Model performansi akademik Mahasiswa ditinjau dari kontrol diri dan efikasi diri dengan mediator emosi dan engagement / Moesarofah - Repositori Universitas Negeri Malang

Model performansi akademik Mahasiswa ditinjau dari kontrol diri dan efikasi diri dengan mediator emosi dan engagement / Moesarofah

Moesarofah (2021) Model performansi akademik Mahasiswa ditinjau dari kontrol diri dan efikasi diri dengan mediator emosi dan engagement / Moesarofah. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Pendidikan tinggi menjadi pertimbangan utama dalam kehidupan seorang siswa. Pendidikan berperan penting dalam perolehan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidup. Sementara itu DaCosta Hanurawan Atmoko Hitipeuw dan Hidayah (2017) Farooq Chaudhry Shafiq dan Berhanu (2011) serta Febrilia dan Warokka (2011) berpendapat bahwa pendidikan yang berkualitas mengarah pada capaian performansi akademik.Selama ini penelitian performansi akademik banyak dihubungkan dengan faktor kognitif dasar seperti fungsi eksekutif atensi memori pemahaman verbal maupun pemrosesan informasi (Rasberry dkk 2011). Beberapa bukti empiris mendukung peran faktor kognitif sebagai prediktor valid performansi akademik di perguruan tinggi (Komarraju Ramsey dan Rinella 2013 Lynn amp Vanhanen 2012 Von Stumm Hell amp Chamorro-Premuzic 2011). Namun beberapa ahli tidak sependapat bila aspek kognitif yang diindikasikan dengan IPK atau nilai akademik menjadi satu-satunya indikator dari performansi akademik di perguruan tinggi (Cred eacute dan Kuncel 2008 Taber dan Hackman 1976). Menguatkan pendapat di atas McAbee Oswald dan Connelly (2014) memberikan pandangan yang lebih sistematis bahwa performansi akademik merupakan perilaku akademik yang mencakup multidimensi meliputi perilaku intelektual interpersonal dan intrapersonal. Perilaku intelektual berkaitan dengan upaya untuk menguasai prinsip-prinsip umum dari suatu pengetahuan melalui pembelajaran yang berkelanjutan. Perilaku intrapersonal berkaitan dengan kesejahteraan psikologis untuk terlibat aktif dalam lingkungan skolastik dan penyelesaian berbagai kesulitan. Sedangkan perilaku interpersonal berkaitan dengan keterbukaan diri untuk membangun hubungan interpersonal dengan orang lain khususnya memahami dinamika sosial dalam situasinya. Lebih lanjut pengukuran performansi akademik di perguruan tinggi dengan berbagai stressor yang mengiringi tidak cukup dilakukan hanya menekankan pada dimensi kognitif seperti nilai akademik atau IPK. Sebaliknya perlu dimensi lain yang mempertimbangkan berbagai usaha yang telah ditempuh mahasiswa termasuk pertumbuhan dan perkembangan mahasiswa dalam capaian pembelajaran tersebut. Faktanya nilai akademik atau IPK tinggi tidak akan berarti tanpa disertai kekuatan intrapersonal dan interpersonal dalam kehidupan akademik di perguruan tinggi. Tantangan terbesar performansi akademik juga berkaitan dengan kualitas pendidikan. Performansi akademik siswa di jenjang pendidikan menengah sebagai salah satu prediktor kuat dari performansi akademik di perguruan tinggi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Performansi akademik berskala internasional (PISA) dari siswa-siswa Indonesia menunjukkan hasil yang stagnan dan jauh di bawah rata-rata (Argina dkk. 2017 Maksum amp Khory 2020). Selain itu kualitas pendidikan di Indonesia juga dapat ditunjukkan dari rata-rata hasil SBM-PTN yang diikuti 1.6 juta siswa setiap tahun yang mana hasilnya hanya sekitar 25% yang dinyatakan murni lulus untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Fenomena ini linier dengan isu putus kuliah di perguruan tinggi yang masih ditemui setiap tahun seperti yang dipublikasikan dalam statistik perguruan tinggi. Lebih lanjut hasil evaluasi PISA tahun 2018 tentang rendahnya rata-rata performansi akademik siswa Indonesia ditemukan bahwa pola pikir individual dari dua pertiga peserta Indonesia bersifat fixed mindset (Kasih 2021). Dengan demikian isue ini menyiratkan pentingnya penelitian performansi akademik dari perspektif perbedaan individual. Beberapa penelitian terdahulu tentang model performansi akademik ditunjukkan melalui beberapa penelitian berikut. Pertama model