Pemerolehan bunyi bahasa pada anak adhd dengan latar belakang bilingual / Aburizal Sadam Habibi - Repositori Universitas Negeri Malang

Pemerolehan bunyi bahasa pada anak adhd dengan latar belakang bilingual / Aburizal Sadam Habibi

Habibi, Aburizal Sadam Habibi (2022) Pemerolehan bunyi bahasa pada anak adhd dengan latar belakang bilingual / Aburizal Sadam Habibi. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemerolehan bunyi bahasa serta distribusinya dan pola deviasi yang terjadi pada anak yang diketahui menderita ADHD. Pada umunya pemerolehan bunyi bahasa anak mengalami tahap yang sama dan yang membedakan hanya kecepatan pemerolehannya. Namun hal ini berbeda dengan anak yang bernama Aza. Kemampuan pemerolehan bahasa yang dimliki Aza terasa begitu lambat. Pada saat Aza berusia sekitar 1 mdash 2 tahun akhir Aza masih belum mampu mengucapkan satu kata dengan benar dan terkadang tidak memahami perkataan dari orang lain. Tidak memahami perkataan orang lain ini dapat dilihat ketika Aza diberikan suatu perintah sederhana tetapi Aza tidak merespon atau justru merespon sesuatu yang berbeda dengan yang diperintahkan. Sementara itu anak yang seusia dengan Aza yang bernama Jesika sudah mampu mengucapkan kalimat sederhana yang maknanya sudah bisa dipahami meskipun tidak dengan bunyi yang sempurna. Mengetahui permasalahan yang diderita oleh Aza kemudian orang tua Aza membawa Aza ke sebuah sekolah terapi guna membantu mengetahui permasalahan yang diderita oleh Aza. Pada saat dilakukan diagnosis diketahui bahwa Aza menderita gangguan fokus dan juga hiperaktif atau biasa disebut Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD merupakan suatu kelainan perkembangan yang terjadi pada masa anak dan dapat berlangsung sampai masa remaja. gangguan bahasa seperti SLI (Speech of Language Impairment) sering dialami oleh anak yang memiliki gejala seperti ADHD. SLI merupakan gangguan bahasa yang mencakup pemahaman dan/atau produksi bahasa lisan maupun berupa simbol tulisan. Gangguan-gangguan tersebut dapat berupa fonologi morfologi sintaksis semantik dan pragmatik. Meskipun gangguan atau keterlambatan berbicara bukanlah kriteria utama dalam diagnosis ADHD tetapi beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar anak-anak yang memiliki gangguan dalam hal komunikasi adalah anak-anak penyandang ADHD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pemerolehan bahasa pada anak berkebutuhan khusus. Sesuai dengan tujuan tersebut perihal yang akan dideskripsikan meliputi (1) pemerolehan bunyi vokal dan distribusinya pada anak ADHD (2) pemerolehan bunyi konsonan dan distribusinya pada anak ADHD serta (3) pola deviasi bunyi pada anak ADHD. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Studi kasus pada penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki secara langsung dengan latar belakang alamiah dan memusatkan perhatian pada pemerolehan serta perkembangan bahasa anak berkebutuhan khusus. Jenis penelitian ini menggunakan metode berupa pancingan dan alami. Penelitian ini menggunakan desain longitudinal dengan subjek penelitian hanya pada satu anak. Desain longitudinal digunakan karena penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Data penelitian ini berupa bunyi distribusi bunyi dan pola deviasi bunyi yang diucapkan oleh anak ADHD dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Jawa pada usia 4 mdash 9 tahun. Sumber data penelitian ini adalah ujaran bahasa Indonesia dan/atau bahasa Jawa seorang anak yang diketahui menderita down syndrome disertai ADHD yang bernama Putri Ayu Nisa rsquo u Syifa Fauziah (Aza) yang diteliti sejak berusia 4 tahun hingga 9 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerolehan bunyi bahasa pada anak ADHD dengan latar belakang bilingual masih memiliki banyak penyimpangan. Penyimpangan ini terjadi karena adanya gangguan fokus serta penyimpangan perilaku hiperaktif. Pemerolehan bunyi vokoid lebih dahulu diperoleh secara lengkap dibandingkan kontoid. Pada periode pertama Aza sudah mampu menguasai enam bunyi vokal yang terealisasi menjadi delapan vokoid [i e epsilon a u o ]. Sementara itu pada periode kedua dan ketiga bunyi vokal yang terealisasi menjadi sepuluh vokoid [i I e epsilon a u U o ]. Selain itu Aza menguasai 18 fonem konsonan bahasa Indonesia yang terealisasi menjadi kontoid hambat [p b t d k j g ] nasal [m n ] frikatif [s h] afrikatif [c j] dan lateral [I]. Akan tetapi di antara bunyi tersebut masih ada bunyi yang masih fluktuatif. Bunyi yang masih fluktuatif tersebut meliputi kontoid frikatif [s] dan kontoid lateral [l]. Sementara itu Aza belum menguasai 5 fonem konsonan bahasa Indonesia yaitu fonem frikatif /f/ /v/ /z/ /x/ dan trill /r/. Aza juga sudah mampu menguasai distribusi bunyi vokal dan konsonan sesuai dengan tuturan orang dewasa. Di sisi lain gangguan berbicara dan berbahasa yang diderita Aza dapat berbentuk deviasi bunyi. Ada lima pola deviasi bunyi yang terjadi pada Aza mulai pada periode pertama hingga ketiga. Kelima pola deviasi bunyi tersebut meliputi pola simplifikasi pola delisi pola adisi pola fusi dan pola kombinasi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 24 Oct 2022 04:29
Last Modified: 09 Sep 2022 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/271752

Actions (login required)

View Item View Item