Isyqi, Mohammad Tibyan (2022) Kekerasan antar-pemeluk islam di Sumenep 1998 / Mohammad Tibyan Isyqi. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Pada penghujung era Orde Baru Indonesia diwarnai oleh kekerasan-kekerasan antar-suku antar-agama atau kekerasan yang bermotif kepercayaan. Di Sumenep Madura terdapat kekerasan yang terjadi antara kelompok yang sama-sama mengklaim sebagai muslim Sunni. Kiai Supardi seorang pendatang yang secara cepat menjadi terkenal mengisiasi majelis zikir yang dinamai Wali Songo Akbar pada awal tahun 1990-an. Pada tahun 1998 Pondok Pesantren Wali Songo Akbar dirusak dan dibakar massa kemudian para pengikut Kiai Supardi menuntut tanggung jawab dengan menculik kiai lokal yang berujung pada bentrokan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan deskripsi dan analisis tentang perjalanan kelompok Wali Songo Akbar yang berujung pada kekerasan yang terjadi di tahun 1998. Penelitian ini ditulis dengan menggunakan metode sejarah. Metode sejarah memiliki lima tahap yaitu pemilihan topik heuristik (pengumpulan sumber tertulis sumber lisan dan foto) kritik (internal maupun eksternal) interpretasi (analisis dan sintesis) dan historiografi. Hasil dari metode tersebut merupakan rekonstruksi yang terdiri dari fakta deskripsi dan kesimpulan atas apa yang terjadi di masa lampau. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi masyarakat Sumenep yang agamis dengan kiai sebagai elit masyarakat menjadi salah satu faktor perkembangan kegiatan keislaman di Sumenep. Kedua terdapat individu-individu berpengaruh di dalam Wali Songo Akbar yang dikeluarkan oleh Supardi yang kemudian menimbulkan ketidakstabilan pada Wali Songo Akbar dan berujung pada tuduhan-tuduhan sesat yang tidak pernah terbukti kebenarannya. Tuduhan-tuduhan tersebut menjadi faktor perusakan Pesantren Wali Songo Akbar sebelum adanya kekerasan yang terjadi di tahun 1998 di Sumenep. Berdasarkan hasil penelitian ini kekerasan di Indonesia seringkali dikatakan lumrah karena adanya legitimasi sosial dan penyerang yang tidak teridentifikasi. Legitimasi sosial timbul salah satunya dengan cara meliyankan pihak lain dan membuat pihak ini terletak di posisi yang tidak sama dengan kita. Sedangkan penyerang yang tidak teridentifikasi menjadikan sebuah kekerasan tidak pernah memiliki konsekuensi hukum positif.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | ?? ?? |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial (FIS) > Departemen Sejarah (SEJ) > S1 Ilmu Sejarah |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 27 Jul 2022 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2022 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/265147 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |