Respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas / Trisna Andarwulan - Repositori Universitas Negeri Malang

Respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas / Trisna Andarwulan

Andarwulan, Trisna (2021) Respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas / Trisna Andarwulan. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Komunikasi akan berjalan lancar bila antarpenutur dan mitra tutur dapat saling memahami maksud satu sama lain. Kondisi ini tentu berbeda dengan yang dihadapi oleh anak autis. Anak autis memiliki kecenderungan defisit ekspresif. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kajiannya pada respons tuturan ekspresif siswa autis. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi wujud dan strategi penyampaian respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas. Penelitian ini dilakukan di SLB Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif dengan jenis penelitian pragmatik. Lima siswa yang digolongkan dalam kelas akademik diamati dalam penelitian ini. Pengambilan data dilakukan selama dua semester yakni semester genap tahun ajaran 2017/2018 dan ganjil tahun ajaran 2018/2019. Data penelitian ini adalah elisitasi data verbal yang berupa satuan-satuan lingual gramatikal dan satuan-satuan lingual media interaksi tuturan lisan siswa autis yang berupa kata dan kalimat yang disertai konteks tuturan. Pencatatan lapangan dan wawancara dilakukan untuk mendukung data utama. Unit data dianalisis secara interpretatif dengan berfokus pada respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas. Hasil penelitian merujuk pada fokus penelitian meliputi tiga hal. Pertama fungsi respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas. Fungsi respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas dapat dilihat pada empat tindak tutur yaitu konstatif direktif komisif dan acknowledgements. Fungsi respons tuturan ekspresif siswa autis dalam tindak konstatif dapat dibedakan menjadi 10 fungsi yaitu (1) menolak (2) menginformasikan (3) menegaskan (4) menyangkal (5) memprotes (6) menyetujui (7) mempertanyakan (8) menebak (9) mengadu dan (10) membalas. Fungsi respons tuturan ekspresif siswa autis dalam tindak direktif dapat dibedakan menjadi 3 fungsi yaitu (1) melarang (2) memerintah dan (3) menentang. Fungsi respons tuturan ekspresif siswa autis dalam tindak komisif yaitu fungsi mengancam. Fungsi respons tuturan ekspresif siswa autis dalam tindak acknowledgements dapat dibedakan menjadi 6 fungsi yaitu (1) mengeluh (2) menyangsikan (3) menunjukkan sikap malu (4) menunjukkan sikap takut (5) menunjukkan sikap marah dan (6) menunjukkan sikap senang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa fungsi respons tuturan ekspresif siswa autis dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan adanya wujud respons tuturan yang direpresentasikannya. Tidak semua siswa mampu menunjukkan fungsi-fungsi pada keempat tindak tutur konstatif direktif komisif dan acknowledgements Kedua wujud respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas. Wujud respons tuturan ekspresif siswa autis meliputi pernyataan pertanyaan dan perintah. Ketiga wujud respons tersebut diklasifikasikan berdasarkan partikel dan intonasi. Berdasarkan partikelnya wujud respons tuturan ekspresif pernyataan siswa autis dibedakan atas partikel nggak/tidak yes/iya dan oke. Wujud respons pernyataan siswa autis berdasarkan intonasi dapat dibedakan atas intonasi datar/netral pada kalimat pernyataan yang terdiri atas 1 mdash 6 kata intonasi datar/netral pada kalimat pernyataan yang terdiri atas 1 mdash 3 kata yang terjeda. Wujud respons pertanyaan siswa autis berdasarkan partikelnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pemarkah kata tanya dan partikel lsquo ya rsquo lsquo masak rsquo . Wujud respons pertanyaan siswa autis berdasarkan intonasi dapat diidentifikasi menjadi 4 pola yaitu intonasi naik pada suku kata terakhir pemarkah kata tanya intonasi naik pada suku kata awal/tengah pemarkah kata tanya intonasi naik pada suku kata awal/tengah dalam kata terakhir tuturan yang terdiri atas 1 mdash 5 kata dan intonasi naik pada suku kata terakhir dalam kata terakhir tuturan yang terdiri atas 1 mdash 5 kata. Wujud respons tuturan ekspresif perintah siswa autis berdasarkan partikel dapat dibedakan menjadi 2 yaitu partikel lsquo yang rsquo dan lsquo kalau rsquo . Wujud respons tuturan ekspresif perintah siswa autis berdasarkan intonasi dapat dibedakan menjadi 4 pola yaitu intonasi naik/penegasan pada tuturan yang terdiri atas 1 kata intonasi naik/penegasan diikuti partikel pada tuturan yang terdiri atas 2 mdash 6 kata intonasi naik/penegasan diikuti kata suruhan pada tuturan yang terdiri atas 2 kata dan intonasi naik/penegasan diikuti kata larangan pada tuturan yang terdiri atas 2 mdash 5 kata. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tidak semua siswa mampu merespons secara ekspresif wujud tuturan yang berupa pernyataan pertanyaan dan perintah. Wujud pernyataan merupakan wujud tuturan yang paling banyak dilakukan oleh siswa autis. Ketiga strategi penyampaian respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas. Penyampaian respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas dilakukan dengan 14 strategi yang meliputi (1) menggunakan tuturan penolakan (2) menggunakan tuturan yang diulang (3) menggunakan permintaan (4) mengulur waktu (5) mengubah pernyataan (6) menggunakan tuturan ancaman (7) menirukan tuturan (8) menggunakan seruan (9) menjawab secara asal-asalan (10) menggunakan variasi intonasi (11) menggunakan penjelasan (12) menggunakan pertanyaan (13) memainkan peran dan (14) menunjukkan kejujuran. Temuan penelitian menunjukkan bahwa bahwa fungsi dan wujud yang telah direpresentasikan dapat disampaikan melalui pemilihan strategi yang beragam. Sebagian besar siswa autis menyampaikan strateginya secara langsung namun terdapat pula siswa yang menyampaikan strateginya secara tidak langsung. Beragam respons tuturan ekspresif siswa autis terhadap tuturan guru dalam interaksi kelas dapat menjadi acuan guru dalam mengidentifikasi kompetensi maupun defisit berbahasa tiap siswa autis untuk dilakukan intervensi dan dirancang strategi pengajarannya. Guru dapat mengembangkan strategi guna mengembangkan tuturan ekspresif siswa autis sesuai dengan fungsi dan wujud tindak tutur ekspresif yang diproduksi siswa autis.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S3 Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 18 Jan 2021 04:29
Last Modified: 09 Sep 2021 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/263310

Actions (login required)

View Item View Item