Widiawati, Siska (2022) Hegemoni kekuasaan dalam tuturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI / Siska Widiawati. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.
Full text not available from this repository.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hegemoni kekuasaan dalam tuturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (a) hegemoni kekuasaan dalam tuturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui penggunaan fitur kebahasaan (b) hegemoni kekuasaan dalam tuturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui praktik kewacanaan konsumsi teks (c) hegemoni kekuasaan dalam tuturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui praktik sosiokultural. Penelitian ini dilakukan bertolak pada kepemimpinan NAMyang dari awal telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan para stakeholder pendidikan sehingga apa pun perubahan yang akan dicanangkan oleh NAM akan memberikan efek positif dan dapat diterima sebagai sesuatu yang wajar (common sense) oleh masyarakat. Hal tersebut dapat memicu terjadinya praktik hegemoni kekuasan. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki secara kritis terkait praktik hegemoni kekuasaan dalam bentuk penggunaan bahasa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata dan kalimat dalam tuturan NAM selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diperoleh dari hasil transkripsi video yang diunduh dari laman YouTube Kemendikbud RI. Selain itu penelitian ini juga menggunakan data berupa teks yang berkaitan dengan konsumsi teks dan praktik sosiokultural yang diperoleh dari hasil penelusuran pada situs internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Penelitian ini menggunakan orientasi teoritis analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Fairclough. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada kerangka analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Fairclough. Analisis data terdiri atas enam tahapan meliputi (1) identifikasi data (2) pengodean data (3) klasifikasi data (4) penyajian data (5) interpretasi data dan (6) eksplanasi. Berdasarkan analisis data terhadap tuturan Mendikbud NAM dan data yang diperoleh dari hasil penelusuran pada situs internet ditemukan beberapa hal berikut yakni (a) fitur kebahasaan yang digunakan untuk merepresentasikan hegemoni kekuasaan meliputi metafora modalitas kalimat modus kalimat kalimat aktif-pasif dan pronomina persona (b) konsumsi teks (1) kebijakan Merdeka Belajar yang meliputi pihak organisasi pendidikan pemerintahan dan orang tua siswa (2) kebijakan Kampus Merdeka yang meliputi mahasiswa pihak kampus dan pemerintahan (3) kebijakan Penyaluran dan Penggunaan Dana BOS yang meliputi pihak sekolah organisasi pendidikan dan pemerintahan dan (4) kebijakan Program Organisasi Penggerak yang meliputi organisasi masyarakat organisasi pendidikan dan pemerintahan dan (c) praktik sosiokultural digunakan oleh Mendikbud NAM untuk merepresentasikan hegemoni kekuasaan meliputi konteks situasional konteks institusional dan konteks sosial masyarakat. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai hegemoni kekuasaan dalam tuturan Mendikbud NAM maka diperoleh simpulan sebagai berikut. Hegemoni yang direpresentasikan melalui fitur kebahasaan menunjukkan hegemoni dengan cara persuasi artinya Mendikbud NAM menghegemoni dengan cara yang halus tanpa adanya kekerasan. Beliau melakukan hal itu untuk mendapatkan empati dari masyarakat. Selain terobosannya dalam bidang transportasi beliau juga dikagumi karena cara bicaranya yang dinilai efektif ringan dan mudah dipahami. Dengan demikian masyarakat khususnya para stakeholder pendidikan mendukung kebijakan yang dicanangkan. Konsumsi teks yang dilakukan oleh para pihak-pihak yang bersangkutan dengan teks menunjukkan hegemoni integral karena sebagian besar pihak pihak tersebut khususnya para stakeholder pendidikan mendukung dan menerima kebijakan-kebijakan yang dicanangkan oleh Mendikbud NAM. Selain itu Mendikbud NAM memanfaatkan konteks situasional konteks institusional dan konteks sosial masyarakat agar mendapatkan penerimaan dari masyarakat sehingga hegemoni kekuasaan berjalan dengan baik. Selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI NAM memiliki jabatan yang dapat membuat dirinya mempunyai kapasitas dalam melakukan praktik hegemoni kekuasaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Mendikbud NAM melakukan hegemoni kekuasaan agar memiliki pengaruh sehingga dapat dalam menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Berdasarkan temuan penelitian saran yang direkomendasikan dalam penelitian ini sebagai berikut. Bagi pembaca melalui penelitian ini diharapkan kepada pembaca agar lebih jeli dalam mengonsumsi teks seorang pemimpin karena seseorang yang memiliki jabatan kerap kali mempraktikkan hegemoni kekuasaan untuk menjalankan tugasnya agar memiliki pengaruh. Jadi tidak bisa dipungkiri hegemoni kekuasaan dapat disalahgunakan oleh pemimpin untuk kepentingan politik. Dengan demikian diharapkan masyarakat agar lebih kritis dan selektif dalam memahami tuturan seorang pemimpin yang pada dasarnya tidak selalu berpihak pada masyarakat. Bagi pengajar bahasa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar bagi dosen atau guru bahasa Indonesia dalam memberikan materi kewacanaan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi peneliti berikutnya dalam mengembangkan penelitian yang sejenis serta dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lain yang lebih kreatif dan lebih mendalam.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sastra (FS) > Departemen Sastra Indonesia (IND) > S2 Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | library UM |
Date Deposited: | 31 May 2022 04:29 |
Last Modified: | 09 Sep 2022 03:00 |
URI: | http://repository.um.ac.id/id/eprint/262954 |
Actions (login required)
View Item |