produktivitas Walberg (1981) mengemukakan bahwa tiga faktor yakni bakat (kemampuan perkembangan dan motivasi) pengajaran (kuantitas dan kualitas) dan lingkungan (rumah kelas teman sebaya dan televisi) merupakan prediktor dari performansi akademik. Namun Haertel Walberg dan Weinstein (1983) memberikan penekanan yang luas pada seting pengajaran di kelas dengan membandingkan beberapa model psikologi tentang performansi akademik dari Carroll Cooley-Leinhardt Bloom Harnischfeger-Wiley Gagne dan lainnya yang secara umum menekankan pada proses pedagogi yang dilakukan guru di kelas dan peranan penting faktor kognitif untuk memahami tujuan pengajaran di kelas. Kedua Model struktural performansi akademik dari McAbee Oswald dan Connelly (2014) bersifat bifaktor menghubungkan performansi akademik di perguruan tinggi dengan prediktor kepribadian sebagai variabel laten. Ketiga model struktural performansi akademik di perguruan tinggi dari Maksum dan Khory (2020) menjelaskan tentang performansi akademik di perguruan tinggi berdasarkan prediktor iklim akademik pola berpikir dan rasa ingin tahu. Model teoritis menjelaskan bagaimana performansi akademik terbentuk melalui tradisi berpikir dan rasa ingin tahu yang kuat serta iklim belajar yang kondusif. Pola berpikir dalam penelitian Maksum tergolong dalam konstruk motivasi yang berorientasi pencapaian akademik seperti penelitian yang dikembangkan penulis. Namun variabel eksogen yang disusun mengarah pada aspek psikososial tentang keharmonisan hubungan antara mahasiswa dan dosen yang diistilahkan dengan ldquo iklim belajar rdquo sementara itu variabel eksogen dalam penelitian yang dikembangkan penulis mengarah pada kekuatan personal mahasiswa yakni kontrol diri dan efikasi diri. Keempat model performansi akademik dari Siddiq Gochyyev dan Valls (2020) berkaitan dengan prediktor engagement dan ketrampilan perilaku akademik. Variabel penelitian Siddiq Gochyyev dan Valls (2020) mempunyai kesamaan dengan variabel laten yang digunakan oleh penulis yakni variabel engagement efikasi diri dan kontrol diri yang menggambarkan konstruk motivasi. Variabel eksogen dalam penelitian Siddiq Gochyyev dan Valls (2020) mencakup variabel engagement yang terdiri dari tiga dimensi perilaku kognitif dan emosi (Fredricks Blumenfeld amp Paris 2004) dan variabel ketrampilan perilaku akademik mencakup tiga dimensi efikasi diri ketrampilan sosial dan kontrol diri. Mempertimbangkan variabel manifes efikasi diri dan kontrol diri dari variabel laten ketrampilan perilaku akademik penulis mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut penulis efikasi diri dan kontrol diri kurang tepat bila difungsikan sebagai variabel manifes mengingat keduanya secara teoritis menggambarkan konstruk yang luas yang mana masing-masing memiliki dimensi untuk menggambarkan variabel efikasi diri maupun kontrol diri. Sebaliknya efikasi diri dan kontrol diri dalam pemodelan yang disusun oleh penulis berfungsi sebagai variabel laten eksogen. Dari uraian di atas menyiratkan bahwa konstruk performansi akademik dalam memahami perilaku akademik belum banyak dikaji secara sistematis dan komprehensif sehingga dalam penelitian disertasi ini penulis berminat mengembangkan konstruk performansi akademik dalam ranah psikologi pendidikan melalui pemodelan struktural menekankan pada variabel nonkognitif dalam konteks pembelajaran mahasiswa yang berbeda secara individual. Tujuan penelitian adalah membuat model struktural performansi akademik pada mahasiswa dengan kontrol diri efikasi diri sebagai variabel eksogen dan variabel emosi engagement sebagai mediator. Model performansi akademik dalam penelitian ini dilandasi oleh teori kognitif sosial dari Bandura. Pertimbangan dipilih teori kognitif sosial karena lebih relevan dalam menjelaskan perilaku performansi akademik melalui interaksi sistem sosial secara eksternal dan faktor internal dalam memotivasi dan mengatur perilaku individu. Keberadaan individu melekat secara sosial begitu pula karakter personalnya melebur melalui interaksi sosial (Bandura 2012 Honicke amp Broadbent 2016 Schunk amp Parajes 2002 Vuong Brown-Welty amp Tracz 2010). Metode Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun