Konstruk konseling sutasoma: studi hermeneutika emansipatoris pada Kakawin Sutasoma Karya Mpu Tantular / Fifi Khoirul Fitriyah - Repositori Universitas Negeri Malang

Konstruk konseling sutasoma: studi hermeneutika emansipatoris pada Kakawin Sutasoma Karya Mpu Tantular / Fifi Khoirul Fitriyah

Fitriyah, Fifi Khoirul (2021) Konstruk konseling sutasoma: studi hermeneutika emansipatoris pada Kakawin Sutasoma Karya Mpu Tantular / Fifi Khoirul Fitriyah. Doctoral thesis, Universitas Negeri Malang.

Full text not available from this repository.

Abstract

Multikulturalisme dalam hampir setengah abad ini telah memengaruhi perkembangan dunia bimbingan dan konseling. Meskipun pelaksanaan konseling berbasis indigenous masih sangat minim dibandingkan dengan konseling barat namun efektivitas konseling indigenous telah teruji sejak beberapa dekade yang lalu. Penelitian-penelitian tentang konseling indigenous di Indonesia juga sedang berkembang cukup pesat saat ini terbukti dengan banyak peneliti yang mengangkat tema tentang konseling indigenous dari berbagai wilayah Indonesia. Namun di antara penelitian-penelitian yang ada penelitian tentang konseling indigenous cenderung berfokus pada budaya tertentu sehingga belum ada yang mengkaji budaya bangsa Indonesia secara utuh sebagai satu kesatuan konseling. Tujuan penelitian ini adalah menciptakan pendekatan konseling baru bermuatan indigenousitas bangsa Indonesia yakni Konseling Sutasoma berdasarkan penelitian hermeneutika emansipatoris pada Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Konseling Sutasoma merupakan salah satu konseling indigenos khas Indonesia yang memiliki konstruk yang mewakili keberagaman bangsa Indonesia yang mana memiliki 1.340 suku bangsa dengan 300 kelompok etnik. Kisah perjalanan spirtual Pangeran Sutasoma merupakan inspirasi terbentuknya konstruk-konstruk Konseling Sutasoma. Metode penelitian ini adalah menggunakan pendekatan hermeneutika emansipatoris Paul Ricoeur dengan mengikuti enam tahapan analisis yakni (1) teks (2) objektivasi struktur (3) memaknai simbol-simbol dalam teks (4) membandingkan temuan dengan referensi yang sesuai (5) membandingkan temuan dengan bidang ilmu lain yang relevan dan (6) terciptanya makna baru yakni konstruk Konseling Sutasoma. Dada primer penelitian ini adalah teks Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang diterjemahkan oleh Dwi Woro Retno Mastuti dan Hastho Bramantyo pada tahun 2009 diterbitkan oleh Komunitas Bambu Kota Depok Jawa Barat. Hasil penelitian ini menemukan enam preposisi Konseling Sutasoma. Pertama Temuan konstruk hakikat manusia dalam Konseling Sutasoma adalah sebagai berikut (1) mencari jati diri (2) makhluk bebas (3) menyatu dengan alam semesta dan (4) berbeda-beda namun sebenarnya sama. Kedua konstruk pribadi sehat dan tidak sehat dalam Konseling Sutasoma disimbolkan berdasarkan watak para tokoh yang ada dalam Kakawin Sutasoma. Pribadi sehat adalah pribadi yang memiliki kebajikan-kebajikan berikut yakni cinta kasih (maitri) belas kasih (karuna) gembira melihat kebahagiaan makhluk lain (mudita) dan keseimbangan batin (upeksa). Sedangkan pribadi tidak sehat adalah tiga dosa yakni keserakahan (lobha) kebencian (dwesa) dan kebodohan batin (moha). Ketiga tujuan konseling dijelaskan melalui tujuan yang hendak dicapai oleh Pangeran Sutasoma dalam perjalanannya. Kecenderungan tujuan yang menjadi orientasi Pangeran Sutasoma adalah tujuan spiritual yang disebut sunyata. Lebih lanjut tujuan konseling dalam Konseling Sutasoma didefinisikan sebagai berikut (1) melakukan kebajikan (2) menuju kebebasan dan kedamaian dan (3) meningkatkan kesempurnaan. Keempat profil ideal konselor adalah kriteria konselor dalam Konseling Sutasoma yang ideal hal ini didasarkan pada karakter tokoh Pangeran Sutasoma dan juga penulisnya yakni Mpu Tantular. Penelitian menunjukkan bahwa kualitas konselor mempengaruhi keberhasilan tujuan konseling. Profil ideal konselor berdasarkan pemaknaan pada Kakawin Sutasoma adalah (1) pandai (2) berwibawa (3) idealis dan (4) bijaksana. Kelima hubungan konseling dalam Konseling Sutasoma adalah hubungan yang terjadi antara Pangeran Sutasoma dengan para muridnya. Adapun temuan hubungan konseling dalam konteks Konseling Sutasoma adalah sebagai berikut (1) adanya komitmen (2) Konselor memiliki posisi lebih tinggi dari konseli dan (3) empati. Keenam teknik konseling dalam Konseling Sutasoma adalah sebagai berikut (1) mengalihkan kekuatan kearah kebajikan (2) memasuki alam pikiran konseli untuk mengarahkan pada perilaku positif (3) cinta kasih dan belas kasih dan (4) Dharana yakni menyatu dengan ilahi. Implikasi praktis penelitian ini selanjutnya adalah adanya penelitian yang mengembangkan model-model Konseling Sutasoma diberbagai jenjang satuan pendidikan mulai dari SD SMP SMA SMK hingga Perguruan Tinggi. Urgensi penelitian ini adalah menjadi solusi atas kelemahan-kelemahan konseling indigenous sebelumnya yang cenderung berfokus pada budaya-budaya tertentu saja atau cenderung tidak dapat diterapkan secara general kepada komunitas budaya yang berbeda. Pendekatan ilmiah yang kokoh dalam perumusan konstruk Konseling Sutasoma turut serta memperkuat esensi ilmiah konseling indigenous yang selama ini banyak diragukan para ahli.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: ?? ??
Divisions: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) > Departemen Bimbingan dan Konseling (BK) > S3 Bimbingan dan Konseling
Depositing User: library UM
Date Deposited: 11 May 2021 04:29
Last Modified: 09 Sep 2021 03:00
URI: http://repository.um.ac.id/id/eprint/263235

Actions (login required)

View Item View Item