasarkan konteks penelitian maka dirumuskan fokus penelitian sebagai berikut (1) Kecakapan hidup dalam kepemimpinan kewirausahaan sekolah (2) Wawasan kepemimpinan kewirausahaan sekolah dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik (3) Strategi kepemimpinan kewirausahaan sekolah dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik (4) Faktor-faktor pendukung dan strategi pendayagunaan faktor-faktor pendukung kepemimpinan kewirausahaan sekolah dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik (5) Faktor-faktor penghambat dan strategi penanganan faktor-faktor penghambat kepemimpinan kewirausahaan sekolah dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi multikasus. Penelitian dilakukan di SMKN 1 Palopo SMKN 1 Luwu Utara dan SMKN 1 Batu. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara observasi dan studi dokumentasi. Penentuan informan melalui teknik purposive sampling sehingga yang menjadi sumber data utama adalah kepala sekolah yang selanjutnya melakukan snowball technique sehingga informan selanjutnya adalah wakil kepala sekolah guru peserta didik mitra/alumni dan pengawas. Data dianalisis memalui tahapan analisis data tunggal kemudian analisis lintas kasus. Sementara keabsahan data dilakukan dengan teknik (1) derajat kepercayaan (2) kecocokan (3) ketergantungan (4) ketegasan. Hasil penelitian meliputi kecakapan hidup yang dimiliki kepala sekolah seperti (a) kemampuan personal dalam berpikir secara luas dan rasional dalam menyikapi pengembangan program kewirausahaan sekolah (b) kemampuan kepala sekolah dalam menjaga hubungan harmonis dengan takeholders sekolah mampu membangun komunikasi dan kemitraan dengan pihak pemerintah dunia industri dan masyarakat (c) kemampuan kepala sekolah dalam mengimplementasikan ide-ide inovatif meningkatkan wawasan dan akademik guru dalam menyiapkan proses belajar mengajar yang berkualitas (d) kemampuan kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuan vokasi peserta didik melalui program kewirausahaan sekolah. Wawasan kepamimpinan kewirausahaan kepala sekolah dalam membangun jiwa dan karakter kewirausahaan pada SMK Negeri yang menerapkan konsep kewirausahaan dengan mengintegrasikan unsur budaya lokal mencakup lima (5) aspek yaitu a) pemimpin menciptakan inovasi kewirausahaan sekolah b) pemimpin bekerja keras untuk merealisasikan kompetensi kewirausahaan c) pemimpin menumuhkan motivasi yang kuat dan semangat kerja tim kewirasuahaan sekolah d) pemimpin menyakinkan tim kewirausahaan untuk pantang menyerah jika terdapat masalah e) pemimpin memiliki naluri kewirasuahaan sehingga program kewirausahaan sekolah mencapai tujuan. Strategi kepemimpinan kewirausahaan terdapat pada tahapan perencanaan pelaksanan evaluasi dan tindak lanjut. Setiap sekolah memiliki karakter masing-masing. Konsep kewirausahaan dengan mengintegrasikan unsur budaya lokal yakni a) Perencanaan PERKASA b) pelaksanaan program melalui program koordinasi kerja Pembelajaran ADA Supervisi Supervisi TRISIPA dan c) pelaksanaan dengan Sistem Kontinuitas Komprehensif Kooperatif dan Objektif (KKKO). Sementara pada sekolah negeri yang berbasis kemitraan yakni a) Perencenaan POINTEG b) pelaksanaan program melalui kegiatan KKT Model Pembelajaran PPA Supervisi SIDIA Pengembangan SDM dan c) evaluasi SICERDIK. Selanjutnya sekolah negeri yang berbasis potensi kota yakni a) Perencanaan PERINTIS b) pelaksanaan koordinasi kerja supervisi SIPBE pengembangan guru dan c) evaluasi SIVASAPA. Faktor-faktor pendukung kepemimpinan kewirausahaan sekolah dalam pengembangan kecakapan hidup peserta didik terdiri atas faktor-faktor pendukung internal yakni (a) Menetapkan target pencapaian mutu (b) Integrasi budaya TRISIPA (c) Tanaman lokal sebagai produk unggulan (d) Komitmen pada pengembangan skill peserta didik (e) Motivasi kerja (f) Kerjasama tim yang solid (g) Mengaktifkan budaya briefing dan berdoa pagi (h) Dukungan sarana prasarana. Faktor pendukung ekternal yaitu (a) Peran komite sekolah (b) Dukungan Dinas pendidikan pemerintah Dukungan mitra keluarga dan alumni. Sementara pendayagunaan faktor-faktor pendukung intenal yaitu (a) peningkatan kompetensi dan professional kepala sekolah (c) mengaktif MGMP dan mengikutikan guru pada kegiatan workshop dan seminar kewirausahaan (e) melibatkan siswa secara aktif pada