kedua (2018) di Perguruan Tinggi Swasta yang berlokasi di Surabaya dengan pertimbangan karakteristik mahasiswa tahun kedua terbukti mampu bertahan dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri lebih baik daripada mahasiswa di tahun pertama. Sedangkan responden penelitian dipilih dari bidang ilmu sosial dalam hal ini diwakili oleh mahasiswa jurusan psikologi dan ekonomi karena ilmu sosial cenderung ada di setiap di perguruan tinggi di Surabaya dan jumlah mahasiswanya lebih banyak daripada ilmu sains sehingga peluang responden untuk terlibat dalam penelitian lebih besar dan bisa merepresentasikan karakteristik mahasiswa secara keseluruhan. Lebih lanjut untuk memperoleh derajat keterwakilan penelitian ini menggunakan cluster random sampling di mana peneliti membentuk beberapa cluster wilayah perguruan tinggi di Surabaya secara random dan terpilih beberapa perguruan tinggi mewakili cluster meliputi (1) wilayah Surabaya Pusat diwakili oleh Universitas Katholik Widya Mandala (2) Surabaya Timur diwakili oleh Universitas Tujuh Belas Agustus dan (3) Universitas Muhammadiyah (4) Surabaya Barat diwakili oleh Universitas Ciputra dan (5) Surabaya Selatan diwakili oleh Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Setelah terpilih kelompok mahasiswa mewakili cluster kemudian dipilih atribut yang homogen yakni mahasiswa program S1 ilmu sosial yang diwakili dari disiplin ilmu psikologi dan manajemen. Total sampel penelitian berjumlah 413 mahasiswa. Pengukuran penelitian meliputi 5 skala adaptasi yaitu skala performansi akademik dari McAbee Oswald dan Connely (2014) skala singkat self control dari Tangney dkk (2004) inventori efikasi diri di perguruan tinggi dari Solberg dkk (1993) versi singkat kuesioner emosi akademik untuk orang Filipina dari Pekrun et al. (2011) dan inventori student engagement dari Fredericks et al. (2004). Sebelum kuesioner digunakan di lapangan kuesioner diujicobakan pada mahasiswa tahun kedua prodi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Guru PAUD dan Akuntansi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Selanjutnya data dianalisis menggunakan SEM-LISREL. Berdasarkan hasil uji goodness of fit menunjukkan model performansi akademik memiliki indeks goodness of fits (1) Nilai Chi square 350.29 dengan p-value 0.077 ge 0.05 sehingga disimpulkan good fit (2) Nilai RMSEA 0.017 le 0.08 sehingga disimpulkan good fit (3) Nilai GFI 0.94 ge 0.90 sehingga disimpulkan good fit dan (4) Nilai AGFI 0.93 ge 0.90 sehingga disimpulkan good fit. Berdasarkan kombinasi berbagai ukuran kecocokan tersebut secara umum disimpulkan bahwa model akhir performansi akademik mahasiswa secara keseluruhan adalah good fit atau sesuai dengan data empirik. Hal ini membuktikan bahwa kontrol diri efikasi diri emosi dan engagement berkontribusi terhadap performansi akademik. Hasil Hasil pengujian unidimensionalitas konstruk melalui analisis faktor konfirmatori untuk variabel performansi akademik secara konseptual dikonstruk oleh 11 indikator dengan indikator dominan rasa ingin tahu untuk menemukan pengetahuan baru sebagai pembentuk variabel. Variabel kontrol diri secara konseptual dikonstruk oleh 2 indikator dengan indikator dominan pendisiplinan sebagai pembentuk variabel. Variabel efikasi diri dikonstruk oleh 3 indikator dengan indikator dominan keyakinan akan penguasaan materi sebagai pembentuk variabel. Variabel emosi dikonstruk oleh 8 indikator di mana kecemasan dalam batas ambang normal merupakan indikator dominan pembentuk variabel. Begitu pula variabel engagement dikonstruk oleh 3 indikator dengan indikator dominan investasi psikologis sebagai pembentuk variabel. Hipotesis mayor penelitian ini adalah Model performansi akademik mahasiswa ditinjau dari kontrol diri efikasi diri dengan mediator emosi dan engagement . Hasil uji model SEM secara keseluruhan menunjukkan bahwa model teoritik yang dibangun yakni performansi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh kontrol diri efikasi diri dengan mediator emosi dan engagement terbukti didukung oleh data empiris (goodness of fit model). Kriteria fit pada model membuktikan bahwa performansi akademik tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor kognitif seperti nilai akademik dan indeks prestasi kumulatif yang selama ini digunakan dalam dunia akademik maupun penelitian. Hal ini sesuai fakta ketika mahasiswa hanya mengandalkan logika kognitif tanpa disertai penguatan ketrampilan intrapersonal dan interpersonal maka mereka akan terjebak dalam pemikiran yang tidak berujung. Selain itu temuan empiris menunjukkan bahwa kontrol diri tidak memberikan pengaruh langsung terhadap performansi akademik. Kegagalan kontrol diri terhadap performansi akademik didukung oleh teori deplesi ego dari Baumeister dkk (1998) di mana deplesi ego menjadi salah satu faktor kegagalan kontrol diri. Fenomena deplesi ego yakni pengerahan energi psikis pada tugas pertama akan membawa efek penurunan energi untuk tugas berikutnya menyerupai paradigma dual task (Baumeister 2016 Martela F. DeHaan C.R. Ryan 2016). Efikasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap performansi akademik. Kajian ini dapat dijelaskan melalui teori efikasi diri dari Bandura (1994) bahwa efikasi diri menentukan bagaimana individu berpikir merasakan bertindak dan memotivasi diri sendiri dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Emosi memiliki efek mediasi yang signifikan terhadap hubungan antara kontrol diri terhadap performansi akademik. Kajian ini dapat dijelaskan dari teori kontrol diri dari Tangney Baumeister dan Boone (2004) bahwa kontrol diri merupakan salah satu fungsi adaptasi psikologis yang kuat. Agar kontrol diri dapat bertahan dalam imbalan yang bernilai jangka panjang dibutuhkan mediator emosi positif untuk menahan impuls atau mengesampingkan respon individual agar sejalan dengan tujuan nilai-nilai dan harapan sosial (Baumeister Vohs amp Tice 2007 Schmeichel amp Vohs 2009). Emosi memiliki efek mediasi yang signifikan terhadap hubungan antara kontrol diri terhadap engagement. Kajian ini dapat dijelaskan melalui teori kontrol nilai dari Pekrun (2006) bahwa kontrol diri merupakan anteseden dari emosi akademik yang berperan menjadi penggerak untuk terlibat atau menjauh dari situasi akademik. Emosi senang menghubungkan mahasiswa untuk menerapkan strategi regulasi diri dan keterlibatan mendalam pada tugas-tugas secara mengalir (flow) tanpa mempertimbangkan waktu dan energi yang telah dikeluarkan. Sebaliknya emosi negatif menghubungkan aktivitas yang membosankan dan sikap apatis (Pekrun 2006 Pekrun Goetz Titz amp Perry 2002). Emosi memiliki efek mediasi yang signifikan terhadap hubungan antara efikasi diri terhadap performansi akademik. Hasil kajian ini dapat dijelaskan melalui teori efikasi diri dari Bandura (1994) yang mengemukakan bahwa individu yang mempunyai pandangan efektif akan menumbuhkan minat intrinsik dan perasaan senang dalam berbagai aktivitas. Sebaliknya individu yang meragukan kemampuannya akan menghindari tugas-tugas sulit yang mereka anggap sebagai ancaman personal yang akan melemahkan komitmennya dalam mengejar tujuan akademik yang diinginkan. Engagement memiliki efek mediasi yang signifikan terhadap hubungan antara efikasi diri terhadap performansi akademik. Engagement sebagai mediator efikasi diri dan performansi akademik dikemukakan oleh S aacute nchez-Cardona et al. (2012) yang mana engagement merupakan keadaan pikiran yang memuaskan ditandai dengan semangat dedikasi dan kemampuan menyerap informasi. Semangat dan dedikasi diprediksi dapat menurunkan aksi dan niat untuk putus kuliah. Sehingga mahasiswa dengan semangat lebih baik akan memiliki harapan yang lebih baik pula mengenai studinya sebaliknya mahasiswa yang kurang berdedikasi memiliki keinginan lebih tinggi untuk pindah studi. Kebaruan Kebaruan dari penelitian ini adalah terbentuknya model performansi akademik mahasiswa di perguruan tinggi dari berbagai prediktor nonkognitif yang mengarah pada psikologi positif. Psikologi positif merupakan gerakan untuk meningkatkan kekuatan dan kebajikan personal agar mampu mempertahankan optimisme dalam kehidupan akademik dan bertahan dalam kondisi sulit. Dengan demikian peranan psikologi positif seperti kontrol diri efikasi diri emosi positif dan keterlibatan akademik menjadi pilar dari performansi akademik. Selain itu ada