Wardani, Aulia Fitri (2016) Pengaruh pemberian ekstrak sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) terhadap kadar IL-2 mencit (Mus musculus) model rheumatoid arthritis / Aulia Fitri Wardani. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
ABSTRAK Wardani Aulia Fitri. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz Pav.) terhadap Kadar IL-2 Mencit (Mus Musculus) Model Rheumatoid Arthritis. Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Abdul Gofur M.Si (II) Siti Imroatul Maslikah S. Si. M. Si. Kata Kunci Ekstrak Sirih Merah IL-2 Rheumatoid Arthtritis Rheumatoid Arthtritis (RA) merupakan penyakit autoimun yang menyerang persendian. Penyakit RA ditandai dengan radang sinovial kerusakan struktur jaringan sendi atrofi otot dan penipisan tulang. Pada RA terjadi proses inflamasi yang menyebabkan produksi beberapa sitokin yang salah satunya adalah Interleukin-2 (IL-2). Pengobatan RA yang menggunakan DMARDs dan NSAIDs menyebabkan efek samping sehingga diperlukan terapi herbal untuk pengobatan RA. Terapi herbal yang digunakan salah satunya menggunakan tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz Pav.). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak sirih merah terhadap penurunan kadar IL-2 mencit model RA yang diinduksi CFA. Pengukuran kadar IL-2 dilakukan dengan menggunakan indirect ELISA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan hewan coba mencit (Mus musculus) yang dibagi menjadi 6 perlakuan yaitu normal RA aspirin ekstrak sirih merah dengan dosis 100mg/kg BB 200mg/kg BB dan 400mg/kg BB. Masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari 4 ekor mencit sebagai ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi ekstrak sirih merah dari ketiga perlakuan secara signifikan (P 0 05) menurunkan kadar IL-2. Dosis 200mg/kg BB dapat menurunkan IL-2 paling besar yaitu sebesar 148 pg/ml. Peningkatan dosis atau konsentrasi jika semakin tinggi maka seharusnya terjadi peningkatan aktivitas antiinflamasi tetapi ternyata pada dosis 400 mg/kg BB justru terjadi penurunan aktivitas antiinflamasi. Hal ini disebabkan karena peningkatan dosis justru menyebabkan pelepasan histamin secara langsung dari mast cell sehingga mengakibatkan pembuluh darah menjadi lebih permeable terhadap cairan plasma selain itu peningkatan dosis juga menyebabkan kadar antioksidan meningkat. Antioksidan berlebih justru menurunkan aktivitas inflamasi dengan mengganggu pada aktifitas sel-sel imun terhadap infeksi serta dapat terjadi kerusakan DNA.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) > Departemen Biologi (BIO) > S1 Biologi |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 27 Jan 2016 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2016 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/26721 |
Actions (login required)
View Item |