Penerapan belajar kooperatif model jigsaw dalam pembelajaran konsep sistem urinaria berbasis pengalaman langsung untuk meningkatkan aktivitas individu dan kelompok serta hasil belajar di SMAN 10 Malang / Rini Ika Agustiningsih - Repositori Universitas Negeri Malang

Penerapan belajar kooperatif model jigsaw dalam pembelajaran konsep sistem urinaria berbasis pengalaman langsung untuk meningkatkan aktivitas individu dan kelompok serta hasil belajar di SMAN 10 Malang / Rini Ika Agustiningsih

Agustiningsih, Rini Ika (2009) Penerapan belajar kooperatif model jigsaw dalam pembelajaran konsep sistem urinaria berbasis pengalaman langsung untuk meningkatkan aktivitas individu dan kelompok serta hasil belajar di SMAN 10 Malang / Rini Ika Agustiningsih. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar guru harus mampu mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Apabila guru tidak pandai mencari cara dan strategi yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar maka kemungkinan besar siswa enggan menerima pelajaran atau siswa akan merasa bosan terhadap mata pelajaran tersebut. Sehingga proses belajar tidak akan berjalan secara efektif. Umumnya kondisi siswa pada masing-masing kelas sangat beragam. Keragaman ini diantaranya perbedaan agama jenis kelamin kemampuan akademik dan karakter siswa. Kondisi seperti ini merupakan suatu kesulitan bagi guru dalam mengelola pelajaran. Perbedaan karakter siswa dalam proses belajar mengajar sering menimbulkan kesenjangan antara siswa yang satu dengan yang lainnya sehingga mereka cenderung membentuk kelompok dengan teman sebaya yang mempunyai kesamaan pandangan. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah tersebut. Nurhadi dan Senduk (2004 61) menarik kesimpulan tentang pembelajaran kooperatif sebagai berikut Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Menurut Susanto (1999 5) Belajar biologi bukan sekedar usaha untuk mencari dan mengumpulkan pengetahuan tentang makhluk hidup melainkan juga usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap 2 ketrampilan berpikir serta meningkatkan ketrampilan untuk menjalankan metode ilmiah dalam bidang biologi. Oleh karena itu dalam pelajaran biologi sebaiknya siswa mengalami langsung/melakukan pengamatan secara langsung baik melalui demonstrasi praktikum maupun melakukan kegiatan eksperimen. Kegiatan tersebut menyebabkan siswa aktif mencari informasi guna memecahkan masalah yang dihadapinya baik secara individual maupun kelompok. Menurut Susanto (1999 36) Lingkungan Belajar individualistik adalah lingkungan belajar dimana siswa bekerja dengan kecepatannya sendiri dan dengan caranya sendiri. Siswa mengembangkan pemahaman yang kuat tentang tanggung jawab individual. Menurut Barba dalam Susanto (1999 36) belajar kooperatif (cooperative learning) adalah strategi pembelajaran kelompok kecil yang digunakan untuk 1) meningkatkan kemampuan akademik melalui kolaborasi kelompok 2) memperbaiki hubungan antara siswa yang berbeda latar belakang etnik dan kemampuannya 3) mengembangkan ketrampilan untuk memecahkan masalah melalui kelompok 4) mendorong proses demokrasi di kelas. Jadi pengalaman belajar kooperatif mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajar membentuk mau menerima perbedaan dengan sesamanya dan memperbaiki interaksi dengan siswa yang memiliki latar belakang etnik yang berbeda. Pembelajaran koperatif memiliki berbagai model pembelajaran antara lain model STAD (Student Teams Achievment Divisions) Jigsaw GI (Group Investigation) Numbered Head Together dan Think Pair Share. 3 Peneliti melakukan observasi awal sebanyak 2 kali. Observasi pertama pada hari Senin tanggal 16 Februari 2009 peneliti mengadakan wawancara dengan guru bidang studi Biologi kelas XI sehingga diperoleh informasi yaitu jumlah guru Biologi di SMAN 10 Malang ada 3 orang 2 orang mengajar Biologi kelas X dan XI secara team teaching dan 1 orang mengajar kelas XII. Jumlah kelas XI ada 3 kelas dengan jumlah siswa 36 XI-IPA 1 37 XI-IPA 2 36 XI-IPA 3. Berdasarkan hasil observasi didapatkan informasi metode yang digunakan Guru Biologi kelas XI adalah tanya jawab pemberian tugas ceramah kerja kelompok. Pada observasi kedua pada hari Kamis tanggal 19 Februari 2009 peneliti mengadakan wawancara dengan siswa sehingga diperoleh informasi tentang metode pembelajaran yang digunakan oleh guru bidang studi adalah tanya jawab kerja kelompok dan ceramah. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan terdapat beberapa hal yang peneliti temukan antara lain 1. siswa kurang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru karena strategi pembelajaran yang digunakan guru selama ini kurang bervariasi. 