kegiatan kewirausahaan (f) membangun kerjasama dengan pemerintahan dan DUDI (h) Implementasi makna TRISIPA (sipakatau yakni saling memotivasi sipakalebbi yakni apresiasi prestasai sipakaingen yakni saling percaya) (i) Memberdayakan tanaman endemik (j) Kerja kolaboratif eksplorasi ide-ide kratif dan motivator (k) Mengoptimalkan dialog dan mengedepankan demokratis serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap personil sekolah. Pendayagunaan faktor-faktor pendukung eksternal yaitu (a) pendekatan persuasif kepada peserta didik untuk mengajak berpartisipasi secara aktif dalam kewirausahaan (b) membentuk kelompok belajar (c) Membangun kerjasama mutualisme menyakinkan orang tua mengenai prospek program kewirausahaan (d) Mengaktifkan teaching factory (TEFA) dan memenuhi fasilitas sesuai kebutuhan (e) Menyerap pengetahuan dan menyalurkan ke peserta didik budi daya bibit kakao menjadikan biji kakao menjadi produk baru sebagai lokasi prakerin Faktor-faktor penghambat terdiri atas faktor-faktor penghambat internal yaitu (a) belum tersedial modal tetap (b) masih rendahnya minat siswa (c) ketersedian sarana prasarana dalam skala besar (d) lokasi sekolah kurang strategis (e) miskomunikasi antara kepala sekolah dengan teamwork guru dengan guru. Faktor-faktor penghambat eksternal yaitu (a) lingkungan pergaulan siswa yang mempengaruhi minat berwirausaha (b) anggapan miris orang tua mengenai kewirausahaan (c) miskomunikasi orang tua dengan tim kewirasuahaan dan tim kewirausahaan dengan pihak penyedia bantuan serta tim kewirausahaan dengan mitra. Sementara pendayagunaan faktor-faktor penghambat internal yaitu (a) menumbuhkan keyakinan tim work melalui sikap berani seorang pimpinan (b) membangun komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kota/Kabupaten mengenai kebijakan dan bantuan program kewirausahaan (c) menjalin kemitraan dan menumbuhkan harmonisasi kerja (d) menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri peserta didik. Pendayagunaan faktor-faktor penghambat eksternal yaitu (a) Membangun keyakinan kapasitas dan kapabilitas dalam program kewirausahaan (b) mengaktifkan peran komite sekolah dan pelibatan orang tua secara aktif (c) Membangun koordinasi dengan penyedia bantuan. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada (1) Bagi pihak penyelenggara Sekolah Menengah Kejuruan khususnya kepala sekolah agar (a) kepala sekldah sudah memiliki kewajiban untuk mendayagunakan kecakapan hidup yang dimiliki sehingga mampu mengembangkan sumberdaya sekolah khususnya peserta didik sehingga menjadi individu yang cakap dan mandiri dalam menghadapi dinamika kehidupan (b) kepala sekolah mengimplementasikan wawasan kewirausahaan kepala sekolah demi menciptakan inovasi ide kewirausahaan sekolah kepala sekolah membentuk budaya kerja yang pantang menyerah serta membentuk motivasi yang tinggi dalam bekerja (c) kepala sekolah menyusun rancangan strategi kepemimpinan yang terstruktur dan terkoodinir mulai dari perencanaan pelaksanaan dan evaluasi program kewirausahaan (d) kepala sekolah memperkuat dan memberdayakan secara maksimal dukungan terhadap program kewirausahaan yang ada di internal sekolah maupun dukungan dari luar sekolah (e) kepala sekolah menyusun alternative pilihan kegiatan untuk menanggulangi penghambat perkembangan program kewirausahaan. (2) Bagi pendidik agar (a) senantiasa pro-aktif mendukung peran pimpinan dalam implementasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah (b) meningkatkan kemampuan mengajar dan kemampuan vokasi dalam membentuk peserta didik yang memiliki kecakapan berwirausaha. (3) Bagi pihak mitra agar berkontribusi dalam hal bantuan bibit dan alat serta berbagi ilmu dan pengalaman dengan maksud pengembangan program kewirausahaan yang menjadikan peserta didik memiliki kecakapan berwirausaha. (4) Bagi Kepala Dinas Pendidikan hendaknya memperhatikan program kepemimpinan kewirausahaan sekolah dan pengembangan kecakapan hidup peserta didik melalui dukungan bantuan dan kebijakan.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Administrasi Pendidikan (AP) > S3 Manajemen Pendidikan
Depositing User: library UM
Date Deposited: 31 Aug 2022 04:29
Last Modified: 16 Dec 2022 03:58
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/271820

Actions (login required)

View Item View Item