pergeseran perspektif dari peranan atribut kognitif ke arah atribut nonkognitif dalam performansi akademik menunjukkan bahwa kesuksesan akademik tidak cukup dicapai melalui kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif tanpa didukung kemampuan nonkognitif akan mengarah pada kondisi psikologis yang tidak seimbang yang termanifes dalam karakteristik negatif. Implikasi Konsekuensi dari kehidupan akademik di perguruan tinggi yang complicated menuntut pengukuran perfomansi akademik dilakukan secara berkelanjutan selama masa studi. Pengukuran hendaknya disusun tidak sekedar dari nilai akademik tetapi juga mempertimbangkan aspek pertumbuhan mahasiswa yang lain seperti kepemimpinan kemandirian keterlibatan akademik integritas resiliensi maupun kompetensi lain yang mendukung kesuksesan akademik. Dengan demikian hal ini akan membuat fair bagi mahasiswa dan meningkatkan motivasi akademik untuk berusaha lebih tekun. Selain itu terkait variabel kecemasan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kehidupan akademik di perguran tinggi tidak lepas dari kecemasan. Objek atau kejadian apapun di lingkungan perguruan tinggi cenderung menimbulkan reaksi emosi termasuk kecemasan. Reaksi kecemasan dalam arti positif dapat berfungsi sebagai energi positif namun kecemasan secara kronis akan menghambat kesuksesan akademik dan berdampak negatif pada kesehatan fisik maupun psikologis mahasiswa. Dengan demikian agar kecemasan dapat dikontrol dan emosi positif dapat dipertahankan perlunya mahasiswa melakukan penilaian kognitif yang bermakna tentang situasi akademik apapun dengan fokus pada kegiatan yang sedang dikerjakan dan disiplin diri untuk mengesampingkan berbagai distraktor Keterbatasan Ada banyak variabel nonkognitif yang dapat mempengaruhi performansi akademik selain dari variabel prediktor dalam penelitian. Misalnya sifat kepribadian (conscientiousness) motivasi dukungan sosial ataupun kebijakan-kebijakan dari pemerintahyang bisa dieksplorasi lebih lanjut untuk memperkaya hasil penelitian berikutnya. Berkaitan dengan sampel penelitian pengambilan data hanya memilih satu perguruan tinggi untuk mewakili masing-masing wilayah Surabaya dengan disilplin ilmu sosial (psikologi dan ekonomi). Sementara itu jumlah perguruan tinggi di masing-masing kluster wilayah yang memiliki disiplin ilmu sosial ada banyak jumlahnya. Sementara itu pengumpulan data melalui skala yang dibagikan secara online menyebabkan kemungkinan respon bias yang lebih besar bagi responden. Artinya ketika responden kurang memahami item pernyataan dalam skala yang dibagikan maka informasi yang diberikan tidak menunjukkan pendapat responden yang sebenarnya. Saran Model struktural performansi akademik ini merupakan wacana teoritis tentang performansi akademik di perguruan tinggi melalui berbagai prediktor personal positif. Mengacu dari teori kognitif sosial sebagai dasar dari penelitian ini model perfomansi akademik seharusnya tidak dibentuk berdasarkan variabel personal saja melainkan perlu memasukkan variabel eksternal seperti dukungan sosial yang turut membentuk perilaku akademik mahasiswa. Berkaitan dengan desain penelitian performansi akademik yang bersifat cross-sectional sehingga hasil yang diperoleh bisa disebabkan faktor kebetulan. Agar metodologi penelitian di ranah psikologi semakin berkembang maka perlunya elaborasi variabel penelitian dengan memanfaatkan data penelitian sebelumnya ke arah desain longitudinal atau desain penelitian yang berbeda. Selain itu program pendidikan sejak tahun pertama hendaknya sudah diarahkan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa secara seimbang di ranah kognitif berkaitan dengan kegiatan perkuliahan ranah interpersonal berkaitan dengan keterlibatan interpersonal dalam komunitas kampus maupun intrapersonal berkaitan dengan pengembangan keterampilan meta-kognitif.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Psikologi (FPsi) > Departemen Psikologi (PSi) > S3 Psikologi Pendidikan
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 31 Mar 2021 04:29
Last Modified: 09 Sep 2021 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/263429

Actions (login required)

View Item View Item