2. ada siswa yang membentuk kelompok bermain sendiri (membentuk suatu geng) 3. saat diberi tugas oleh guru dan guru tidak ada di kelas ada beberapa siswa laki-laki yang bermain kartu remi. 4. ada siswa yang mengantuk terutama pada jam terakhir. 5. ada siswa melamun (memikirkan hal yang bukan pelajaran biologi). 6. ada siswa yang mengobrol saat guru memberi penjelasan. 4 7. evaluasi yang digunakan sudah berupa assesmen autentik yaitu evaluasi siswa ditinjau dari 3 aspek (kognitif afektif dan psikomotor) tetapi guru tidak optimal dalam melakukannya. 8. guru memberikan tugas kepada siswa tetapi sering tidak dinilai sehingga siswa tidak tahu dimana kesalahannya. 9. metode belajar yang digunakan oleh guru kurang bervariasi yaitu ceramah tanya jawab diskusi. 10. soal ulangan harian yang diberikan guru berupa tes pilihan ganda sehingga banyak siswa yang nilai hasil belajarnya dibawah SKM. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 10 Malang karakteristik kelas XI IPA 3 dan kelas XI IPA 2 relatif sama. Refleksi sebelum tindakan dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagai berikut 1. strategi pembelajaran yang kurang bervariasi dan monoton membuat siswa banyak yang mengobrol dan kurang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan. Oleh karena itu untuk dapat lebih mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar biologi perlu dilakukan variasi dalam proses belajar mengajar misalnya dengan belajar kooperatif model Jigsaw. 2. soal ulangan pilihan ganda menyebabkan siswa hasil belajarnya banyak yang dibawah SKM. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar dapat menggunakan soal esai. 3. saat siswa diberi tugas tanpa ada guru menyebabkan siswa laki-laki bermain kartu remi. Sebaiknya ketika guru tidak di kelas guru dapat meminta bantuan guru piket untuk menjaga kelas. 5 4. proses pembelajaran pada jam terakhir menyebabkan siswa mengantuk. Sebaiknya guru memberikan tugas kepada siswa tersebut. 5. guru memberikan tugas kepada siswa tetapi tidak dinilai menyebabkan siswa tidak tahu dimana kesalahannya. Sebaiknya guru selalu menilai setiap tugas yang diberikan kepada siswa. 6. evaluasi yang digunakan sudah berupa assesmen autentik yaitu evaluasi siswa ditinjau dari 3 aspek (kognitif afektif dan psikomotor) tetapi guru tidak optimal dalam melakukannya menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Belajar kooperatif masih belum optimal penerapannya guru masih kesulitan dalam menentukan model pembelajaran yang efektif mengorganisasi materi mengorganisasi siswa dan menyiapkan bahanbahan yang diperlukan siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian untuk dapat lebih mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar biologi perlu dilakukan variasi dalam proses belajar mengajar misalnya dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Penulis menerapkan salah satu model dalam belajar kooperatif yaitu belajar kooperatif model Jigsaw. Alasan pemilihan model pembelajaran ini karena didalam metode setiap siswa mempunyai peran dalam kelompoknya. Peran timbul karena masing-masing siswa memiliki materi tertentu yang berbeda dengan anggota lainnya sehingga akan ada ketergantungan informasi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lainnya. Setiap siswa dituntut untuk dapat bersikap kooperatif baik ketika berperan sebagai anggota dalam kelompok 6 ahli maupun sebagai anggota dalam kelompok asal karena keberhasilan individu akan mempengaruhi keberhasilan kelompok. Namun walaupun siswa merupakan subjek utama dalam belajar kooperatif model Jigsaw guru masih mempunyai peran penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk menyiapkan materi yang akan dipelajari serta tes yang akan diberikan secara individual sehingga dalam proses belajar kooperatif model Jigsaw ini guru dan siswa sama-sama memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Beberapa penelitian yang relevan menunjukkan bahwa Jigsaw dapat meningkatkan Hasil belajar. 1. Anwar. 2005. Penerapan pembelajaran model Jigsaw dapat meningkatkan proses dan hasil belajar ilmu kimia. 2. Sutiyani. 2008. Pembuatan peta konsep melalui pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar bilogi siswa kelas XI IPA 1 SMA Laboratorium UM. 3. Utami Sri. 2008. Penerapan belajar kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA-3 di SMAN 7 Malang. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penerapan Belajar Kooperatif Model Jigsaw Dalam Pembelajaran Konsep Sistem Urinaria Berbasis Pengalaman Langsung di SMA Negeri 10 Malang untuk Meningkatkan Aktivitas Individual dan Kelompok serta Hasil Belajar .

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S1 Biologi
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 23 Oct 2009 04:29
Last Modified: 09 Sep 2009 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/27129

Actions (login required)

View Item View Item